Sudahkah Anda Berdonor Darah?

Jurnalis : Amelia Devina (He Qi Utara), Fotografer : Aris Widjaja (He Qi Utara)
 
 

fotoTanggal 29 Mei 2011, relawan Tzu Chi dari He Qi Utara mengadakan donor darah di Paguyuban Warga Binjai di Kompleks Rukan Duta Harapan Indah, Jakarta Utara.

Sudah ketiga kalinya Hu Ai (komunitas relawan) Angke melakukan kegiatan donor darah bersama PMI (Palang Merah Indonesia). Lewat evaluasi kegiatan dan perencanaan kegiatan yang lebih matang, tim donor darah melakukan promosi acara dengan lebih baik lagi. Alhasil, peminat yang datang pun semakin banyak. Saat pertama kali Hu Ai Angke melakukan kegiatan donor darah, terdapat 38 orang yang berhasil mendonorkan darahnya, kedua kalinya berhasil menjaring 40 orang, dan kali ini dari 88 orang yang mendaftar, sebanyak 61 orang mendonorkan darahnya.

 

Pada hari Minggu, 29 Mei 2011 lalu, para relawan dan calon donor dengan antusias memenuhi ruangan Paguyuban Warga Binjai di komplek Rukan (rumah kantor) Duta Harapan Indah, Jakarta Utara. Bahkan sebelum petugas PMI tiba di lokasi, sudah terlihat antrian panjang peserta. Dengan sabar dan penuh pengertian, para calon donor menunggu sambil membaca majalah dan buletin Tzu Chi yang telah disediakan. Ada juga beberapa orang yang bertanya apakah buletin dan majalahnya boleh dibawa pulang. “Tentu saja boleh, Pak. Ini memang untuk dibaca dan dibawa pulang,” dengan penuh sukacita para relawan menanggapi.

Pada era sekarang, informasi dengan mudahnya diakses dan disebarluaskan. Pengetahuan tentang manfaat donor darah pun semakin mudah didapat setiap orang sehingga para donor yang hadir hari itu kebanyakan sudah mengetahui manfaat baik dari donor darah pada diri mereka. Selain mampu berbuat baik kepada orang lain, donor darah juga merupakan bentuk tindakan baik terhadap diri sendiri. “Justru kalau tidak donor darah, badan saya terasa aneh. Nah sekarang kalau sudah donor, badan rasanya jadi lebih enteng,” tawa Albert, seorang anak muda yang bertempat tinggal tak jauh dari lokasi donor.

Bukan hanya Albert, seorang relawan yang bernama Tjauw Tjen Tjen pun begitu antusias mendonorkan darahnya meskipun sudah dilarang oleh dokter PMI yang bertugas. Tjen Tjen, begitu ia kerap disapa, rajin dan rutin mendonorkan darah tiap tiga bulan sekali. Kali ini, tanggal terakhir ia mendonorkan darah baru berselang dua bulan lebih beberapa hari. Otomatis, dokter yang memeriksa melarangnya. Namun Tjen Tjen terus membujuk sang dokter agar diperbolehkan, walaupun tentu saja tetap tidak berhasil. Donor darah kini bukan lagi suatu hal yang menakutkan dan menyakitkan, banyak orang tua dan muda, pria dan wanita yang berlomba-lomba ingin berbagi pada sesama melalui aliran darah.

Yang juga membahagiakan adalah pada saat para relawan melihat beberapa donor yang sudah menjadi donor setia. Mulai dari saat pertama Hu Ai Angke melakukan kegiatan donor darah, beberapa donor ini setia datang dan tidak sekali pun mereka absen. Salah satunya Rahmat Hidayat yang berprofesi di bagian petugas keamanan di dalam kompleks Duta Harapan Indah, ia mengaku akan terus datang pada kesempatan-kesempatan berikutnya. Karena sudah sering bertemu, relawan pun menjadi akrab dengannya.

foto  foto

Keterangan :

  • Donor darah ini sudah ketiga kalinya diadakan oleh relawan Tzu Chi Hu Ai Angke dan kali ini berhasil mendapatkan 61 kantong darah dari para donor. (kiri)
  • Relawan berharap dalam kegiatan donor darah selanjutnya akan semakin banyak warga yang ikut berpartisipasi menyumbangkan darahnya untuk menolong sesama. (kanan)

Berbagi tugas
Pada kegiatan ini, ada relawan yang sibuk di bagian pendaftaran kegiatan, ada yang membantu kelancaran proses donor sekaligus yang bertugas menemani para donor di ranjang yang tersedia. Ada yang mengurus konsumsi dan melayani para donor, juga ada yang harus mengajak mereka semua bercakap-cakap. Tentu saja hal tersebut membutuhkan kekompakan dan kerja sama yang baik sebuah tim agar acara dapat berlangsung lancar dan menyenangkan.

Selesai acara dan ketika para donor dan petugas dari PMI telah pulang, tim donor darah Hu Ai Angke pun langsung melakukan evaluasi kegiatan dalam sharing. Melalui sharing inilah para relawan saling bertukar pikiran dan memacu diri untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan kualitas diri masing-masing dan juga secara bersama-sama sebagai sebuah kesatuan. Dengan ikut bersumbangsih melalui darah dan pekerjaan, para relawan mempraktikkan apa yang Master Cheng Yen katakan “menjadikan tekad Guru sebagai tekad diri sendiri”.

Hari itu sejumlah 61 kantong darah terkumpul. Semoga angka 61 tersebut akan terus bertambah di masa-masa yang akan datang dan juga dapat menggambarkan kekuatan cinta kasih yang dimiliki masyarakat yang tinggal di kawasan Hu Ai Angke yang mau berbagi dan mencintai orang lain, juga diri sendiri. Yang paling penting adalah semoga kegiatan ini mengingatkan kita semua untuk bertanya, “kapankah terakhir kalinya kita berdonor darah?”

  
 

Artikel Terkait

Pembagian Kupon Paket Lebaran di Kapuk Muara Jakarta

Pembagian Kupon Paket Lebaran di Kapuk Muara Jakarta

15 Juni 2017
Menyambut Lebaran, Yayasan Budha Tzu Chi Indonesia kembali  membagikan kupon bingkisan kepada para lansia dan  anak  yatim yang  kurang  mampu, termasuk di wilayah  Kapuk Muara Jakarta. Bingkisan sendiri akan dibagikan pada Minggu, 18 Juni 2017.
Suara Kasih: Mensyukuri Ketenteraman dan Menumbuhkan Nilai Budi Pekerti

Suara Kasih: Mensyukuri Ketenteraman dan Menumbuhkan Nilai Budi Pekerti

15 November 2013 Demikianlah para lansia itu menjalani hidup. Mereka berdua tinggal di sebuah rumah yang sangat kecil. Saat melihat insan Tzu Chi berkunjung, mereka bagai melihat anak-anak mereka yang pulang ke rumah.
Internasional: Alat Tulis untuk Anak-anak Haiti

Internasional: Alat Tulis untuk Anak-anak Haiti

26 Mei 2010
Persiapan distribusi diwarnai dengan cuaca yang panas dan lembab dengan suhu mencapai 32 derajat Celsius. "Tahun lalu kami mengangkut beras dan tepung jagung," kata relawan Xing Min, "sekarang kami membawa alat tulis, dan cuaca tetap sama panasnya."
Sikap jujur dan berterus terang tidak bisa dijadikan alasan untuk dapat berbicara dan berperilaku seenaknya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -