Suara Kasih : Tzu Ching Membawa Harapan

Jurnalis : Da Ai News, Fotografer : Da Ai News
 

Judul Asli:

Tzu Ching yang Membawa Harapan
 

Anggota Tzu Ching seluruh dunia berkumpul dalam kamp akhir tahun.
Kaum muda menjalankan misi pelestarian lingkungan.
Bervegetarian dan melestarikan lingkungan.
Bersama-sama membangun harapan demi bumi yang sehat.

 

Setiap tahun kita mengadakan kamp Tzu Ching di Griya Jing Si. Tzu Ching telah berdiri selama 18 tahun. Saat para Bodhisatwa belia dilantik, banyak dari mereka yang berkata kepada saya, “Master, anak Anda telah kembali.” Mendengar perkataan ini, saya pun tahu bahwa ia adalah anggota Tzu Ching yang telah beranjak dewasa. Mereka telah menyelesaikan pendidikan, menikah, bekerja, dan menjadi anggota Tzu Cheng atau anggota komite Tzu Chi. Jadi, saat dilantik, mereka berkata, “Anak Anda telah kembali.”

Mereka sungguh penuh cinta kasih. Selama beberapa tahun terakhir ini, para anggota Tzu Ching telah beranjak dewasa. Meski telah lulus kuliah, mereka tetap saling berhubungan. Anggota Tzu Ching yang lebih senior akan membimbing anggota baru. Mereka tak hanya mempelajari ajaran Buddha, namun juga belajar untuk memiliki hati Buddha. Mereka juga bersumbangsih di tengah masyarakat demi menjalankan tekad Guru dan berjalan di Jalan Bodhisatwa. Inilah misi Tzu Ching bagi ketenteraman masyarakat. Selain itu, bumi ini juga perlu dilindungi oleh manusia dari generasi ke generasi.

Kini ilmu pengetahuan semakin berkembang, dan semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah baginya untuk memahami kondisi alam ini, baik perubahan iklim maupun bumi ini. Mereka pasti lebih paham akan pemanasan global. Kehidupan generasi sekarang tidaklah sama dengan kehidupan generasi terdahulu. Contohnya pada generasi saya, asalkan orang dapat menaati sila dan memiliki moralitas, maka ia adalah orang baik. Namun, bagi generasi masa kini tidaklah cukup hanya demikian. Mereka juga harus tahu cara melindungi bumi. Kita harus menstabilkan kondisi iklim. Karena itu, kita sering mendengar tentang penghematan energi dan pengurangan emisi karbon. Kedua hal ini tengah menjadi perhatian para ilmuwan seluruh dunia.

Beberapa waktu yang lalu, seorang profesor yang cukup berpengaruh memperingatkan bahwa jika manusia tak mengubah pola hidup yang cenderung konsumtif dan boros, maka dalam waktu 30 tahun bumi ini akan musnah. Inilah peringatan dari para ilmuwan. Kini kita telah melihat keadaan iklim yang sangat ekstrem. Contohnya seperti iklim di Australia.

Kini, musim setempat seharusnya adalah musim panas. Namun, salju turun tanpa henti. Di beberapa negara di Eropa juga demikian. Salju bahkan menyelimuti bandara sehingga penerbangan dibatalkan. Sebagian warga yang ingin kembali ke rumah untuk merayakan Natal bersama keluarga terpaksa harus menginap di bandara dan terminal karena tak dapat melakukan perjalanan. Bukankah iklim demikian sangat tak stabil?

Singkat kata, bencana alam terjadi akibat pola hidup manusia yang mengejar kesenangan tanpa batas dan cenderung konsumtif. Namun, para anggota Tzu Ching sungguh penuh cinta kasih. Pada akhir tahun lalu, kondisi saya tak begitu baik sehingga semua orang mengkhawatirkan saya. Namun, pada penutupan Kamp Tzu Ching tahun lalu, saya hadir untuk mendoakan dan menyampaikan harapan saya kepada mereka. Saat saya akan keluar ruangan usai acara, mereka bersama-sama berseru kepada saya, “Master, jagalah kesehatan Anda dan senantiasalah bersama dengan kami.” Mendengar perkataan ini, saya pun menoleh dan berkata dengan suara pelan, “Jika ingin saya selalu sehat dan panjang umur, kalian harus bervegetarian.” Meski saya berkata dengan suara yang pelan, namun para anggota Tzu Ching yang penuh cinta kasih ini langsung bergerak untuk mensosialisasikannya. Meski saya berkata dengan suara yang pelan, namun mereka membawanya ke dalam hati dan melakukannya dengan penuh kesungguhan.

