Sukacita Perayaan Festival Kue Bulan di Kota Batam
Jurnalis : Rizky Afifah (Tzu Chi Batam), Fotografer : Hoslan, Vemmy Ho, Shanti, Andy Tan, Supardi (Tzu Chi Batam)Mina Huang berharap setiap dermawan dapat berkumpul secara harmonis saat Festival Kue Bulan.
Festival Kue Bulan merupakan tradisi Tionghoa yang telah diwariskan turun-menurun. Festival ini diadakan pada bulan 8 tanggal 15 Kalendar Imlek saat bulan dipercaya terbulat dan terbesar sepanjang tahun. Seperti yang tertulis pada kotak Kue Bulan Cinta Kasih Tzu Chi ?? ?? ??? (yue yuan, shi yuan, ren tuan yuan) yang berarti di bulan purnama, semua masalah terselesaikan dan keluarga berkumpul dengan harmonis.
Setiap tahunnya Tzu Chi Batam ikut berpartisipasi merayakan Festival Kue Bulan dengan mengadakan Pekan Amal Kue Bulan Cinta Kasih. Menjelang Festival Kue Bulan yang mana tahun ini jatuh pada tanggal 17 September 2024, pekan amal diselenggarakan selama sepekan dari 9-16 September 2024 di dua mall besar di Kota Batam, yaitu Batam City Square (BCS) Mall dan Grand Batam (GB) Mall. Selain penjualan kue bulan, pekan amal juga menjajakan produk-produk hasil dari daur ulang, buku-buku Jing Si dan Daai Tech. Pekan amal ini juga menyajikan berbagai hiburan bernuansa Tiongkok, berupa isyarat tangan, nyanyian, Tai Chi/Qi Gong (seni bela) dan Gu Zheng (kecapi).
Relawan di bagian Kerajinan Tangan Qiao Yu Fang mengubah kain dan barang bekas menjadi emas, emas menjadi cinta kasih saat pekan amal.
Relawan memanfaatkan pekan amal untuk memperkenalkan produk Jing Si dan Daai Tech.
Karena berjarak hanya satu pekan dengan Baksos Kesehatan Tzu Chi, pekan amal tahun ini dapat dikatakan sangat menguji kesigapan relawan Tzu Chi Batam. Dalam waktu yang sangat singkat, relawan dapat mengkoordinir acara berskala besar di dua tempat yang berbeda. Semangat dan kekompakan relawan Tzu Chi di Kota Batam memang layak diacungi jempol.
Tahun ini untuk pertama kalinya Tzu Chi Batam mengadakan Seduh Teh. Selain untuk menggalang Bodhisatwa, juga untuk mempraktikkan budaya humanis. Hellen Iskandar mendapat berkah menyeduh the.“Saya sangat senang sekali, karena dikasih kesempatan untuk seduh teh untuk tamu-tamu di BCS yang datang beli kue bulan. Ini pertama kali, jadi sangat senang sekali dikasih ladang berkah ini.”
Dewi Soejati (tengah) memperkenalkan celengan bambu kepada pengunjung mall.
Hellen Iskandar memperagakan salah satu Budaya Humanis Tzu Chi dengan menyuguhkan Teh.
“Tata Cara Seduh teh itu ada tiga baiknya, yaitu bertuturlah dengan ucapan yang baik, berpikirlah dengan niat yang baik, lakukanlah perbuatan yang baik. Tiga hal inilah yang ingin kita sampaikan dengan seduh teh ini” Sambung Hellen dengan wajah penuh kegembiraan.
Mina, relawan Tzu Chi yang selalu berkomitmen memberikan yang terbaik setiap tahunnya di Bazar Kue Bulan menuturkan harapan dan doanya. “Kami kumpulkan relawan yang terlibat mungkin lebih banyak lagi dan kalau bisa ada penerusnya, kami yang sudah tua mungkin harus ke belakang”. Seperti menjawab doa Mina, tahun ini terdapat relawan cilik, Zoey yang masih berusia 5 tahun namun begitu bersemangat membantu neneknya Dewi, relawan Tzu Chi berjualan kue bulan. Walaupun umurnya masih kecil namun semangatnya begitu besar. Zoey senang bisa membantu neneknya berjualan kue bulan dan tahun depan ingin ikut lagi.
Relawan bersyukur atas animo warga Batam akan Kue Bulan Cinta Kasih Tzu Chi.
Zoey, Cucu Dewi Soejati, dengan sukacita membantu nenek menjual kue bulan.
Beralih ke Grand Batam (GB) Mall tempat kedua diadakannya pekan amal. Moi Moi selaku koordinator stan di GB mengungkapkan rasa haru dan gembiranya terkait Pekan Amal Kue Bulan. “Misi kami ialah menebarkan cinta kasih ke masyarakat dan bisa menjelaskan budaya tradisional kita sebagai orang Tionghoa yaitu budaya Festival Kue Bulan dan Lampion ke anak cucu. Jadi sampai sekarang Bazar kue bulan menjadi suatu Misi Budaya dan Misi Pendidikan ke masyarakat. Biar anak cucu kita lebih tahu mengenai festival-festival yang harus dijalankan dari zaman nenek moyang.”
Moi Moi (biru kiri) ingin budaya Festival Kue Bulan tidak pudar seiring waktu.
Ketulusan hati para relawan dalam menyiapkan Pekan Amal Kue Bulan Cinta Kasih Tzu Chi begitu luar biasa. Cinta kasih di setiap adonan kue, karya-karya buatan tangan para relawan dari barang daur ulang, pengisi acara dan para relawan yang bertugas bersumbangsih dengan penuh ketulusan. Mereka dengan giat menggali ladang berkah bersama dengan mengorbankan waktu, tenaga, uang dan pikiran namun tak tampak wajah lelah di wajah mereka hanya wajah gembira dan penuh kasih yang mereka perlihatkan. Hal ini sesuai dengan ucapan Master Cheng Yen yang mengatakan “Seseorang yang senang bersumbangsih, kondisi batinnya akan kaya berlimpah.”
Editor: Khusnul Khotimah Artikel Terkait
Membangun Kekompakan Antarrelawan
27 September 2024Festival Kue Bulan di Tzu Chi Bandung juga dimaknai relawan sebagai upaya untuk terus kompak dalam menjalankan misi Tzu Chi dalam upaya menebar cinta kasih.