Suara Kasih: Tekad Tak Tergoyahkan

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News

Judul Asli:

 

Memiliki Tekad Tak Tergoyahkan Serta Giat Melatih Diri

 

Mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam atas jasa guru
Mengungkapkan rasa rindu yang mendalam kepada guru
Berkumpul di kampung halaman batin
Menyediakan air minum dan pakaian untuk para tentara di Thailand
Memliki tekad tak tergoyahkan serta giat melatih diri

Saat mendengar kalian menyanyikan lagu Tzu Chi yang berjudul “Sebiji Kacang Merah”, saya pun berkata bahwa lagu tersebut merupakan lagu yang paling berkesan di hati insan Tzu Chi Malaysia. Ketulusan hati dalam mengenang jasa guru, kerinduan mereka pada saya, saya telah merasakannya.

Beberapa hari lalu, kita berkumpul untuk bersama-sama mewujudkan ikrar dan dikukuhkan sebagai anggota Tzu Chi. Meski semua orang meneteskan air mata, namun saya mengetahui bahwa kalian menangis karena merasa bahagia. Bodhisatwa sekalian, kalian semua adalah murid saya yang baik. Insan Tzu Chi yang berada di Malaysia sangat giat dalam mempraktikkan misi amal dan budaya humanis pencapaiannya sangat cemerlang. Begitu juga dengan misi pendidikan. Mereka telah membawakan sukacita kepada kita. Baik misi amal, pendidikan, budaya humanis, kalian melakukannya dengan sangat baik. Meski saya belum bisa mendirikan misi kesehatan di Malaysia, namun saya bisa melihat kalian juga bisa memerhatikan orang sakit maupun orang yang menderita di sana. Bagi yang mesti ke rumah sakit ataupun memerlukan obat, kalian akan menyediakannya.

 

Insan Tzu Chi Malaysia telah bersungguh hati dalam menjalankan empat misi Tzu Chi. Penderitaan di dunia ini sangatlah banyak. Terutama beberapa tahun ini. Bencana datang silih berganti. Malaysia sungguh dipenuhi berkah karena termasuk aman dan sentosa. Karena itu, saat berada dalam kondisi aman kita harus senantiasa memanjatkan syukur. Selain bersyukur, kita juga harus giat. Kita harus menghargai berkah setelah melihat penderitaan orang lain. Kita harus banyak menghargai berkah dan menciptakan berkah.

 

Kita dapat ambil Thailand sebagai contoh. Dalam bencana banjir kali ini, insan Tzu Chi dari Malaysia juga mengulurkan tangannya untuk membantu. Saat itu, saya sangat mengkhawatirkan kondisi Thailand. Suatu hari, saya mendengar laporan bahwa sekitar 50.000 tentara Thailand demi melindungi Kota Bangkok, mereka menimbun kantong pasir di tengah genangan air tanpa minum. Saya sungguh tak sampai hati mendengarnya. Tuan Chen selaku Ketua Pelaksana Tzu Chi di Thailand bertanya kepada saya, “Master, bisakah kami memperoleh air minum dari Malaysia?” Kebetulan saat itu Ji Yu ada di samping saya. Saya pun memintanya untuk segera menghubungi insan Tzu Chi Malaysia apakah bisa mengirimkan air minum ke Thailand. Ia pun segera menelepon tanpa berkata apa pun. Ia langsung berkata, ”Iya.”

Mereka menyiapkan lebih dari 100.000 botol air ke dalam 3 kontainer yang berukuran 40 kaki dan mengirimkannya langsung dari Malaysia. Setelah beberapa hari, saya juga mendengar pimpinan dari Asosiasi Istri Tentara Thailand yang berkata bahwa karena para tentara menimbun kantong pasir di tengah genangan air, seluruh badan mereka basah kuyup. Mereka naik ke atas untuk mengeringkan bajunya dan turun lagi ke air setelah bajunya kering. Ia berkata, para istri tentara tidak tega melihat keadaan suaminya. Karena itu mereka pun meminta bantuan kepada Tzu Chi bisakah menyediakan 50.000 potong pakaian tentara kepada mereka agar para tentara memiliki pakaian ganti yang kering setelah naik ke atas.

 

Menempatkan diri pada posisi orang lain, tentunya kita merasa tak sampai hati. Karena ini merupakan kebutuhan mendesak, Tzu Chi pun segera menyetujuinya. Karena jarak Malaysia dan Thailand tak jauh, saya pun meminta kepada Ji Yu untuk segera menghubungi Kantor Cabang Tzu Chi di Malaysia bisakah bergegas mengumpulkan 50.000 potong pakaian untuk para tentara. Ji Yu pun segera menghubungi insan Tzu Chi Malaysia. Sorenya mereka pun berkata bahwa baju telah terkumpul dan akan segera dikemas dalam kontainer.

 

Saya sangat bersyukur karena tidak ada bencana di Malaysia. Karenanya, insan Tzu Chi setempat bisa membantu negara lain yang tertimpa bencana. Insan Tzu Chi Malaysia telah mencapainya. Empat unsur alam bisa berjalan selaras dan negara aman sentosa, inilah yang harus kita syukuri setiap hari.

Kita harus tahu berkah dan menghargai berkah. Yang terpenting adalah terus menciptakan berkah. Kalian paling bisa mengerti isi hati saya. Saat saya memulai sebuah kalimat, kalian dapat menyempurnakan kalimat itu. Kalian sungguh mengerti saya. Sebagai insan Tzu Chi, saat berada dalam kondisi aman dan selamat, kita harus banyak menciptakan berkah. Menciptakan berkah memang penting, namun kita juga harus mengejar kebijaksanaan. Kebijaksanaan bisa diperoleh dari Dharma. Saya yakin selama lebih dari 2 tahun ini kalian telah banyak mempelajari Dharma. Ajaran Jing Si adalah giat mempraktikkan jalan kebenaran. Sedangkan Mazhab Tzu Chi adalah Jalan Bodhisatwa dunia. Kita harus terjun bersumbangsih ke masyarakat karena itu adalah ladang pelatihan spiritual kita. Buddha mengajarkan kepada kita untuk bisa menjadi praktisi Buddhis, terlebih dahulu kita harus menjernihkan batin dan mengembangkan cinta kasih kita.

Buddha memiliki hati yang lapang seluas jagad raya untuk merangkul semua makhluk di dunia ini. Kalian sangat mendengarkan perkataan saya. Kita harus memiliki hati yang lapang. Kita harus memiliki batin yang hening dan jernih dan tekad yang luhur. Batin yang hening dan lapang tersebut bukan hanya untuk diucapkan saja namun kita yang harus mencapai tingkatan itu. Karena itu, dalam interaksi antarsesama, kita harus saling mengasihi dan mendukung. Saat bertemu dengan orang yang tak ada hubungan apa pun dengan kita melihat ia menderita kita merasa tak tega, secara otomatis, kita pun pergi menghibur dan menolongnya. Mengapa kalian bisa berbuat demikian? Inilah sebersit niat bajik. Inilah hati Buddha. Jadi, kita harus belajar menghargai dan mengasihi semua makhluk dengan setara.

Pemikiran ini harus tertanam dalam jiwa. Karena telah memiliki tekad yang tak tergoyahkan dan tekad yang luhur, kita harus mempertahankannya hingga masa tak terhingga. Jadi, mulai sekarang kita harus kembali kepada hakiki Kebuddhaan yang murni dan menaati Dharma. Kita harus menjadikan hati Buddha sebagai hati kita sendiri. Saya berterima kasih atas dedikasi kalian semua. Saya juga telah melihat semua sumbangsih insan Tzu Chi Malaysia. Kita harus terus gigih berjalan ke depan. Bila jalan itu benar, teruslah berjalan! Bila hal itu benar, lakukan saja! Kalian bisa menyambung perkataan saya. Kalian semua adalah murid saya yang pengertian. Semoga keinginan kalian tercapai dan lebih giat lagi menapaki jalan Bodhisatwa. Saya mendoakan kalian semua. Diterjemahkan oleh: Karlena Amelia. 

 

 


Artikel Terkait

Mengenang Gempa dengan Rasa Syukur

Mengenang Gempa dengan Rasa Syukur

06 Oktober 2010 Pada tanggal 30 September 2010, pagi hari suasana di Kota Padang sangat sunyi dan sepi. Untuk memperingati gempa yang terjadi tepat satu tahun yang lalu, seluruh masyarakat Kota Padang mengadakan doa bersama di tempat-tempat ibadah seperti di Tempat Pemakaman Umum Bungus Teluk Kabung, pukul 08.30 WIB pagi.
Bantuan Bencana Banjir Desa Jak Luay

Bantuan Bencana Banjir Desa Jak Luay

31 Mei 2022

Relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas Xie Li Kalimantan Timur 2 menyalurkan bantuan untuk warga terdampak banjir di Desa Jak Luay, Kecamatan Muara Wahau.

Suara Kasih: Menyadari Ketidakkekalan Hidup

Suara Kasih: Menyadari Ketidakkekalan Hidup

26 November 2012 Selain itu, genangan air dan terpaan angin ribut juga mengakibatkan banyak orang kehilangan tempat tinggal. Melihat rumah mereka yang rusak parah, kita sungguh merasa tak berdaya.
Orang yang berjiwa besar akan merasakan luasnya dunia dan ia dapat diterima oleh siapa saja!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -