Sukacita Menyambut Lebaran (2)

Jurnalis : Anatha (He Qi Timur), Fotografer : Kurniawan (He Qi Timur)
 

fotoKartini Shijie mengucapkan kata-kata ke dekat telinga Ibu Mini, salah satu penerima pengobatan Tzu Chi karena pendengarannya yang kurang baik.

 

 

 

 “Niat baik mendatangkan berkah, tekad akan menimbulkan kekuatan. Berkah harus kita ciptakan sendiri, hingga kita akan mendapatkan jalinan jodoh yang baik.” (Kata Perenungan Master Cheng Yen)

 

 

 

 

 

Minggu pagi yang cerah, tanggal 13 September 2009 pukul 09.00 WIB, dimana banyak orang masih bersantai di rumah untuk melepaskan kepenatan mereka selama 1 minggu bekerja, para relawan Tzu Chi Kelapa Gading tetap memegang niat baik mereka untuk berkumpul di Jingsi Books & Café. Rupanya pada hari tersebut, para relawan Tzu Chi mengadakan silaturahmi dengan penerima bantuan Tzu Chi yang dibagi dalam 2 sesi yaitu pukul 10.00 WIB untuk penerima bantuan pengobatan Tzu Chi sebanyak 23 undangan dan pukul 15.00 WIB untuk penerima bantuan rumah Bebenah Kampung Tzu Chi sebanyak 48 undangan. Semua relawan saling bahu-membahu mempersiapkan acara ini, mulai dari bagian penerimaan/pendaftaran, materi acara hingga susunan tempat duduk di dalam ruangan. Tak ketinggalan, sebanyak 23 relawan telah dipersiapkan untuk mendampingi masing-masing undangan penerima bantuan pengobatan Tzu Chi.

Keakraban Bagai Keluarga
Pasien beserta keluarganya berkumpul di mesjid Al Musyawarah (samping Mal Kelapa Gading) kemudian dijemput dengan mobil-mobil relawan menuju Jingsi Books & Café yang terdapat di dalam mal. Mereka melakukan pendaftaran dengan undangan yang mereka bawa. Setelah itu, masing-masing undangan didampingi 1 relawan Tzu Chi memasuki ruangan acara dan duduk di bangku yang telah disediakan. Suasana keakraban mulai muncul pada saat masing-masing relawan pendamping bercengkerama pasien dan keluarganya.  

foto  foto

Ket :- Juliyan Sudardana, salah satu penerima bantuan pengobatan Tzu Chi yang menderita penyakit Hemangiona              (kiri)
         - Penerima bantuan pengobatan dan rumah Bebenah Kampung Tzu Chi turut berdana untuk meringankan            beban penderitaan korban topan Morakot dan gempa bumi Jabar (kanan)

Salah satu yang hadir adalah seorang balita yang masih berumur 13 bulan yaitu Juliyan Sudardana yang terlihat cakep, sehat, dan menggemaskan. Namun setelah diperhatikan dengan seksama ternyata ruas jari tangan kirinya tidak utuh, demikian juga pergelangan kaki kanannya yang seperti terikat tali. Juliyan adalah anak keempat pasangan suami-istri Yayan Basir dan Surmiyanti. Mereka tinggal di daerah Semper Barat Cilincing, Jakarta Utara. “Pada awalnya saya ga melihat ada tanda-tanda keanehan pada saat saya hamil,” Surmiyanti mulai bercerita, “Semuanya sih kelihatan berjalan lancar seperti kelahiran ketiga anak saya sebelumnya.” Akhirnya saat sudah genap waktunya, Surmiyanti melahirkan anaknya yang keempat dibantu oleh seorang bidan. Bukan kepalang terkejutnya Yayan setelah melihat anaknya. “Saya terkejut begitu melihat kondisi anak saya dengan kaki kanan yang nyaris putus karena terikat selaput tali pusat, begitu juga tangan kirinya. Kelihatan bengkak-bengkak pada tangan dan kakinya itu.” Tanpa pikir panjang lagi, Yayan langsung membawa bayi mereka ke Rumah Sakit BPP untuk memperbaiki kondisinya. Pihak rumah sakit pun menyarankan agar anaknya ini dioperasi, namun karena kondisi ekonomi Yayan terpaksa mengurungkan niatnya.

Beberapa saat setelah itu salah satu dari kawan memberitahukan Yayan untuk membawa masalah bayinya ke Yayasan Buddha Tzu Chi untuk dibantu pengobatan dan operasi. Harapan Yayan untuk menyembuhkan bayinya muncul kembali, lalu dia membuat surat permohonan ke Tzu Chi. Setelah dilakukan survey oleh relawan, permohonannya mendapat persetujuan. “Operasi pertama dilakukan waktu Juliyan umur 3 bulan, jari tangan kirinya terpaksa dipotong karena lengket jadi satu.  Waktu itu telapak kaki kanannya bengkak banget, dioperasi plastik separuh lingkaran supaya nyambung. Kata dokter separuhnya nyusul dioperasi kalau sudah sembuh. Sekarang ini kita lagi nunggu kamar di rumah sakit Cipto,” lanjut Surmiyanti. Yayan dan Surmiyanti sangat berterima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi yang telah menolong anaknya. Sebagai ungkapan rasa syukur, mereka berusaha menyisihkan sebagian dana yang dikumpulkan di celengan bambu yang diterimanya untuk membantu penderita yang lain.

Semoga Dunia Selamat Sejahtera
Acara dimulai dengan pembukaan oleh MC Johan Shixiong dan penayangan video Kisah Tzu Chi agar para undangan mengetahui asal muasal Tzu Chi yang membantu mereka selama ini. Selanjutnya ditayangkan video inspiratif mengenai celengan bambu (Kisah Budi & Ibu Baijah) dimana berdana bukan semata-mata hanya dilakukan oleh orang yang mampu namun setiap orang bisa melakukannya sebagai perwujudan cinta kasih yang tulus. Dalam tayangan tersebut pasien penerima bantuan Tzu Chi yang telah sembuh menyisihkan sebagian uangnya dimasukkan ke celengan bambu yang diserahkan ke Tzu Chi untuk membantu pasien lainnya yang membutuhkan. Dengan demikian jalinan kasih yang telah tumbuh dapat terus dilanjutkan dan disebarkan ke masyarakat luas agar terwujud masyarakat yang damai dan penuh cinta kasih. Setelah itu ditayangkan sekelumit video topan Morakot di Taiwan dan gempa bumi Jawa Barat, dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin oleh Ramadhan Shixiong, mengharap kebahagiaan bagi para korban dan keselamatan bagi dunia.

foto  foto

Ket : - Asmono, salah satu penerima bantuan rumah Bebenah Kampung Tzu Chi menyerahkan celengan bambu              ke Ketua He Qi Timur Lynda Shijie (kiri)
         -Penerima bantuan pengobatan dan rumah Bebenah Kampung Tzu Chi menerima bingkisan dan ang pao              Lebaran . (kanan)

Sekitar pukul 11.30 WIB acara pun selesai dan para undangan meninggalkan ruangan acara dengan tertib. Mereka ikut menyisihkan sebagian uang dengan sukarela untuk dimasukkan di kotak dana yang tersedia di depan pintu keluar. Para undangan ini sadar bahwa kebahagiaan terbesar dalam hidup adalah bisa membantu meringankan beban penderitaan saudara-saudara mereka lainnya yang tertimpa masalah dan bencana. Bertepatan dengan perayaan Lebaran yang sebentar lagi akan dilaksanakan, maka Tzu Chi Kelapa Gading menyerahkan bingkisan dan ang pao Lebaran kepada masing-masing undangan.

Pada pukul 15.00 WIB dilaksanakan acara yang sama untuk undangan penerima bantuan rumah Bebenah Kampung sebanyak 48 undangan, mereka hadir juga bersama keluarga. Pada kesempatan itu penerima bantuan rumah Bebenah Kampung bahkan juga membawa celengan bambu mereka yang sudah penuh untuk diserahkan ke Tzu Chi. Semoga wujud cinta kasih ini semakin meluas dan mensucikan Hari Raya Idul Fitri 1430 H pada minggu mendatang.

 

 

 
 

Artikel Terkait

Mengenal Lebih Jelas Tentang Vaksinasi Covid 19

Mengenal Lebih Jelas Tentang Vaksinasi Covid 19

29 Juli 2021

Yayasan Buddha Tzu Chi Kp. Palembang mengadakan acara Bincang Kesehatan dengan Tema “Vaksinasi Covid 19 Teman atau Musuh?” Pada Jumat, 23 Juli 2021 Pkl. 19.00 WIB – 21.00 Wib menggunakan Aplikasi Zoom.

Waisak 2019: Peringatan Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia

Waisak 2019: Peringatan Hari Waisak, Hari Ibu Internasional, dan Hari Tzu Chi Sedunia

20 Mei 2019

Tanggal 12 Mei 2019, semua insan Tzu Chi di segala penjuru dunia bersukacita menggelar Peringatan Hari Waisak, Hari Ibu Internasional dan Hari Tzu Chi Sedunia. Insan Tzu Chi Pekanbaru melakukan kegiatan ini di Hotel Furaya sejak pukul 14.00 WIB dan dihadiri sekitar seribuan lebih tamu dan relawan.

Bakti Sosial Kesehatan di Desa Serongga, Kalimantan Selatan

Bakti Sosial Kesehatan di Desa Serongga, Kalimantan Selatan

20 Oktober 2017
Pagi itu sekitar pukul 08.00 WITA, relawan Tzu Chi Sinar Mas Xie Li Kalimantan Selatan 1 dan Xie Li Kalimantan Selatan 2 sudah berkumpul di Desa Serongga, Kecamatan Kelumpang Hilir, Kabupaten Kotabaru. Relawan menggelar kegiatan Bakti Sosial Kesehatan Umum, Minggu, 14 Oktober 2017.
Seulas senyuman mampu menenteramkan hati yang cemas.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -