Pembagian angpau dan suvenir untuk tamu undangan dan relawan.
Menutup tahun yang lama dengan rasa syukur dan menyambut tahun yang baru dengan semangat serta harapan baru, insan Tzu Chi Lampung kembali menggelar acara Pemberkahan Awal Tahun. Acara yang rutin diadakan setiap tahun ini berlangsung pada Sabtu, 8 Februari 2025, di Kantor Penghubung Tzu Chi Lampung. Sebanyak 241 peserta, terdiri dari relawan Tzu Chi, staf badan misi Tzu Chi, serta donatur, berkumpul dalam suasana penuh kekeluargaan sebagai satu keluarga besar Tzu Chi Indonesia.
Tahun ini, Pemberkahan Awal Tahun mengusung tema “Giat Mengembangkan Perhatian Benar untuk Belajar dan Sadar; Tekun dan Bersemangat dalam Mempraktikkan Jalan Bodhisatwa.” Tema ini mengajak setiap insan untuk terus memperdalam kebijaksanaan, mengembangkan kesadaran dalam kehidupan sehari-hari, serta tekun menjalankan praktik Bodhisatwa. Dengan penuh cinta kasih, welas asih, sukacita, dan keseimbangan batin, setiap tindakan yang dilakukan diharapkan dapat menjadi cahaya bagi semua makhluk, seperti hembusan angin semilir yang membawa keharmonisan.
Khidmat dan Penuh Makna
Acara Pemberkahan Awal Tahun dimulai pukul 10.00 pagi dengan suasana yang penuh khidmat. Para relawan mengawali kegiatan dengan menyaksikan video kilas balik Tzu Chi Internasional, Tzu Chi Indonesia, dan Tzu Chi Lampung. Momen ini menjadi refleksi perjalanan panjang dan kontribusi nyata yang telah diberikan oleh seluruh insan Tzu Chi. Mereka yang biasanya sibuk bertugas kini dapat duduk bersama, menikmati suasana, dan merasakan kebersamaan dengan penuh sukacita.
Pesan cinta kasih dan sambutan oleh Alesius Bunawan, Ketua Tzu Chi Lampung. Ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh donatur yang telah mendukung Tzu Chi dalam menjalankan visi misinya.
Sebagai pembawa acara, Lis Linggar Ningsih menyampaikan apresiasi kepada para donatur dan relawan yang telah hadir. “Baru saja kita menyaksikan kilas balik perjalanan Tzu Chi, baik secara internasional maupun di Indonesia dan Lampung. Semua kegiatan yang telah berjalan ini tentu tidak terlepas dari dukungan para donatur dan relawan. Terima kasih atas dedikasi dan dukungan kalian yang luar biasa,” ucapnya dengan penuh syukur.
Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Lampung, Alesius Bunawan, juga menyampaikan rasa terima kasihnya. “Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kita semua dapat berkumpul di gedung Tzu Chi dalam keadaan sehat. Kami mengucapkan gan en, terima kasih, kepada seluruh relawan dan donatur yang telah memberikan waktu, tenaga, serta donasi untuk mendukung berbagai kegiatan Tzu Chi,” ujarnya.
Persembahan dan Kisah Inspiratif
Sebagai bentuk penghormatan dan kebersamaan, 12 relawan Abu Putih mempersembahkan isyarat tangan “Wo Men Duo Shi Yi Jia Ren” (Kami adalah satu keluarga), sementara relawan komite membawakan isyarat tangan “Thung Yi Ke She Jie” (Kita bersama dalam satu dunia). Isyarat tangan ini menggambarkan semangat persaudaraan dan kepedulian yang menjadi fondasi kuat dalam ajaran Tzu Chi.
Sebanyak 12 relawan Abu Putih menampilkan isyarat tangan Kami Adalah Satu Keluarga.
Relawan komite Tzu Chi memperagakan bahasa isyarat tangan dengan sangat anggun. Penampilan bahasa isyarat tangan ini membuat tamu undangan tertegun dan terhibur karena relawan komite Tzu Chi tampil dengan indah dan anggun.
Salah satu sesi yang paling menyentuh dalam acara ini adalah sharing pengalaman relawan. Ermina, seorang relawan komite yang beragama Islam dan telah menyandang gelar hajjah (orang yang menjalankan ibadah haji ke Mekkah), membagikan kisah perjalanannya bersama Tzu Chi. “Saya pertama kali diajak oleh shixiong Akam pada baksos pembagian beras tahun 2005. Saat saya dilantik di Taiwan, saya sempat merasa bingung ketika ingin salat. Saya akhirnya mojok sendiri karena tidak tahu apakah boleh salat di sana atau tidak. Namun, tiba-tiba seorang bhikkhuni datang menghampiri saya dan berkata dalam bahasa Mandarin, ‘Kamu ingin beribadah kepada Tuhan, kan? Silakan salat di sini, tempat ini bersih.’ Sejak itu, saya merasa semakin nyaman dan bersemangat mengikuti kegiatan Tzu Chi,” ceritanya dengan mata berkaca-kaca.
Sharing relawan yang disampaikan oleh Ermina Ibrahim Wakak dan Anna Citra Fanjaya.
Kisah inspiratif lainnya datang dari Anna Citra Fanjaya, seorang relawan Abu Putih. “Awal saya mengenal Tzu Chi, setiap kali ke pasar di Jakarta, saya selalu melewati gedung megah Tzu Chi di PIK. Saya berpikir, kapan saya bisa masuk ke dalamnya? Kemudian saya melihat postingan shixiong Djoni tentang kegiatan berbagi sembako. Dari sanalah saya tertarik dan akhirnya dilantik sebagai relawan pada tahun 2023. Saya bersyukur bisa bergabung dengan Tzu Chi, karena di sini saya benar-benar bisa langsung terjun membantu sesama,” ungkapnya.
Peran Tzu Chi dalam Membantu Sesama
Selain berbagi pengalaman relawan, acara ini juga menghadirkan tiga Gan En Hu—penerima bantuan jangka panjang dari Tzu Chi—yang telah sembuh dari penyakitnya. Salah satunya adalah Pak Ramansyah, yang kisahnya disampaikan oleh sang istri, Nur Asih Trimoyo Arum.
Ayin, Asim dan ibu Nur, yang begitu terharu atas perhatian dan dukungan yang diberikan relawan Tzu Chi kepada mereka.
“Sekitar 13 tahun lalu, suami saya mengalami benjolan di gusi. Setelah tiga bulan menjalani pemeriksaan, dokter mendiagnosisnya menderita tumor rahang dan harus segera dioperasi. Namun, karena kendala biaya, operasi tertunda hingga tumornya membesar hingga seberat tiga kilogram. Kami akhirnya mendapatkan informasi dari bos suami bahwa Tzu Chi dapat membantu. Alhamdulillah, setelah mengajukan bantuan, suami saya berhasil menjalani operasi pada 15 Mei 2003, dan kini kondisinya sudah sangat baik serta bisa kembali bekerja. Kami sekeluarga sangat berterima kasih kepada Tzu Chi dan para donatur atas bantuan yang luar biasa ini,” tuturnya dengan penuh haru.
Para relawan, donatur, penerima bantuan, dan masyarakat umum melakukan doa bersama agar dunia bebas bencana dan masyarakat aman dan tentram.
Di penghujung acara, seluruh relawan dan tamu undangan bersama-sama menyanyikan Doa Cinta dan Damai dalam suasana yang syahdu. Dengan lampu teratai di tangan dan ruangan yang redup, doa pun dilantunkan dengan penuh ketulusan, memohon kedamaian bagi semua makhluk di dunia.
Sebagai simbol berkah dan harapan baik di tahun yang baru, para tamu undangan dan relawan menerima angpau berkah dari Master Cheng Yen, yang dibagikan langsung oleh Alesius Bunawan dan Ali Kuku. Semoga semangat cinta kasih yang ditanamkan dalam acara ini terus tumbuh dan menjadi inspirasi bagi lebih banyak orang untuk berbuat baik di tahun yang baru.
Editor: Hadi Pranoto