Suara Kasih: Tetap Waspada Meski Berada Dalam Kondisi Tenteram
Jurnalis : DAAI TV, Fotografer : DAAI TV Judul Asli:
Cuaca dingin dan kebakaran hutan terjadi akibat kondisi iklim yang ekstrem Insan Tzu Chi mempersiapkan barang bantuan untuk membantu korban bencana | |||
Siklon Arktik mengakibatkan suhu udara di Mongolia Dalam, Tiongkok turun menjadi minus 46 derajat Celsius. Udara di sana sangat dingin dan tebalnya kabut mengakibatkan jarak pandangnya menjadi sangat pendek. Dari tayangan yang ada, kita bisa melihat rambut dan alis orang yang berada di luar ruangan juga membeku. Kita yang berada di Taiwan sungguh tidak dapat membayangkan dinginnya udara di sana. Karenanya, kita harus menyadari dan menghargai berkah. Bisa tinggal di lingkungan yang nyaman seperti ini, kita harus benar-benar bersyukur dan menghargai berkah. Satu hal lain yang sulit terbayangkan adalah di Australia, sebuah petir yang menyambar di tengah malam mengakibatkan terjadinya kebakaran di 256 titik. Api terus meluas dan membakar hutan di Australia. Kita juga melihat kebakaran hutan di California, AS. Mengapa bisa terjadi kebakaran? Ini karena ada orang yang berkemah di hutan. Akibat tindakan yang ceroboh, maka terjadilah kebakaran yang melahap wilayah hutan yang luas. Untuk memadamkan kobaran api itu, para pemadam kebakaran sungguh mengalami kesulitan. Ditambah lagi, kini California tengah kekurangan air. Tanpa air, bagaimana mereka bisa memadamkan api? Unsur api dan unsur air di dunia tengah tidak selaras. Sungguh membuat orang khawatir melihatnya. Terlebih lagi, bumi kita sudah mulai menunjukkan tanda-tanda kekurangan sumber daya air. Karena itu, kita juga harus mulai meningkatkan kewaspadaan. Manusia terus memanfaatkan berbagai sumber daya alam. Selain terus menyedot minyak bumi, manusia juga terus mengeksploitasi dan menghamburkan sumber daya alam yang lain. | |||
| |||
Ketahuilah bahwa tanah, air, api, dan angin adalah penopang kehidupan semua makhluk. Jika di dunia ini tidak ada tanah, di mana kita akan tinggal? Meski memiliki tanah, jika tidak ada air, maka tanaman pangan tidak akan dapat bertumbuh. Bagaimana kita bisa bertahan hidup? Jika tidak ada angin, tidak ada udara bersih, atau tidak ada kehangatan sinar matahari, bagaimana segala sesuatu dan manusia bisa bertahan hidup? Jadi, berkat keselarasan empat unsur ini, barulah semua makhluk di bumi bisa bertahan hidup. Tanpa empat unsur ini, maka tidak akan ada kehidupan di bumi. Akan tetapi, kini, manusia telah mengacaukan keselarasan empat unsur ini sehingga kondisi iklim menjadi sangat ekstrem. Ada beberapa tempat yang mengalami kekeringan parah. Namun, begitu turun hujan, langsung terjadi bencana banjir. Di Indonesia, hujan turun selama beberapa hari ini. Pihak militer dan insan Tzu Chi bekerja sama membagikan bantuan darurat kepada korban bencana. Sebelum matahari terbit, insan Tzu Chi sudah mempersiapkan barang bantuan. Pukul 4 lebih, mereka sudah mulai mendistribusikan bantuan ke lokasi bencana. Insan Tzu Chi bergerak dan bekerja sama dengan pihak militer serta tim bantuan bencana. Kapan pun mendengar ada yang membutuhkan bantuan, kita akan segera bergerak untuk memberikan bantuan. Saya sungguh tersentuh melihatnya. Insan Tzu Chi segera membagikan bantuan darurat karena tidak tega melihat orang lain menderita. Saat terjadi bencana, meski menerima pemberitahuan pada tengah malam, mereka tetap bergerak untuk mempersiapkan bantuan meski matahari belum terbit. Inilah Bodhisatwa dunia. | |||
| |||
Penduduk setempat satu per satu naik ke atas panggung untuk mengungkapkan rasa terima kasih mereka. “Terima kasih, Master Cheng Yen. Terima kasih, Tzu Chi. Dengan bantuan dana tunai dari Tzu Chi, rumah adik laki-laki saya bisa dibangun kembali. Ini semua berkat bantuan Tzu Chi,” ujar seorang penduduk. Kita mencurahkan cinta kasih yang tulus dan mereka mengungkapkan rasa terima kasih dengan tulus. Setiap orang saling berinteraksi dengan penuh cinta kasih dan rasa syukur. Mereka telah mengalami penderitaan dalam hidup dan menghadapi bencana tak terduga yang mengakibatkan ketidakkekalan. Angin besar, hujan deras, dan badai yang menerpa dalam sekejap telah menghancurkan rumah mereka. Lalu, sekelompok Bodhisatwa dari negara lain datang ke sana untuk menghibur dan memperhatikan mereka. Selain itu, insan Tzu Chi di 46 negara dan wilayah juga menggalang dana untuk membantu mereka. Meski berada jauh dari Filipina, semua orang tetap berusaha membantu. Kekuatan cinta kasih ini tak terhalangi oleh jarak. Setiap orang tetap bersumbangsih dengan penuh cinta kasih. Dua hari lalu, anggota TIMA Taiwan telah berangkat ke Filipina untuk mengadakan baksos kesehatan. Namun, kali ini, mereka menghadapi banyak kesulitan dan harus mengatasi berbagai tantangan. Karena kondisi cuaca yang buruk, peralatan dan barang bantuan yang dikirimkan ke sana tidak bisa sampai tepat waktu. Karena itu, mereka segera mengatur pengiriman peralatan medis dari Cebu. Akan tetapi, peralatan tersebut juga tidak bisa sampai ke lokasi baksos tepat waktu. Kita harus berusaha mengatasi kesulitan. Insan Tzu Chi selalu berusaha mengatasi segala kesulitan demi mewujudkan misi. Inilah ketulusan hati insan Tzu Chi. Selama beberapa hari ini, mereka sungguh bekerja keras di sana. Saya berharap segalanya dapat berjalan dengan lancar. Jadi, dunia aman dan tenteram merupakan berkah bagi manusia. Jika empat unsur tidak selaras, maka kehidupan manusia pun akan terancam. Saat terjadi bencana yang menggemparkan dunia, kita harus sadar dan memetik hikmah darinya. Jika manusia tidak sadar, maka empat unsur tidak bisa selaras dan manusia akan menghadapi berbagai ancaman. Oleh karena itu, kita harus mawas diri dan berhati tulus. (Diterjemahkan Oleh: DAAI TV) | |||
Artikel Terkait
Niat Tulus Membantu Sesama
16 Juni 2014Sukacita di Usia Senja
22 Februari 2017Kebahagiaan nenek usia 80 tahun di Tegal Alur, Jakarta Barat ini bukan tanpa alasan. Pasalnya di usia senjanya ini, ia seperti mengalami titik balik kehidupan. Siti Waspiah yang akrab disapa Bu Dul hidup seorang diri sejak anaknya, Siti Rahayu meninggal pada tahun 2005 silam. Beruntung ada Ferdinand Timotius Hariyadi (57 tahun) dan istri yang membantu merawat Bu Dul sepeninggal Siti Rahayu.