Mereka sungguh memercayai Dharma dan memahami hukum karma. Mereka juga tahu bahwa iklim yang ekstrem dan bencana yang sering terjadi adalah akibat karma buruk kolektif manusia. Para anggota Tzu Ching ini sungguh bijaksana dan selalu mempraktikkan ajaran saya. Mereka bertekad untuk senantiasa giat mensosialisasikan pola hidup vegetarian. Jadi, mereka kini bervegetarian dan turun ke jalan untuk mensosialisasikan pola hidup ini. Di Taiwan, Malaysia, Australia, dan beberapa negara lainnya, insan Tzu Chi maupun anggota Tzu Ching sangat mengasihi bumi ini. Mereka mengerti betapa berharganya hidup ini. Mereka tak tega memakan daging hewan dan tak tega melihat bumi terluka. Kebijaksanaan dan welas asih seperti ini haruslah dimiliki kaum muda zaman sekarang.

 

Seorang Tzu Ching bercerita, “Saat pergi ke restoran bersama teman dan melihat menu yang ditawarkan, saya agak tergoda. Namun, saya berkata kepada diri sendiri agar tak goyah. Saya harus bertahan dan tak tergoda. Jika saya bervegetarian, maka teman-teman saya pun akan terinspirasi.”

Begitu juga seorang yang lainnya, “Tadinya saya tak tahu bahwa bervegetarian dapat menyelamatkan banyak orang dan bumi ini. Saya pikir hanya demi kesehatan pribadi saja. Meski hanya seorang diri, namun jika semua orang terinspirasi, maka usaha kita untuk menyelamatkan bumi akan segera membuahkan hasil. Saya akan berusaha semampunya. Setidaknya, apa yang saya lakukan dapat berdampak baik pada orang lain. Namun, jika saya tak melakukan apa-apa, saya tak akan dapat menginspirasi siapa pun.”

“Setelah datang ke sini saya baru tahu bahwa bervegetarian dapat mengurangi emisi karbon. Saya merasa sangat senang karena banyak orang turut serta dalam program ini dan mereka sangat mengkhawatirkan kondisi dunia. Kami akan terus bervegetarian dan menginspirasi lebih banyak teman,” kata yang seorang lagi.

Lihatlah para remaja yang mengagumkan ini. Mereka adalah generasi muda yang sehat secara fisik maupun batin. Mereka mengasihi bumi ini dengan menjalankan pola hidup vegetarian dan saling mendukung. Para ilmuwan telah membuktikan bahwa bervegetarian dapat melindungi bumi. Jadi, janganlah kita menunda untuk bervegetarian. Lihatlah, mereka sungguh adalah para remaja yang baik, Mereka juga adalah Bodhisatwa dunia. Saya sungguh merasa tersentuh dan merasa bahwa bumi ini memiliki harapan. Diterjemahkan oleh: Lena
 
 

Artikel Terkait

Benih-benih yang Polos

Benih-benih yang Polos

18 Juni 2013 Anak-anak pada dasarnya seperti sebuah kertas putih yang belum ternoda. Mereka masih begitu polos, apa yang diajarkan di lingkungannya, mereka akan merespon dan belajar dengan sangat cepat.
Libur Telah Usai, Sekolah pun Dimulai

Libur Telah Usai, Sekolah pun Dimulai

19 Agustus 2010 Walaupun kita terlahir dari ibu yang berbeda, suku, ras, maupun agama yang berbeda namun kita bangsa Indonesia yang menghidup udara yang sama. Perbedaan yang indah membentuk sebuah keluarga besar di Tzu Chi.
Mendedikasikan jiwa, waktu, tenaga, dan kebijaksanaan semuanya disebut berdana.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -