Sukacita Bulan Tujuh Penuh Berkah dalam Wujud Bervegetaris
Jurnalis : Wendy (Tzu Chi Batam), Fotografer : Andy Tan, Hoslan, Supardi, Wendy (Tzu Chi Batam)Tzu Chi Batam mengadakan perayaan Bulan Tujuh Penuh Berkah yang bertempat di Auditorium Pembabaran Sutra, Aula Jing Si Batam dan diikuti 434 peserta.
Bulan Tujuh dalam penanggalan Lunar kerap kali disebut sebagai Bulan Hantu, sehingga seringkali diasosiasikan dengan ketidakberuntungan. Namun, Insan Tzu Chi memaknai Bulan Tujuh sebagai bulan sukacita, bulan berbakti, dan bulan penuh berkah. Dalam momen bulan yang berbahagia ini, pada Minggu, 4 Agustus 2024 Tzu Chi Batam mengadakan perayaan Bulan Tujuh Penuh Berkah di Aula Jing Si Batam. Tema Bulan Tujuh Penuh Berkah tahun ini ialah “Menyebarkan Dharma dan membawa manfaat bagi semua makhluk dengan Keyakinan, Ikrar dan Praktik. Menerapkan pola makan nabati dan bersama-sama berbuat kebajikan demi melindungi bumi. Mengembangkan pola hidup bervegetaris dan mendoakan kedamaian dan keberuntungan”.
Perayaan diawali dengan makan makanan vegetaris bersama. Ini adalah sebuah kesempatan baik untuk mengajak masyarakat menerapkan gaya hidup sehat lewat pola makan vegetaris. Makna dari makan makanan vegetaris bersama ini diadakan sebagai bentuk rasa syukur atas berkah yang diterima dan sebagai awal dari rangkaian acara yang penuh makna.
Salah satu kegiatan dalam perayaan Bulan Tujuh Penuh Berkah yaitu penyuguhan teh sebagai simbol penghormatan dan rasa terima kasih kepada orang tua.
“Berpola hidup vegetaris itu sangat penting. Pertama kita bisa melatih atau mengembangkan cinta kasih kepada semua makhluk, kedua bencana semakin lama semakin banyak dan kata Master Cheng Yen hanya dengan bervegetarian akan mengurangi atau menghilangkan bencana,” tutur Dukman, koordinator kegiatan.
Dalam acara ini, para peserta juga diajak untuk berbakti dengan menyuguhkan teh kepada orang tua mereka. Tradisi menyuguhkan teh ini adalah simbol penghormatan dan rasa terima kasih kepada orang tua. Tindakan simbolis ini sangat menyentuh hati dan mengingatkan kita akan pentingnya menghormati dan mencintai orang tua. Selain itu, acara semakin semarak dengan kehadiran Pohon Bodhi yang digantung dengan daun-daun ikrar. Setiap daun ikrar yang digantung berisi harapan dan tekad dari para hadirin untuk menerapkan pola hidup bervegetaris, berbakti dan membalas budi luhur orang tua.
Nadia Lokeswara, dengan wajah senang dan penuh harapan, menggantungkan daun ikrar dan memukul lonceng dengan harapan senantiasa dapat diberkahi kesehatan.
Suasana khidmat mengisi Auditorium Pembabaran Sutra, Aula Jing Si Batam saat Gatha Pendupaan dan Lantunan Sutra Makna Tanpa Batas diputarkan lalu dilanjutkan dengan Ceramah Master Cheng Yen. Dalam ceramahnya, Master Cheng Yen menyampaikan bahwa dalam bulan yang penuh makna ini, insan Tzu Chi memupuk berkah lewat tidak membunuh dan bervegetaris. Selain itu, Master Cheng Yen juga mengingatkan kepada kita untuk selalu mencintai dan membalas budi luhur kepada orang tua.
Kegiatan Bulan Tujuh Penuh Berkah ini memberi kesan positif bagi Nadia Lokeswara, pasien penderita gagal ginjal dan juga salah satu Gan En Hu (penerima bantuan Tzu Chi). Ia pun telah menjalani cuci darah sejak 3 tahun lalu. “Kalau saya makan vegetarian karena untuk kesehatan. Saya lebih dominan makan sayur-sayuran jadi lebih sehat,” ujarnya. Nadia juga menulis di daun yang berisikan harapan untuk dirinya tetap diberikan kesehatan dan anggota keluarga agar tetap sehat selalu.
Salah satu relawan tim konsumsi Tzu Chi Batam, Liliyanti dengan tekun mempersiapkan berbagai hidangan vegetarian untuk perayaan Bulan Tujuh Penuh Berkah.
Lilyanti, salah satu relawan konsumsi Tzu Chi Batam yang mengarap ladang berkah dengan memasak pada kegiatan kali ini juga senang karena dapat berkontribusi dan memasak hidangan vegetaris untuk orang banyak. Dalam kehidupan sehari-hari, Lilyanti sudah memasak masakan vegetaris. “Saya memutuskan untuk bervegetarian karena saya sering mendengar ceramah dari Master Cheng Yen untuk tidak berbuat jahat kepada semua makhluk,” ungkapnya.
Di penghujung acara, sebanyak 434 peserta yang terdiri dari relawan dan masyarakat umum diajak untuk berdoa bersama dan menyalakan lampu pelita. Doa yang dipanjatkan adalah harapan untuk kedamaian dunia, kesejahteraan bagi semua makhluk, dan tekad untuk terus berbuat kebajikan. Pelita yang menyala melambangkan cahaya kebijaksanaan dan harapan.
Editor: Arimami Suryo A.