Suka Cita Menyambut Imlek 2018

Jurnalis : Siti (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Beverly, Mie Li, Calvin (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)

"Dewa Rejeki" dan relawan Tzu Chi menyanyikan lagu imlek dan membagikan Angpao, Jeruk, dan suvenir kepada para Gan En Hu yang pulang ke rumah Tzu Chi Karimun.

Merayakan Tahun Baru Imlek merupakan tradisi budaya masyarakat etnis Tionghoa. Perayaan Imlek juga sangat identik dengan perjamuan makan bersama keluarga untuk berbagi kebahagiaan. Pada Minggu, 4 Februari 2018, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengajak para penerima bantuan Tzu Chi (Gan En Hu) pulang ke rumah Tzu Chi Karimun untuk bersama-sama merayakan tahun baru Imlek. Lagu Imlek pun terdengar setelah para hadirin masuk ke kantor Tzu Chi, relawan juga mempersilahkan para penerima bantuan untuk naik ke lantai atas, tempat kegiatan diselenggarakan.

Acara pun dimulai sekitar pukul 09.00 WIB, diawali dengan memberikan penghormatan kepada Master dan pembacaan Sepuluh Sila Tzu Chi. Setelah itu para hadirin pun menonton tayangan Lentera Kehidupan Master Cheng Yen dengan tema "Merayakan Tahun Baru Imlek dengan Penuh Kehangatan". Dalam ceramahnya, Master menyampaikan bahwa sudah saatnya bagi semua orang untuk sadar karena Bumi ini membutuhkan perhatian dari manusia. Setiap orang hendaknya memperhatikan kelangsungan alam dan manusia. Setiap orang bertanggung jawab untuk memikul bakul beras bagi dunia. Resolusi satu tahun berawal pada musim semi, resolusi satu hari diawali pada pagi hari. Master berharap setiap orang dapat terus bersemangat seperti pada hari pertama Tahun Baru Imlek. Setiap orang hendaknya memperhatikan seluruh dunia dan menjaga kelestarian alam.

Relawan dan para penerima bantuan dengan serius menyimak video Ceramah Master Cheng Yen yang bertema "Merayakan Tahun Baru Imlek dengan Penuh Kehangatan.”  

Sebanyak 25 orang penerima bantuan berserta keluarganya hadir pada kegiatan ini.

Suasana pun berubah menjadi meriah ketika “Dewa Rejeki” dan relawan Tzu Chi menyanyikan lagu imlek dan membagikan Angpao, Jeruk dan suvenir. Masyarakat etnis Tionghoa pada umumnya mempercayai bahwa Dewa Rejeki bisa memberikan harta dan kekayaan kepada umat manusia. Sally Anggraini (23 tahun) salah satu Gan En Hu yang baru pertama kali mengikuti perayaan Imlek bersama para relawan Tzu Chi, merasa senang bisa datang ikut perayaan imlek di kantor Tzu Chi dengan keluarga yang lainnya.

"Merasa sangat meriah, para relawan sangat ramah merasa seperti satu keluarga," ujar Sally.

Para relawan Tzu Chi saat membantu salah satu penerima bantuan Tzu Chi untuk turun ke lantai dasar Kantor Tzu Chi Tanjung Balai Karimun.


Sally Anggraini (berbaju warna Hitam) sangat senang bisa mengikuti perayaan Imlek bersama para relawan Tzu Chi.

Dengan adanya acara ini diharapkan para penerima bantuan selalu merasakan perhatian dan kasih sayang dari relawan Tzu Chi. Di samping itu, acara ini juga merupakan wadah untuk mempererat silaturahmi antara sesama penerima bantuan dan juga relawan.

Editor: Khusnul Khotimah

 

 


Artikel Terkait

Menyambut Imlek, Tzu Chi Makassar Berbagi Bingkisan

Menyambut Imlek, Tzu Chi Makassar Berbagi Bingkisan

03 Februari 2016 Menyambut hari raya Imlek, Tzu Chi Makassar menggelar kegiatan berupa pembagian bingkisan untuk warga Tionghoa prasejahtera di Kantor Tzu Chi Makassar pada Minggu, 24 Januari 2016.
Mempererat Kasih Antarsesama

Mempererat Kasih Antarsesama

03 Februari 2016 Minggu, 31 Januari 2016, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengadakan perayaan Imlek bersama dengan penerima bantuan Tzu Chi. Untuk memeriahkan kegiatan, para relawan yang menggenakan pernak pernik Imlek sekaligus menghadirkan pemeran Dewa Rejeki.
Hari Apresiasi Sutra Wu Liang Yi Jing

Hari Apresiasi Sutra Wu Liang Yi Jing

11 Februari 2019

Usai pementasan persamuhan Dharma Sutra Makna Tanpa Batas (Wu Liang Yi Jing) dalam acara Pemberkahan Akhir Tahun 2018 pada Januari 2019 lalu, Tzu Chi Indonesia mengadakan Gathering Imlek bersama semua relawan Tzu Chi. Dalam acara yang diadakan pada Minggu, 10 Februari 2019 ini, relawan yang turut menjadi bagian dari persamuhan Dharma Wu Liang Yi Jing juga memberikan sharing.

Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -