Sukacita Menjadi Tzu Ching
Jurnalis : Agus (Tzu Ching Batam), Fotografer : Reno (Tzu Chi Perwakilan Batam), Susanto (Tzu Ching Batam)
|
| ||
Inti acara dimulai oleh Aprilia dengan menjelaskan asal usul Tzu Chi dan Tzu Ching. Para peserta mendengarkan penjelasan dari Aprilia dengan seksama dan menambah wawasan mereka terhadap Tzu Chi dan Shigong Shangren (panggilan Tzu Ching untuk Master Cheng Yen). Kemudian dilanjutkan materi Budaya Humanis Tzu Chi yang dibawakan oleh David. Adapun budaya humanis ini terbagi 3: Gan En (bersyukur), Zun Zhong (menghormati) dan Ai (Cinta Kasih). Setiap kegiatan yang dilakukan Tzu Chi semuanya berlandaskan tiga prinsip tersebut. Agar bisa lebih gampang mengingat tiga prinsip itu, David mengajak para peserta untuk menyanyikan lagu Gan En Zun Zhong Ai. Dalam ceramah Master Cheng Yen terlihat Master sangat khawatir anggota Tzu Ching akan lupa ikrarnya untuk bergabung dengan Tzu Chi setelah terjun ke masyarakat terhapuskan. Banyak alumni tak hanya bekerja di badan misi Tzu Chi, namun juga menjadi pembimbing bagi Tzu Ching sekarang sambil berbagi pengalaman. Master berharap dalam era sekarang, kita harus memiliki pemahaman atas benar dan salah. Kita harus senantiasa berterima kasih kepada orang tua, menunjukkan rasa hormat terhadap masyarakat, dan mengembangkan cinta kasih kita. Inilah kehidupan yang bahagia.
Keterangan :
Sukacita Menjadi Tzu Ching Rahmat yang aktif dalam kegiatan Tzu Chi sejak masih sekolah di Tanjung Balai Karimun juga merasakan hal yang sama, “Awalnya saya ragu ketika diajak untuk menjadi Tzu Ching karena takut akan mengganggu kuliah dan kerja saya. Namun setelah dijelaskan kegiatan biasanya diadakan pada hari Minggu yang dimana pada hari itu, saya tidak perlu bekerja ataupun kuliah. Saya pun bergabung di organisasi ini dan setahun lebih saya di sini, setiap kali ikut kegiatan, selalu ada sesuatu yang saya dapatkan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Mungkin itulah kepuasan. Sampai hari ini, saya tidak pernah menyesal menjadi Tzu Ching dan saya yakin teman-teman juga tidak akan menyesal”, serunya. Banyak lagi Tzu Ching yang berbagi mengenai sukacitanya selama menjadi Tzu Ching. Berharap para peserta juga bisa merasakan hal yang sama setelah bergabung menjadi Tzu Ching. Salah satu perbedaan yang mencolok dari kegiatan yang biasanya dilakukan adalah Tzu Ching yang semakin mandiri. Untuk pertama kalinya, Tzu Ching mencoba untuk mempersiapkan makanan untuk para peserta. Sejak pagi, tim konsumsi Tzu Ching sibuk mempersiapkan makan siang untuk peserta berupa lontong sayur dan bihun goreng. Tidak ketinggalan minuman berupa es bandung. “Masak vegetaris sebenarnya tidak sulit, kita hanya menggantikan daging dengan bahan-bahan lain yang tidak mengandung nyawa”, kata Susanto.
Keterangan :
Bertambahnya Barisan Tzu Ching Di antara lima Tzu Ching baru, ada Yuliana yang sebelumnya merupakan Tzu Shao Batam. “Setahun yang lalu, saya baru dilantik menjadi Tzu Shao, tahun ini kembali dilantik menjadi Tzu Ching. Semoga setelah menjadi Tzu Ching, saya bisa lebih banyak berkontribusi bagi organisasi ini.” Nopianto juga berbagi sedikit pengalamannya selama mengikuti kegiatan Tzu Chi, “Di sini kita tidak hanya sekedar bermain saja, melainkan Zuo Zhong Xue, Xue Zhong Jue (melakukan sambil belajar, belajar sambil tersadarkan),” tambahnya. Master Cheng Yen menaruh harapan pada Tzu Ching, karena Tzu Ching-lah masa depan penggerak Tzu Chi. Semoga dengan bertambahnya barisan Tzu Ching ini, bertambah pulalah barisan yang memanggul bakul beras bagi dunia bersama Master. Bersama-sama bersumbangsih bagi setiap orang yang menderita di dunia ini. | |||
Artikel Terkait
Datang Dengan Hati yang Tulus
29 April 2019Diiringi lantunan Namo Ben Shi Shi Jia Mou Ni Fo, Lie Soi Eng dan ratusan relawan Tzu Chi lainnya berjalan tiga langkah secara perlahan kemudian dilanjutkan satu kali bernamaskara. Begitu seterusnya mengelilingi lapangan teratai Tzu Chi dan kembali ke tempat semula.