Suara Kasih: Teladan di Dunia Medis

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

Menjadi Teladan dalam Dunia Medis serta Saling Berbagi Pengalaman

      

Saling berinteraksi dengan damai dan penuh pengertian demi melenyapkan bencana
Saling membantu dan saling mengasihi serta selalu menciptakan berkah
Bertekad menjadi dokter terampil untuk memberi manfaat bagi dunia
Menjadi teladan dalam dunia medis serta saling berbagi pengalaman

 

 

Setiap detik berlalu dengan sangat cepat tanpa meninggalkan jejak. Akan tetapi, ketidakselarasan yang terjadi di tengah dunia ini adakalanya meninggalkan luka yang sangat besar. Entah kapan keadaan bumi bisa kembali seperti semula. Lihatlah ketidaktenteraman di Suriah yang telah berlangsung lebih dari 1 tahun. Hingga kini, aksi kebangkitan dunia Arab masih terus mendatangkan keresahan serta memicu peperangan yang berkepanjangan. Penderitaan warga setempat sungguh tak terkira. Sebuah masalah kecil telah memicu konflik di berbagai negara.

Hal ini bagaikan air beriak yang terus meluas. Seiring berjalannya waktu, konflik telah meninggalkan luka mendalam. Korban jiwa dan korban luka sungguh sangat banyak. Hal ini hampir sama dengan bencana alam tanggal 11 Maret tahun lalu. Meski bencana telah lama berlalu, namun di sana masih banyak orang yang meninggal tanpa diketahui orang lain. Ini semua bergantung pada batin manusia. Jika batin manusia bisa lebih hangat, lebih perhatian terhadap sesama, lebih ramah, dan lebih memiliki cinta kasih, mungkin tragedi seperti ini tidak akan terus terjadi.

Demikian pula dengan Korea Utara. Tahun lalu, kita pernah membagikan bantuan beras bagi warga Korea Utara. Akan tetapi, beberapa bulan setelah itu, kita kembali melihat warga setempat  hidup di tengah kelaparan. Kita sungguh merasa tidak berdaya. Warga Korea Utara sangat memerlukan uluran tangan dari setiap orang di seluruh dunia. Dalam kehidupan ini, akibat masalah politik dan pemerintahan, kita selalu dapat melihat warga tidak berdosa menderita kelaparan. Saya sungguh tidak tega melihatnya.

Jika bisa saling membantu, saling mengasihi, serta menjalani hidup dengan aman dan tenteram, maka itulah berkah bagi manusia. Sesungguhnya, dini hari tadi, saya seperti merasakan gempa bumi. Entah kalian merasakannya.  ”Ada? ” tanya Master pada relawan. ”Ada getaran ringan,” jawab relawan. Beruntung tidak terjadi apa-apa dan semua orang selamat. Kita sungguh harus bersyukur. Terlebih lagi, saat melihat harapan bagi umat manusia.

”Setiap siswa kedokteran adalah benih yang penuh harapan. Saat terjun ke bidang medis, saya bersumpah untuk mendedikasikan diri sepenuh hati demi melayani umat manusia. Saya akan senantiasa menghormati dan berterima kasih kepada para guru saya. Kesehatan pasien adalah prioritas utama saya. Saya akan berusaha sekuat tenaga untuk menjaga nama baik dan tradisi luhur rumah sakit,” ujar salah seorang siswa kedokteran.

Beberapa hari lalu, para siswa kedokteran Tzu Chi kembali ke Griya Jing Si untuk mengucapkan sumpah dokter. Setelah mengenyam pendidikan selama 6 tahun, mereka kembali untuk diangkat sumpahnya. Selain mengucapkan sumpah, mereka juga bertekad untuk menakhodai perahu cinta kasih di tengah lautan medis demi menyelamatkan makhluk yang menderita. Mereka sangat paham bahwa kehidupan manusia penuh penderitaan. Perahu-perahu cinta kasih itu kini telah bergerak. Setiap orang bisa menjadi nakhoda.

Tekad mereka menyelamatkan makhluk yang menderita sungguh penuh harapan. Ada beberapa orang tua siswa yang datang dari luar negeri untuk menghadiri upacara ini. Mereka juga turut berbagi saat upacara pengangkatan sumpah. Keberhasilan seseorang tidak terletak pada nilai yang tinggi atau rendah, melainkan terletak pada kepribadiannya. Ini hanya bisa ditemukan dalam diri siswa kedokteran Tzu Chi. Jadi, teruslah melindungi kehidupan dan menjaga kesehatan semua orang dengan penuh cinta kasih.

Saya sering berkata bahwa  dunia ini tidak boleh kekurangan tim medis karena kesehatan, kebahagiaan, dan kehidupan manusia, semuanya bergantung pada tim medis. Setiap orang yang terlahir ke dunia pasti akan mengalami fase sakit. Sesungguhnya, kita sungguh beruntung karena bisa tumbuh dewasa dengan lancar dan memiliki tubuh yang sehat. Kita harus senantiasa bersyukur. Di dalam tubuh setiap orang pasti ada virus, bakteri penyakit, dan gen yang rusak. Singkat kata, mengingat bisa menjalani kehidupan dengan aman dan tenteram, kita sungguh harus menghargai tubuh kita ini.

Saat kita menderita penyakit, hanya tim medislah yang bisa membebaskan penderitaan kita. Lihatlah, di RS Tzu Chi Xindian, ada seorang ibu hamil yang berkewarganegaraan Myanmar. Saat bayinya berada di dalam kandungan, sang ibu didiagnosis menderita tumor otak yang terus membesar. Tumor otak tersebut kurang lebih sebesar bola bisbol. Saat itu, dia sudah mengandung 7 bulan. Dalam kasus seperti ini, keselamatan sang ibu atau bayi yang harus diselamatkan? Ini sungguh membutuhkan pertimbangan yang penuh welas asih dan kebijaksanaan. Pertimbangan ini harus dibuat dengan hati-hati. Di bagian tengah ini terdapat pembuluh vena yang penting. Risiko terbesar terletak pada pembuluh vena ini. Saat operasi berlangsung ada kemungkinan terjadi pendarahan besar.

Ibu itu datang berobat ke Rumah Sakit Tzu Chi. Berkat kesungguhan hati para dokter dan pendampingan serta perhatian seluruh staf medis, ibu dan bayi itu selamat. Seluruh staf di rumah sakit merasa sangat bahagia.” Saya sangat berterima kasih kepada para relawan dan staf medis, terutama kepada dr. Huang Kuo-feng. Saya sangat berterima kasih kepadanya karena dia membuat saya  menjadi lebih percaya diri. Saya yakin saya pasti bisa sehat kembali,” ujar si ibu. Demikian pula dengan para perawat. Para perawat dari RS Tzu Chi juga pergi ke Xiamen, Tiongkok untuk berbagi bahwa tugas tim medis tidak hanya berada di RS dan menunggu pasien datang, melainkan harus keluar rumah sakit untuk melakukan kunjungan kasih. Hal ini membuat perawat setempat merasa sangat tersentuh.

“Setelah 10 tahun menjadi perawat, saya merasa sedikit lelah, bahkan banyak mengeluh. Akan tetapi, setelah datang ke sini hari ini, saya merasa saya harus senantiasa memiliki cinta kasih, rasa syukur, dan rasa hormat di dalam hati. Dengan senantiasa bersyukur,  saya tidak akan merasa lelah,” ujar perawat itu.

Semoga teladan Tzu Chi di dalam dunia medis bisa tersebar ke seluruh dunia dan tidak hanya di Taiwan saja. Semoga setiap orang  bisa menciptakan berkah bagi dunia. Semoga setiap orang yang menderita penyakit bisa menerima perawatan yang sangat baik. Inilah harapan dari misi kesehatan Tzu Chi. Melihat harapan dan semangat misi kesehatan terus diwariskan dari generasi ke generasi, saya merasa sangat tersentuh. Keenam rumah sakit Tzu Chi memiliki cinta kasih universal yang sama dalam melindungi kesehatan manusia. Ini semua bisa tercapai berkat kerja sama yang harmonis dari para dokter dan perawat. Diterjemahkan oleh: Lourencia Lou.

 
 

Artikel Terkait

PAT 2023: Drama Parodi Musikal yang Menyentuh, Ajak Penonton Flashback Ke Masa Itu

PAT 2023: Drama Parodi Musikal yang Menyentuh, Ajak Penonton Flashback Ke Masa Itu

21 Januari 2024

Livia Tjin tak dapat menyembunyikan rasa harunya saat menyaksikan drama yang ditampilkan staf badan misi Tzu Chi Indonesia pada Pemberkahan Akhir Tahun 2023, Sabtu 20 Januari 2024. 

Kunjungan Kasih ke Panti Asuhan Beriku Hati Bersama Tzu Ching

Kunjungan Kasih ke Panti Asuhan Beriku Hati Bersama Tzu Ching

20 Juni 2022

Setelah sempat terhenti karena pandemi, Tzu Ching (Muda Mudi Tzu Chi) Tangerang kembali mengadakan kegiatan kunjungan kasih ke Panti Asuhan. Kegiatan yang bertema SarangHae (Sharing and Giving Happiness) ini diadakan pada 12 Juni 2022.

Sentuhan Lembut Keluarga Baru

Sentuhan Lembut Keluarga Baru

17 November 2017

Seminggu sekali, Weny selalu menyempatkan waktu untuk berkunjung ke Rusun Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng dan memberikan bantuan kepada para pasien penerima bantuan yang berasal dari luar Kota Jakarta. Salah satu blok di Rusun Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng memang dikhususkan sebagai rumah singgah bagi pasien Tzu Chi dari luar kota.

Setiap manusia pada dasarnya berhati Bodhisatwa, juga memiliki semangat dan kekuatan yang sama dengan Bodhisatwa.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -