Seorang duifu (relawan pendamping) mengajarkan anak menyapu. Materi pembelajarandalam kehidupan sehari-hari seperti, menolong orang lain tanpa pamrih yang dapat dimulai dari lingkungan keluarga.
Kelas Kata Perenungan (Jing Si Ban) Tzu Chi Medan Mandala memasuki tahun ajaran baru 2023 pascaliburan Imlek. Para sukarelawan Misi Pendidikan Tzu Chi Medan Mandala mengadakan pertemuan perdana pada Minggu, 5 Maret 2023 di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Medan Mandala.
Kelas Parenting Class sebagai kelas perdana diadakan untuk orang tua xiao pu sa (murid) pada 12 Februari 2023, lalu. Relawan pengurus dan pendidik Kelas Kata Perenungan (Jing Si Ban) siap mengemban tugas dan tanggung jawab mendidik dan membimbing xiao pu sa Kids dan Teen sebagai generasi penerus yang berhati Buddha, berkarakter baik dan berbudi pekerti luhur.
Segala persiapan sehubungan dengan ruang kelas, materi pelajaran dan fasilitas pendukung lainnya telah siapkan demi kelancaran di tahun ajaran baru.
Pertemuan di mulai pukul 08.30 WIB, xiao pu sa mulai berdatangan bersama orang tua mereka. Terdapat sedikit perubahan pada tahun ajaran baru ini, adanya penambahan enam orang xiao pu sa Kids dari sebelumnya yang hanya 7 orang dan beberapa xiao pu sa Kids yang naik ke jenjang Teen karena telah duduk di bangku SMP. Dengan seragam yang baru, para xiao pu sa Teen terlihat lebih bijak dan elegan.
Xiao pu sa Kids dan Teen belajar tata cara penghormatan kepada Buddha dan Master Cheng Yen. Para murid-murid diperkenalkan tata krama dan budaya humanis Tzu Chi kepada xiao pu sa baru dan sebagai reminder (mengingatkan kembali) bagi xiao pu sa yang sudah lama bergabung.
Kelas perdana ini dihadiri 10 xiao pu sa Kids dan delapan Teen serta didampingi 19 orang relawan. Xiao pu sa Kids dibagi empat grup dan Teen tiga grup dengan satu duifu (relawan pendamping) tiap group. Pukul 09.10 WIB, kedua kelas serentak dimulai. Kids Class dipandu oleh Sylvia Irnawaty Tan dan relawan pendidik Yanny yang juga koordinator materi tahun ajaran 2023, sedangkan Teen Class dipandu Tony Honkley dengan Paulia sebagai pendidik.
“Selamat pagi, xiao pu sa,” sambut Sylvia kepada xiao pu sa Kids Class dengan lantang dan penuh semangat. “Hari ini adalah kelas perdana di tahun ajaran baru. Mari kita ikuti dengan sukacita dan semangat baru,” sambung Sylvia untuk mendorong semangat xiao pu sa.
Acara diawali dengan penghormatan kepada Buddha dan Master Cheng Yen, menyanyikan Mars Tzu Chi dan melafalkan 10 Sila Tzu Chi. Para xiao pu sa melakukan penenangan batin dan pikiran yang dipandu Yanny agar hati dan pikiran menjadi rileks agar mudah menyerap materi. Kemudian, xiao pu sa memperkenalkan diri masing-masing mengenal satu sama lain agar lebih akrab.
Aktivitas Kids Class dengan arahan duifu (relawan pendamping) mempraktikkan “Menolong Orang Lain dengan Sukacita” yaitu membantu orang tua melakukan pekerjaan rumah seperti menyapu dan mengelap jendela.
Materi perdana tahun ajaran baru berupa pendidikan sehari-hari, yaitu “Menolong orang lain dengan Sukacita”materi untuk Kids Class. “Mengatur Diri Sendiri dan Menghargai Waktu” bagi Teen Class. Materi diberikan bersama aktivitas dan permainan.
Murid-murid Kids Class diajarkan ringan tangan, menolong orang lain tanpa pamrih yang dapat dimulai dari lingkungan keluarga. Seperti, menolong dan membantu orang tua menyapu lantai, mengepel lantai dan mengelap jendela. Menolong dengan sepenuh hati akan menimbulkan perasaan sukacita dalam diri. Kids Class melakukan praktik langsung di ruangan kelas dan lantai 1 Depo dengan arahan duifu. Meskipun sebagian murid masih canggung karena tidak terbiasa melakukan pekerjaan rumah tangga, mereka terlihat antusias dan gembira.
“Dalam kehidupan sehari-hari, kita belajar dari tidak bisa sampai bisa asalkan kita bersedia meringankan tangan dan bersungguh hati, makin banyak yang kita lakukan, makin banyak yang kita pahami, pada akhirnya kita dapat membantu orang lain, mengembangkan kemampuan dan kebijaksanaan diri. Master Cheng Yen mengatakan, ‘praktik menambah pemahaman sekaligus mengembangkan kebijaksanaan,” tutur Yanny kepada murid-murid Kids Class.
Salah satu xiao pu sa mengeluarkan pendapatnya pada sesi diskusi. Mereka diajarkan untuk berani mengeluarkan pendapat.
Kelas Teen diajarkan untuk menghargai waktu, tidak menunda pekerjaan, dan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Teen Class juga diselingi dengan permainan yang dibatasi waktu tertentu. “Dalam permainan karena ada batasan waktu, dalam kehidupan sehari-hari, kita perlu menggenggam waktu dengan erat seperti di dalam permainan. Kita perlu memanfaatkan waktu dan menghargai kehidupan bersama dan hidup berdampingan dengan orang lain,” tutur Paulia kepada murid-murid Teen Class. Pada akhir materi ditutup dengan kata perenungan Master Cheng Yen, “Kita perlu menghargai waktu, ruang dan hubungan antarmanusia.”
Yanny koordinator materi tahun ajaran 2023 mengatakan materi yang diberikan bersama aktivitas dan permainan untuk membantu xiao pu sa lebih cepat menyerap materi yang diberikan. “Xiao pu sa Kids dapat lebih menghayati makna dari menolong orang dan perasaan sukacita setelah menolong orang, sedangkan Teen belajar merencanakan waktu dan dapat berinteraksi dengan orang lain baik dalam lingkungan keluarga dan sekolah maupun dalam masyarakat,” ucap Yanny.
Husni, duifu di Kids Class.mengatakan konsep pelatihan adalah dengan belajar dan praktik. “Konsepnya adalah belajar dan mempraktikkan. “Mereka tidak hanya duduk mendengarkan, tetapi juga mempraktikkan apa yang diajarkan,” tutur Husni. Pembelajaran dengan aktivitas seperti ini akan diterapkan pada pertemuan berikutnya.
Materi yang diberikan murid-murid Kids Class praktik langsung, xiao pu sa agar dapat memahami materi pelajaran dengan baik.
Pada akhir pembelajaran, xiao pu sa diberikan materi tambahan berupa Tata Krama Tzu Chi oleh Phei Yin, Ketua Pengurus Kelas Kata Perenungan Tzu Chi. Para xiao pu sa Kids dan Teen diajarkan tata cara penghormatan kepada Buddha dan Master Cheng Yen.
Mereka dikenalkan dengan istilah panggilan tongxue (untuk teman sekelas), shi xiong shi jie (untuk relawan yang sebaya dan segenerasi), Shi gu-Shi bo (untuk relawan yang lebih senior), dan budaya humanis Tzu Chi dalam etika berpakaian, berjalan, duduk, menempati meja makan dan sikap saat makan. Materi ini untuk memperkenalkan tata krama dan budaya humanis Tzu Chi kepada xiao pu sa baru dan sebagai reminder (mengingatkan kembali) bagi xiao pu sa yang sudah lama bergabung.
Kelas perdana xiao pu sa Kids dan Teen berjalan lancar. Xiao pu sa yang baru kali pertama mengikuti Kelas Kata Perenungan merasa terkesan dengan suasana kelas dan materi yang diberikan.
Stenic Mae (11) dari Kids Class tercengang dengan suasana kelas yang bersih, rapi dan tenang. “Saya suka dengan pelajarannya mengenai sopan santun, membuat saya lebih menyayangi orang tua dan orang lain. Tadi saya juga diajarkan mengelap susuran tangga. Pulang rumah nanti saya akan membantu mama mengelap,” Lanjut Stenic.
Siswa Kids Class berfoto bersama duifu (relawan pendamping). Mereka mendapatkan materi dan langsung mempraktekkannya di ruan depo pendidikan pelestarian lingkungan dengn bersih-bersih seperti menyapu dan merapikan barang.
Hal yang sama dirasakan oleh Laivlie Kenizhi Gwee (1 SMA) dari Teen Class yang telah bergabung dengan Kelas Kata Perenungan sejak 2021 dan merupakan salah satu murid berprestasi pada tahun ajaran 2022. Laivlie terkesan dengan cara pengajaran yang menyalurkan kata-kata perenungan Master Cheng Yen lewat aktivitas dan permainan di dalam kelas. “Saya mendapatkan banyak hal yang bermanfaat dari Jing Si Ban, di antaranya adalah kata-kata perenungan yang menginspirasi dan memotivasi saya untuk berperilaku yang baik dan benar. Saya berharap dapat menjadi pribadi yang lebih baik dengan belajar lebih banyak budi pekerti,” ujar Laivlie.
Yanny merasa terkesan dengan semangat xiao pu sa mengikuti kelas perdana. Mereka dapat menanggapi dan memahami materi dengan baik. “Semoga mereka dapat mempraktikkan materi yang telah diajarkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat menambah pamahaman dan jiwa kebijaksanaan mereka juga berkembang,” tutup Yanny.
Editor: Anand Yahya