Penampilan tim tabuh gendang Jing Si dengan judul lagu Menggambar Kehidupan yang Penuh Warna sebagai ungkapan syukur dan terima kasih kepada Master Cheng Yen yang telah mendirikan Tzu Chi membuat kehidupan menjadi berwarna.
Rasa syukur serta sukacita yang mendalam menyelimuti hati seluruh relawan Tzu Chi Pekanbaru dan para tamu undangan yang hadir pada Pemberkahan Akhir Tahun 2022. Bertempat di Kantor Tzu Chi Pekanbaru Jl. Rajawali, pada Minggu 8 Januari 2023 Pemberkahan Akhir Tahun diadakan sebagai ungkapan syukur telah melewati tahun 2022 dengan aman dan selamat serta dengan ketulusan menyambut tahun baru 2023.
Pemberkahan Akhir Tahun dibagi menjadi 3 sesi untuk menghindari padatnya relawan dan tamu undangan yang hadir, juga karena keterbatasan ruang dan tempat di dalam gedung. Sesi 1 diikuti relawan Pendidikan serta murid-murid Kelas Budi Pekerti dan orang tua. Kemudian dilanjutkan dengan sesi 2 dan 3 untuk umum. Secara keseluruhan Pemberkahan Akhir Tahun ini dihadiri sekitar 451 orang tidak termasuk panitia.
Penampilan isyarat tangan Masa Celengan Bambu oleh anak-anak penerima bantuan pendidikan.
Tema Pemberkahan Akhir Tahun 2022 ini, Master Cheng Yen memberikan arahan yang juga merupakan doa bagi seluruh insan Tzu Chi dan masyarakat yakni “Berbuat baik dengan welas asih mendatangkan berkah. Membawa diri dengan kebijaksanaan, mewariskan nilai luhur bagi keluarga.” Dengan welas asih kita melakukan kebajikan untuk memberi manfaat bagi banyak orang. Keluarga yang memupuk kebajikan akan selalu dipenuhi berkah. Menangani segala hal dengan kebijaksanaan, mewariskan nilai luhur bagi keluarga, pasti selalu akan ada berkah di masa mendatang.
Rangkaian acara diawali dengan penampilan Da Gu (baca: ta ku) oleh Tim Da Gu, dengan judul lagu yang artinya; Menggambar Kehidupan Yang Penuh Warna, bersama-sama kita mengungkapakan syukur karena adanya Master Cheng Yen dan Tzu Chi, hidup menjadi lebih berwarna dan bermakna dengan adanya cinta dan kebajikan.
Drama Masa celengan bambu.
Penuangan celengan bersama.
Anak-anak Kelas Budi Pekerti dan Kelas Belajar Isyarat Tangan dengan gembira penuh semangat dan keceriaan menampilkan lagu Tong Xin Yuan (Harapan Anak) yang menggambarkan kehidupan bahagia bersama keluarga yang dimiliki manusia maupun hewan. Tidak hanya manusia yang takut mati, ingin hidup, hewan-hewan juga takut mati dan ingin hidup. Pada kesempatan ini juga mengajak hadirin untuk melaksanakan Ethical Eating Day (Hari Etika Makan) yang jatuh pada 11 Januari dan dikenal dengan Gerakan 111.
Ada juga penampilan drama dan isyarat tangan Celengan Bambu oleh relawan Tzu Chi dan peserta Kelas Isyarat Tangan serta Anak Kelas Teratai yang mengisahkan jalinan jodoh pertama kali Master Cheng Yen mendirikan yayasan amal “Ke Nan” Buddha Tzu Chi, untuk membantu mengurangi penderitaan para makhluk.
Ibu Masni salah satu penerima bantuan Tzu Chi, beliau adalah seorang wanita dan ibu yang tegar.
Selanjutnya ada berbagai kisah dan sharing inspiratif dari beberapa Gan En Hu dan relawan Tzu Chi. Ibu Masni Situmorang yang mempunyai 4 anak sangat bersyukur telah berjodoh dengan Tzu Chi dalam mengatasi kesulitan hidup keluarganya. Dengan adanya bantuan dari Tzu Chi dan pendampingan oleh relawan, Ibu Masni dengan semangat giat melakukan berbagai perkerjaan akhirnya terlepas dari beban utang baju seragam anaknya. Saat ini 3 anak kecil bisa sekolah dengan baik.
Kita tidak pernah tahu apakah hari esok yang datang lebih dulu, atau ketidakkekalan yang akan datang lebih dulu. Hal ini dialami oleh Ibu Herni Mawati yang mengalami sakit dan tidak bisa bekerja sehingga harus menjalani operasi dan proses pengobatan yang cukup panjang. Awalnya ia juga takut untuk melakukan operasi. Rasa syukur dan terima kasih yang dalam kepada Tzu Chi yang telah membantu membayar BPJS dan didampingi relawan akhirnya bisa melewati masa sulitnya. Dan saat ini Ibu Herni Mawati sudah mulai berkerja kembali sebagai penjaga kantin sekolah.
Keluarga Ramilah saat berbagi kisah. Meski dalam kekurangan, mereka tetap semangat memberi melalui celengan dana kecil amal besar.
Keuletan mendatangkan kekuatan. Ibu Ramilah yang sangat bersyukur telah berjodoh dengan Tzu Chi dan merasakan berkah di tengah kesulitan keluarganya dengn bantuan biaya hidup. Yang mana sang suami mengalami stroke dan tidak lagi bisa bekerja bahkan butuh bantuan dalam setiap kondisi.
Ibu Ramilah seorang istri yang luar biasa, dengan penuh cinta kasih, tekun dan telaten merawat suami yang sedang sakit. Bahkan walaupun hanya terbaring di tempat tidur Ibu Ramilah tidak menggunakan diapers untuk sang suami. Bahkan menyanggupkan diri sendri untuk mengangkat tubuh suaminya saat mau mandi. Rajin membawa suami terapi ke Rumah Sakit dan dengan penuh semangat serta ulet melakukan berbagai pekerjaan seperti mengambil setrikaan baju, ojek, jual tanaman agar tetap bisa mencukupi kebutuhan keluarganya.
Menghimpun niat baik melalui doa bersama.
Pembagian Angpao Berkah dan Kebijaksanaan dari Master Cheng Yen kepada para hadirin.
Bahkan Ibu Ramilah bisa mendidik kedua putrinya untuk saling membantu dan mengajarkan mereka untuk bisa membantu orang lain dalam keterbatasan. Hal ini dibuktikan dengan celengan yang setiap hari diisi oleh putrinya dengan menyisihkan uang jajan. Relawan Tzu Chi, yakni Janti dan Valentina yang mendampingi Ibu Ramilah mengatakan setiap kali kunjungan, rumah Ibu Ramilah selalu bersih dan rapi.
Para Relawan yang Inspiratif
Dalam menjalankan Misi Tzu Chi, banyak kisah inspiratif dari para relawan. Dewi, relawan di Misi Pendidikan yang awalnya mendampingi anak di Kelas Budi Pekerti akhirnya memutuskan untuk bergabung dalam barisan relawan dan merasakan banyak hal baik dan perubahan positifnya. Banyak pembelajaran yang didapatkan, yang bermanfaat bagi diri sendiri juga keluarganya.
Dewi yang awalnya adalah orang tua yang hadir mendampingi anak mengikuti kelas, mengenggam jalinan jodoh untuk bergabung menjadi relawan memperluas cinta kasih universal.
Anak Dewi, yaitu Grace, Kenji, dan Danish juga menceritakan sukacita mereka selama mengikuti Kelas Budi Pekerti yang mana mereka bisa belajar untuk lebih berbakti kepada orang tua dan bisa membantu pekerjaan rumah. Mereka juga paham Kata Perenungan Master Cheng Yen tentang “Ada dua hal yang tidak dapat ditunda yakni melakukan kebajikan dan berbakti kepada orang tua.”
Pricilia yang sekarang sudah menjadi relawan Abu Putih, dulunya adalah murid Kelas Budi Pekerti yang sangat senang dengan Tzu Chi. Karena di Tzu Chi banyak hal yang bisa dilakukan untuk pelatihan diri. Juga dapat memotivasi diri sendiri dengan ajaran Master Cheng Yen lewat Kata Perenungan. Berbagai kegiatan diikuti Pricilia. Generasi yang berkualitas adalah generasi yang bisa melakukan hal baik dan benar untuk memaknai kehidupannya.
Lili berbagi kisahnya dalam menapaki jalan Bodhisatwa Tzu Chi.
Menggenggam waktu dan kesempatan yang ada, itulah yang dilakukan oleh Lili Huang. Di tengah kesibukannya sebagai ibu rumah tangga dan pekerja kantoran yang waktunya sangat terbatas, tetap bisa menyempatkan diri sepulang kantor dan di sela – sela waktu luangnya untuk melakukan survei amal dan kunjungan ke Gan En Hu. Dengan membantu orang lain kebahagian akan lebih kita rasakan. Dan merasa hidup lebih berarti juga penuh syukur.
Antony yang bertekad bervegetaris setelah bergabung dalam barisan Tzu Chi.
Antony, relawan yang bergabung lewat kegiatan vaksin dan pembagian sembako dan telah mengikuti berbagai kegiatan Tzu Chi juga merasakan manfaat positif terhadap dirinya dan bersyukur dengan ajaran Master Cheng Yen yang mengajarkan tentang kesetaraan semua makhluk. Bukan hanya mengasihi diri sendiri tapi juga harus mengasihi sesama dan semua makhluk, memutuskan untuk bervegetaris pada saat dilantik menjadi relawan abu putih.
“Selain untuk kesehatan, juga agar tidak mempunyai utang karma terhadap apa yang dimakan,” kata Antony.
Untuk bisa lebih memaknai kehidupan, Antony bertekad akan terus berada di jalan Bodhisatwa Tzu Chi. Ia berharap semakin banyak orang yang bervegetaris agar semakin sehat dan bisa menyelamatkan bumi.
Editor: Khusnul Khotimah