Sui Mo Zu Fu: Gan Xie

Jurnalis : Indrawan (He Qi Timur), Fotografer : Anand Yahya, Ridwan (He Qi Utara) dan Thio Verna (He Qi Utara)

fotoLagu gan xie yang dibawakan oleh murid-murid memberikan pesan rasa syukur dan terima kasih.

Para pengisi acara Pemberkahan Akhir Tahun 2011 sangat bersemangat dalam membawakan setiap acara, mulai dari pemukulan genderang, isyarat tangan hingga pertunjukan drama. Di salah satu sisi acara, “Bodhisatwa kecil’  dari  Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, Cengkareng terus berlatih sebelum pertunjukan dimulai. Mereka tidak mau ketinggalan dalam membabarkan Dharma. Mereka sibuk mempersiapkan diri dalam mengisi acara peragaan isyarat tangan berjudul ‘Gan  Xie’ yang artinya terima kasih.

Tampak para pembimbing mereka sibuk dalam memberikan arahan dan sebagian anak-anak juga terus berulang kali memeragakan isyarat tangan di bangku masing masing.

Murid murid yang tampil berasal dari kelas 2 – 5 sekolah dasar. Penampilan mereka memberikan sebersit nuansa yang berbeda. Mereka menyanyikan lirik lagu dengan sangat anggun dan lentur. Murid-murid tersebut tampak sangat menjiwai, serta menyerap makna yang tersirat dalam lagu tersebut. Mereka tampak rapi dan bersatu dalam membawakan peragaan isyarat tangan tersebut.

Sesuatu yang tampak jelas bahwa cinta kasih yang diajarkan oleh Master Cheng Yen (pendiri Tzu Chi), melewati batas negara, suku, ras, dan golongan. Cinta kasih universal Tzu Chi tidak membedakan siapa dan darimana orang tersebut. Tampak pembauran yang sangat menyatu dari anak-anak Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng, Jakarta Barat. Penampilan pertama dari 4 sesi acara siang itu mendapatkan sambutan yang sangat meriah.

Para hadirin pada sesi I, hari pertama 14 January 2012 yang merupakan karyawan Yayasan Buddha Tzu Chi, DAAI TV, relawan, tim dokter , perawat (TIMA), dan staf RSKB Cinta Kasih Tzu Chi. Para guru dari Sekolah Cinta Kasih Tzu Chi, karyawan Da Ai TV, Jing Si dan lain-lain memberikan applaus yang sangat meriah. Inilah para Bodhisatwa Kecil yang kelak meneruskan ajaran kebenaran Jing Si.

foto   foto

Keterangan :

  • Para relawan memperagakan bahasa isyarat tangan. Kebersamaan dan kerendahan hati adalah kunci dari latihan isyarat tangan (kiri).
  • Acara pemberkahan akhir tahun 2011, berlangsung dengan khidmat. Para relawan Tzu Chi membabarkan Dharma tanpa suara, menginspirasi peserta untuk berjaln di jalan Bodhisatwa (kanan).

Ruang tunggu di samping Aula Jing Si yang menjadi tempat untuk para pengisi acara menunggu untuk sesi selanjutnya mulai ramai. Jam menunjukkan pukul 20.30 WIB, sebagian peserta pengisi acara ada yang kelelahan. Aroma minyak angin tercium dalam ruangan AC yang dingin. Bodhisatwa kecil kita masih tampak duduk di bangkunya masing masih dengan rapi menunggu jadwal mereka. Ada yang mulai menguap karena serangan rasa kantuk – biasanya jam segitu mereka sudah dalam pelukan mimpi yang indah. Malam itu selesai sekitar jam 10 malam.

Pagi tanggal 15 January 2012, dalam ruang tunggu salah satu sisi Aula Jing Si, saya tidak melihat Bodhisatwa Kecil lagi pagi itu. Ada apa gerangan? Saya berdoa semoga mereka tetap dilindungi dan diberkahi dengan kesehatan yang prima sampai sesi ke-2 hari ini berakhir.  Info yang saya dapat, ternyata ada beberapa adik -adik kita yang kelelahan. Suda 4 orang  yang berhalangan hari itu karena sakit. Saya masih berharap dalam doa, semoga mereka bisa mengisi di acara sesi kedua, yang menurut panitia akan dihadiri oleh tamu penting (Ibu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta Rombongan Biksu Sangha) dan ada pelantikan Komite Kehormatan Tzu Chi.

Pada acara sesi I hari itu panitia mengambil kebijaksanaan untuk menunda  penampilan mereka, guna memberikan waktu istirahat yang cukup. Selesai makan siang, saya melihat bahwa mereka sudah bersiap dalam bangku kecil seperti yang saya lihat di hari pertama. Semangat Bodhisatwa mereka wajib kita teladani. Tidak ada terbersit rasa lelah maupun keluhan, karena saya yakin semuanya dilakukan dengan Gan en, Zhun Zhong dan Ai.

Dengan ketulusan hati Bodhisatwa, Dharma Sutra Pertobatan telah disampaikan. Kini adalah saatnya bagi kita untuk sadar. Setiap orang hendaknya memahami pentingnya menciptakan lingkungan yang baik. Semoga Dharma bagaikan air mengalir dan menjernihkan hati manusia. Saat pikiran manusia tersucikan dan harmoni, maka dunia ini akan aman, damai, tenteram, dan bencana di dunia juga akan berkurang.

Pertobatan tentu tidak hanya melalui ucapan semata, namun juga harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Dengan melakukan pertobatan, berarti kita telah memberikan contoh bagi diri sendiri dan juga orang lain di dalam kehidupan bermasyarakat.  Gan en.

  
 

Artikel Terkait

Suara Kasih : Kembali Pada Hakikat yang Murni

Suara Kasih : Kembali Pada Hakikat yang Murni

11 November 2010 Kita sungguh harus mawas diri dan berhati tulus. Ajaran Buddha sering mengulas tentang ketidakkekalan hidup dan kerentanan bumi. Buddha terus mengingatkan manusia akan hal ini. Buddha juga selalu berkata bahwa setiap orang dapat menjadi Buddha.
Keyakinan, Ikrar, dan Praktik

Keyakinan, Ikrar, dan Praktik

03 Juli 2023

Relawan komunitas He Qi Jati Medan mengadakan pelatihan relawan Abu Putih III. Pelatihan ini diisi dengan serangkaian sesi untuk memperkuat keyakinan, ikrar serta praktik para relawan dalam menebar benih-benih kebajikan serta memupuk akar-akar kebijaksanaan di dalam berkehidupan. 

Suara Kasih: Membantu di Tengah Bencana

Suara Kasih: Membantu di Tengah Bencana

04 November 2011
Saudara sekalian, Janganlah membuat populasi bertambah lagi. Jika populasi terus bertambah, sumber daya alam akan semakin terkuras, ditambah lagi dengan gaya hidup masa kini yang sangat konsumtif. Lihatlah, untuk naik ke lantai atas saja, orang memilih menggunakan lift.
Jika selalu mempunyai keinginan untuk belajar, maka setiap waktu dan tempat adalah kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -