Sudah Menjadi Bagian dari Gaya Hidup

Jurnalis : Rianto Budiman (He Qi Timur), Fotografer : Rianto Budiman (He Qi Timur)
 
 

fotoSabtu, 17 April 2010, relawan Tzu Chi mengadakan kegiatan donor darah di Wihara STS Sunter, Jakarta Utara. Biksuni Wairen turut mendonorkan darahnya.

 

Mungkin di antara kita ada yang pernah bahkan mungkin sering, baik melalui pesan singkat (SMS) atau via surat elektronik (email) menerima berita seperti berikut, "Tolong diteruskan, dibutuhkan darah golongan O sesegera mungkin untuk yang sedang dirawat di rumah sakit yang menderita perdarahan karena penyakit demam berdarah. Dibutuhkan segera bantuan darah golongan A, untuk yang harus segera menjalani tindakan bedah". Ternyata kebutuhan darah di tanah air kita yang setiap tahunnya meningkat, belum mampu dipenuhi sepenuhnya oleh Palang Merah Indonesia (PMI).

 

 

Empat Juta Kantong Per Tahun
M. Jusuf Kalla, Ketua Palang Merah Indonesia (PMI), sebagaimana diberitakan dalam Kompas.com tanggal 25 Februari 2010, dalam kunjungannya ke Unit Transfusi Darah (UTD) PMI Banda Aceh pada hari Kamis (25/2/2010) menyatakan bahwa kebutuhan darah di seluruh Indonesia setiap tahun mencapai 4 juta kantong, sementara pengadaan baru mencapai 1,7 juta kantong darah. Untuk tahun 2010 misalnya, PMI berupaya memenuhi kebutuhan darah hingga tiga juta kantong dan berupaya membangun 100 UTD di tempat-tempat yang terjangkau oleh masyarakat: mal, pusat pertokoan dan perbelanjaan, serta masjid. Pada kesempatan itu, Jusuf Kalla yang adalah mantan wakil presiden, kembali menegaskan bahwa donor darah harus menjadi gaya hidup masyarakat.

Kegiatan Rutin
Kegiatan donor darah sudah merupakan kegiatan rutin para relawan Tzu Chi di setiap komunitas mereka. Hampir setiap 3 bulan sekali dari masing-masing He Qi (Utara, Barat, Selatan, Timur, dan Utara) selalu mengadakan kegiatan donor darah. Seperti yang dilakukan relawan dari He Qi Utara, bekerja sama dengan Wihara Dharma Jaya STS, mereka mengadakan kegiatan donor darah pada Sabtu, 17 April 2010. Ini adalah kegiatan pertama di daerah Sunter dan merupakan titik ketiga. Dua titik sebelumnya adalah di daerah Pademangan dan Warakas. Menurut Yopie Budiyanto, koordinator kegiatan ini, acara donor darah ini akan dilakukan secara rutin 3 bulan sekali.

Lancar dan Sukses
"Sukses" mungkin adalah kata yang paling tepat untuk menggambarkan bagaimana kegiatan donor darah tersebut berlangsung. Ada beberapa tolok ukur yang dapat dipakai, antara lain dari jumlah relawan dan donor (penyumbang darah) yang berpartisipasi. Ada 15 relawan yang terlibat, sedangkan jumlah donor yang berhasil menyumbangkan darahnya sebanyak 37 orang dari 59 orang yang mendaftarkan diri. Sebagian dari para donor adalah para relawan Tzu Chi sendiri. Donor lainnya adalah umat wihara dan masyarakat yang tinggal di kawasan Sunter dan sekitarnya.

foto  foto

Ket : - Setiap calon donor dicek darah dan tensi untuk menguji kelayakannya sebagai donor.  (kiri)
       - " Tiga bulan lagi saya akan kembali mengajak 50 orang teman saya untuk donor darah," janji Eddy             Tjugianto, salah seorang pendonor.(kanan)

Suksesnya kegiatan ini tak hanya berdasarkan angka-angka/data kuantitatif semata, data kualitatif juga menunjukkan hal yang sama. Kegiatan donor darah ini diselenggarakan oleh satu Xie Li (komunitas terkecil relawan Tzu Chi), yaitu Xie Li 5 Hu Ai Pluit yang secara mandiri berhasil melaksanakannya dengan cukup baik. Ketika acara berlangsung, para relawan berinteraksi dengan para donor dan melayani mereka dengan penuh cinta kasih. Kepada para donor juga dibagikan beberapa brosur mengenai Tzu Chi dan buku Kata Perenungan Master Cheng Yen. Semua ini sungguh memberikan gambaran mengenai budaya Tzu Chi yang humanis.

Satu hal lain yang patut disebutkan adalah keberhasilan para relawan Tzu Chi melakukan praktik "jemput bola" dalam kegiatan donor darah. Kegiatan donor darah antara lain dilaksanakan dekat dengan permukiman penduduk, seperti yang terjadi pada kegiatan kali ini, bahkan dalam mal seperti yang dilaksanakan oleh para relawan Tzu Chi dari komunitas Kelapa Gading.

Kesan dan Pesan
Eddy Tjugianto, salah seorang donor yang juga adalah donatur Tzu Chi menyatakan kekagumannya terhadap para relawan Tzu Chi. Hal itu dikatakannya dengan penuh antusias ketika ditanya pendapatnya mengenai kegiatan donor darah hari ini. Menurutnya, kegiatan donor darah yang diselenggarakan oleh Tzu Chi terasa sangat berbeda, karena ia merasakan ketulusan dan kehangatan dari para relawan Tzu Chi dan merasa sangat dihargai sebagai donor. "Hari ini seharusnya saya akan mengikuti satu turnamen golf, tetapi saya batalkan bahkan mengajak serta istri dan tema-teman saya untuk datang ke tempat ini," kata Eddy tegas. Eddy yang hari itu membawa sekitar 15 orang teman dan kerabatnya bahkan berjanji pada kegiatan berikutnya 3 bulan mendatang, ia akan mengajak serta sekitar 50 orang teman dan kerabat untuk ikut serta mendonorkan darah.

Biksuni Wairen (Matra Ksanti) yang turut mendonorkan darah pada hari itu mengatakan bahwa mendonorkan darah dan apa yang dilakukan oleh para insan Tzu Chi sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Buddha Dharma. Sesungguhnya, mendonorkan darah bagi insan Tzu Chi memang sudah menjadi bagian dari gaya hidup, karena insan Tzu Chi mempunyai tujuan atau misi yang mulia untuk membantu masyarakat yang membutuhkan pertolongan. Relawan Tzu Chi dalam setiap kegiatannya ingin mengajak semua orang tanpa melihat berbagai perbedaan yang ada, bersama-sama menebarkan cinta kasih universal, dengan hati penuh welas asih menciptakan sebuah dunia yang damai, harmonis dan terhindar dari bencana.

 

 

  
 
 

Artikel Terkait

Pahlawan Cilik Penyelamat Bumi

Pahlawan Cilik Penyelamat Bumi

14 Oktober 2016

Pada 9 Oktober 2016, kelas kata Perenungan Master Cheng Yen di Depo Mandala, Medan, mengajarkan anak-anak beberapa materi kata perenungan dalam dua bahasa yaitu bahasa Mandarin dan Bahasa Indonesia, di kelas ini juga diajarkan kerajinan tangan, peragaan isyarat tangan (shou yu) dan pelestarian lingkungan.

Mencegah Lebih Baik daripada Mengobati

Mencegah Lebih Baik daripada Mengobati

01 Agustus 2023

Relawan Tzu Chi di Xie Li Lampung turut berperan mencegah meningkatnya angka stunting dengan memberikan penyuluhan kesehatan anak di Desa Sidang Gunung Tiga, Kecamatan Rawajitu Utara, Kabupaten Mesuji. 

Membangun Suatu Budaya Makan yang Baik

Membangun Suatu Budaya Makan yang Baik

13 September 2019
Sejak awal September 2019, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, DAAI TV, serta Sekolah Tzu Chi Indonesia tengah gencar memulai kampanye untuk menghargai berkah. Dari kampanye ini, seluruh staf maupun masyarakat umum yang datang untuk makan siang di kantin Tzu Chi diajak untuk mempraktikkan langsung bagaimana membentuk budaya makan yang baik. 
Ada tiga "tiada" di dunia ini, tiada orang yang tidak saya cintai, tiada orang yang tidak saya percayai, tiada orang yang tidak saya maafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -