Relawan yang membantu menggarap ladang berkah hari ini mendapatkan pengarahan terlebih dahulu sebelum mulai baksos.
“Welas asih adalah kesediaan bersumbangsih tanpa memikirkan kesulitan dan jerih payah yang harus dihadapi.” Kata perenungan Master Cheng Yen.
Ramai dan sukacita terasa saat 320 warga menghadiri Bakti Sosial Degeneratif yang diadakan oleh relawan komunitas He Qi Pusat Komunitas Hu Ai Jakarta Pusat, Minggu, 28 April 2024. Baksos Kesehatan Degeneratif merupakan salah satu kegiatan misi kesehatan Tzu Chi, kegiatan ini bertujuan memberikan pelayanan kesehatan dan pencegahan penyakit degeneratif bagi warga masyarakat lanjut usia dan tidak mampu.
Andrea Chandra membantu membagikan nomor pendaftaran kepada para peserta yang hadir (baju abu tengah).
Warga yang hadir didata ulang terlebih dahulu sebelum melakukan pemeriksaan.
Pada baksos kali ini, Tzu Chi berkesempatan menjalin jodoh baik dengan SMA Negeri 10 yang terletak di Mangga Besar 13, Jakarta Pusat. “Kami bersyukur hari ini mendapatkan kesempatan menjalin kerja sama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi melalui baksos kesehatan ini, semoga kerja sama ini dapat berkelanjutan di baksos lainnya,” tutur Rumsilah, Kepala SMA Negeri 10 Jakarta.
Sebelum baksos dimulai para relawan mendapatkan pengarahan singkat dari Andrea Chandra yang mengambil ladang berkah sebagai koordinator kegiatan pagi itu. “Hari ini kita akan bersama menggarap ladang berkah baksos degeneratif untuk warga sekitar, para relawan yang hadir sekiranya sudah memahami bantuan yang akan kita berikan ke warga hari ini, tetap semangat ya semua,” ucap Andrea Chandra disambut antusias yang sama oleh relawan lainnya.
Saonah (76) menjelaskan keluhannya kepada perawat.
Araya (11) siswa cilik SD Negeri 5 bersama teman-temannya membantu warga mengukur tinggi dan berat badan.
Sekitar pukul 08.30 WIB para warga yang sehari sebelumnya mendapatkan kupon untuk pengobatan terlihat sudah memenuhi ruang pendaftaran. Selain relawan yang melayani warga, terdapat 6 siswa cilik SD Negeri 5 Mangga Dua Selatan turut menggarap ladang berkah ini. Mereka hadir didampingi seorang guru mereka. "Kewajiban membantu orang juga, seneng sih bisa membantu dan melayani mereka daripada di rumah saja, di sekolah juga saya ambil eskul UKS jadi dokcil," ujar Araya (11) siswi kelas 5 SD yang juga mengambil ekstra-kurikuler UKS di sekolahnya, pada hari ini dia membantu warga melakukan penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.
Setelah warga melakukan pengukuran tinggi badan, warga diarahkan melakukan screening awal tensi, di antaranya ada Saonah (76), seorang nenek yang tinggal dengan adik dan cucunya. Saonah merasakan sakit pada dengkul kakinya, terakhir ia kontrol ke RS Husada. Namun dikarenakan sulit berjalan, Saonah tidak kontrol lagi, "Sakit juga rasanya, tapi sekarang bisa cek di sini senang, dekat rumah, semoga ntar habis diperiksa saya tidak sakit lagi. Makasih hari ini bisa periksa senang rasanya," ujarnya sukacita.
Rohani, M.Kep perawat yang sejak tahun 2019 sudah bergabung di TIMA, memberikan pengarahan senam kaki kepada pasien penderita diabetes.
Sebelum warga diperiksa kesehatan oleh para dokter, relawan juga menyiapkan sosialisasi singkat mengenai kesehatan dan kegiatan amal Yayasan Buddha Tzu Chi. "Saya suka mengikuti kegiatan baksos seperti ini, kayak panggilan ya, saya juga ikut di kunjungan kasih dah lainnya, tapi panggilan saya rasanya tetap melayani di baksos seperti ini. Bahagia bisa membantu terutama warga yang membutuhkan pengobatan seperti ini," ujar Rohani, M.Kep, perawat yang sejak tahun 2019 sudah bergabung di TIMA (Tzu Chi International Medical Association). Hari ini juga sebanyak 60 relawan TIMA membantu baksos dengan penuh sukacita.
Editor: Metta Wulandari