Ritual Namaskara kembali diadakan oleh Tzu Chi Batam. Sebanyak 210 orang peserta yang terdiri dari relawan dan masyarakat umum ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini.
Dengan kesadaran, ketulusan, kebijaksanaan dan pengertian yang benar, insan Tzu Chi Batam merendahkan hati menjalankan Ritual Namaskara yang dilaksanakan pada Minggu, 7 Mei 2023. Hujan yang turun menjelang matahari terbit tidak menyurutkan semangat para peserta, begitupun dengan relawan yang tak henti-hentinya mengeringkan halaman Aula Jing Si Batam yang basah.
Sebanyak 210 orang peserta yang terdiri dari relawan dan masyarakat umum sudah berdatangan menduduki tangga Aula Jing Si Batam mendengarkan arahan tim kebaktian. Tidak lama kemudian, langit mulai cerah dan Ritual Namaskara pun dimulai dalam lantunan Gatha Pendupaan (Lu Xiang Zan) dan Gatha Pujian Bagi Buddha (Zan Fo Ji).
Sebelum Ritual Namaskara, Hujan turn di wilayah sekitar Aula Jing Si Batam. Dengan bersemangat, relawan pun tak henti-hentinya mengeringkan halaman Aula Jing Si Batam yang akan digunakan untuk kegiatan tersebut.
Setiap peserta Ritual Namaskara melangkahkan kakinya diiringi bunyi lonceng dan pelafalan Na Mo Ben Shi Shi Jia Mo Ni Fo. Dalam setiap langkah terdapat pencerahan kebijaksanaan, dalam setiap sujud terpancar rasa syukur. Bukan hanya langkah dan rasa syukur kita sendiri saja tetapi juga meneruskan bagi orang lain, seperti yang diungkapkan oleh salah satu peserta yang bernama Jiang Li Zhen.
“Awalnya saya mengenal Tzu Chi dari kegiatan bakti sosial, saat itu saya menemani suami yang akan dioperasi katarak. Dari situlah saya kenal salah satu relawan amal, Nani
Shijie yang selalu membantu dan memberi dukungan sehingga saya terpanggil mengajak teman untuk ikut serta dalam Ritual Namaskara ini,” ungkap Jiang Li Zhen bergembira.
Para peserta melakukan sujud dalam Ritual Namaskara sebagai wujud kerendahan hati dan rasa syukur.
Lain halnya dengan dua orang relawan lainnya yang justru merasakan bahwa Ritual Namaskara kali ini merupakan kesempatan pelatihan diri.
“Ini adalah kali pertama dimana saya diberi kesempatan untuk berkonsentrasi penuh atas pelafalan
Na Mo Ben Shi Shi Jia Mo Ni Fo. Ada rasa sukacita yang besar bisa melakukan pemanduan ini, tentunya ada rasa kuatir namun di bawah nasihat dan semangat yang diberikan relawan lainnya akhirnya saya bisa melakukannya dengan tepat selama satu jam tiada henti. Ini bukan hal yang mudah karena saya harus melafalkan dengan jeda yang benar dan nafas yang teratur,” ucap Rahmat Shixiong.
Panitia Ritual Namskara Tzu Chi Batam Rahmat (kiri), Sumarno (tengah) dan Mulyanto (kanan) melafalkan Na Mo Ben Shi Shi Jia Mo Ni Fo.
Begitupun juga dengan Mulyanto Shixiong yang bertugas memukul lonceng. Ketika dimintamenjadi pemukul lonceng, ia pun langsung bersedia karena merasa ini adalah kesempatan untuk belajar.
“Belajar berkonsentrasi penuh, tak tergoyah oleh kondisi luar, apalagi saat memukul lonceng. Sebenarnya saya tak bisa melihat gerak gerik langkah setiap peserta, sehingga saya hanya bisa merasakannya melalui ketenangan batin, kapan kiranya peserta melangkah dan kapan bersujud. Saya harus menjaga tempo irama ini dengan teliti tanpa adanya pemberhentian. Bersyukur akhirnya saya dan tim bisa menjalankannya sampai selesai tanpa ada kesalahan,” ucap Mulyanto Shixiong.
Setelah Ritual Namaskara, para peserta yang telah terduduk tenang juga diajak untuk menyaksikan Ceramah Master Cheng Yen.
Setelah mengelilingi Aula Jing Si Batam, para peserta dituntun untuk berkumpul dan mendengarkan Ceramah Master Cheng Yen dan diakhiri dengan doa bersama. Ritual Namaskara merupakan wujud dari salah satu cara mempraktikkan moral, menuntun langkah disertai sujud untuk melatih kemurnian hati dan pikiran sehingga kita mampu menyentuh kondisi batin yang murni dan tenang dalam menapaki jalan Bodhisatwa.
Seperti Kata Perenungan Master Cheng Yen. “Melangkah di jalan yang benar dan melakukan hal yang benar. Semakin melangkah maka kita akan semakin maju, dan jiwa kebijaksanaan pun akan tumbuh berkembang dari hari ke hari.”
Editor: Arimami Suryo A.