Sumbangsih Jing Si Book & Café Kota Medan yang Berulang Tahun ke-7

Jurnalis : Leo Rianto (Tzu Chi Medan), Fotografer : Dokumentasi Tzu Chi Medan
Para relawan Tzu Chi Medan, di antaranya Yenny Waty, Khoo You Mei, Mariany Hariman, Rimba Kosasih dan Rene Yacat tampak begitu semangat mendistribusikan susu kacang Jing Si.

Jing Si Book & Café di Kota Medan telah berusia 7 tahun pada 7 November 2022. Untuk menyambut hari ulang tahunnya ini Jing Si Book & Café membagikan lebih dari 1.150 botol susu kacang kedelai dan kacang merah yang lezat dan kaya akan nutrisi.

Jing Si Book & Café adalah salah satu warisan kebajikan dari Master Cheng Yen, pendiri Tzu Chi. Jing Si adalah nama yang diambil Master Cheng Yen untuk dirinya sendiri sebelum menjadi bhiksuni. Jing dalam aksara Kanji mengingatkan kita untuk selalu mempertahankan kedamaian bathin dan membawa pesan lingkungan untuk melindungi bumi dan menjernihkan alam. Sedangkan, Si artinya menggarap ladang berkah dengan sepenuh hati, membangun dan mengembangkan kebaikan di dalam hati secara terus menerus.

Setiap produk Jing Si Book & Café membawa pesan pelestarian lingkungan dan pelestarian bathin (makna spiritual), tentang bagaimana produk tersebut dibuat dan bahan yang digunakan.

Sebanyak 62 anak dari Panti Asuhan Sukacita Anak Mahkota (PASAM) mendapat penjelasan tentang kandungan gizi dan manfaat yang ada di dalam susu kacang kedelai Jing Si yang akan segera mereka nikmati bersama.

“Dua cabang Jing Si Book & Café di Kota Medan, yakni di Jati Junction dan Komplek Cemara Asri terbuka untuk umum di hari kerja dari pukul 09.00 sampai 17.00. Salah satu tujuan kami adalah agar para pengunjung mendapatkan ketenangan bathin dan merasakan sentuhan nuansa humanis. Kami melayani kebutuhan khalayak dari buku-buku humanis karya Master Cheng Yen, produk makanan sehat, peralatan makan hingga pakaian yang ramah lingkungan.” Sambut Jusni Lina selaku pengurus di Jing Si Book & Café.
Seperti kebiasaan sebelumnya, Jing Si Book & Café di Kota Medan memperingati setiap ulang tahunnya dengan berbagai kegiatan yang bermanfaat misalnya pameran produk, seminar kesehatan, dan sebagainya.

“Master Cheng Yen selalu berpesan ajaran sejati adalah dengan mempraktikkan jalan Boddhisatwa, yaitu dengan tekun melatih diri, masuk ke tengah masyarakat, gengam momen untuk bersumbangsih serta terus membimbing sesama demi terwujudnya sebuah dunia yang lebih baik. Tahun ini, kami rayakan dengan membagikan lebih dari 1.150 botol susu kacang kedelai dan kacang merah Jing Si kepada berbagai yayasan sosial yang ada. Harapannya semoga semua lapisan masyarakat, baik anak-anak maupun orang tua turut menikmati produk Jing Si yang penuh dengan nilai gizi dan cinta kasih.” Lanjut Jusni Lina.

Para relawan Tzu Chi membagikan susu kacang kedelai Jing Si kepada para pasien penderita penyakit kanker yang tersebar di beberapa rumah sakit dan rumah singgah.

Karena tidak menggunakan bahan pengawet dan pewarna, susu kacang produksi Jing Si Book & Café yang telah dibuat ini harus langsung diminum pada hari yang sama. Karena itu pada pembagian susu kacang ini pun melibatkan koordinasi yang baik dari beberapa relawan selama tiga hari untuk pembuatan dan distribusinya.

Beberapa relawan seperti Yenny Waty dan Inggrid Limaya yang turut membantu dalam pembuatan dan distribusi berbagi sukacitanya.

“Semoga kegiatan ini rutin diadakan ke depannya sehingga lebih banyak lagi yang mengetahui manfaat yang dirasakan setelah mengkomsumsi susu kacang Jing Si yang bisa dijadikan sebagai pengganti susu hewani. Kaya protein dan bagus untuk meningkatkan daya tubuh dan kesehatan jantung.” Tutur Yenny Waty.

Sukacita dirasakan Inggrid Limaya melihat begitu banyak lapisan masyarakat yang bisa menikmati susu kacang Jing Si ini.

“Seperti yang dikatakan oleh Yenny Waty, semoga kegiatan ini rutin diadakan kedepannya. Tentu saja, saya akan terus semangat bersumbangsih.” Tekad Inggrid Limaya.

Rombongan relawan, seperti Rimba Kosasih, Mery Oslan, Liani Oei dan Sumarni menjelaskan kepada pengurus Panti Asuhan Yayasan Benih Kebaikan dari sudut pandang seorang vegan, lebih banyak unsur-unsur kebaikan terkandung di dalam susu kacang kedelai dibanding dengan susu hewani.

Pembagian kali ini terlaksana dengan baik berkat dukungan dari dua warga Medan asal Filipina yang bernama Rene Yacat dan Ernesto Ursabia.

“Walaupun agama kita beda, tetapi hati kita sama. Semuanya dapat terwujud dengan baik berkat niat yang tulus serta cinta kasih yang universal. Seperti yang telah diketahui, Tzu Chi banyak hadir bersumbangsih di Filipina selama ini. Mewakili Wesley Methodist Church dan komunitas Filipina yang ada di kota Medan, kami bersyukur atas kesempatan yang telah diberikan sehingga kami bisa turut bersumbangsih untuk mengantarkan susu kacang Jing Si yang lezat kepada berbagai yayasan sosial yang kami bina selama ini.” Tutur Rene Yacat.

Pembagian susu kacang Jing Si sebanyak lebih dari 1.150 botol berukuran 250ml ini berlangsung selama tiga hari di berbagai tempat. Dari panti asuhan, rumah singgah penderita kanker, panti jompo, sekolah luar biasa, hingga ke tempat penyandang disabilitas & autism.

Suster Imelda dan Suster Konstan dari Panti Asuhan Khusus Anak Perempuan St. Lucy Filippini bersukacita bisa menjalin sebuah jodoh yang baik serta bahu-membahu dengan relawan Tzu Chi Medan dalam bersumbangsih dan mengasihi sesama tanpa membedakan.

“Dengan rasa syukur kami ucapkan terima kasih atas kiriman susu kacang kedelainya. Kami senang meminumnya dan yakin akan gizinya. Untuk anak-anak, kami jelaskan tentang gizi dan kebaikan yang ada di dalam susu ini karena mereka terbiasa dengan susu yang manis.” Terang Suster Imelda, pengurus Panti Asuhan St. Lucy Filippini.

Sukacita yang sama disampaikan oleh Yustinus, Pengurus SLBC Abdi Kasih.

“Susu kacang kedelai sangat nikmat dan sedap, terasa sekali kacang kedelainya. Anak-anak menyukainya. Semoga kegiatan ini rutin diadakan ke depannya guna membantu pertumbuhan 40 orang anak-anak penyandang disabilitas dan autisme yang ada di tempat kami,” ujarnya.  

Heri Maripa, Pengurus SOS Children’s Village berharap tali silaturahmi dengan para relawan Tzu Chi Medan tidak terputus sampai di sini.

“Kami sangat senang sudah mendapat kebaikan dari Tzu Chi Medan. Anak-anak yang ada di tempat kami sangat bersukacita dan mereka mempunyai pendapat yang berbeda-beda mengenai susu kacang Jing Si yang dibagikan. Ada yang merasa enak, ada yang mengatakan kurang manis, dan ada juga yang berpendapat lebih enak diminum dalam keadaan dingin. Semoga tali silahturahmi ini tidak terputus sampai disini.” Ungkap Heri Maripa dari SOS Children’s Village.

Susu kacang Jingsi bebas gula dan terbuat dari bahan-bahan alami. Manisnya belum terasa di saat tegukan pertama, tetapi setelah tegukan selanjutnya, seperti yang dijelaskan Jusni Lina. Ia juga berharap masyarakat di Kota Medan makin akrab lagi dengan keberadaan Jing Si Book & Café.

“Semoga apa yang telah kami upayakan selama ini akan menginspirasi lebih banyak orang lagi untuk berkunjung ke Jing Si Medan sehingga mereka bisa mendapatkan manfaat untuk kesehatan, pelestarian lingkungan dan pelestarian bathin.” Pungkas Jusni Lina.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Semangat dan Tanggung Jawab Murid Jing Si

Semangat dan Tanggung Jawab Murid Jing Si

28 September 2011 Banyak sekali cerita dari Thomas Shixiong yang membuat kita bertepuk tangan untuknya, karena berawal dari tekad yang tertunda, hingga ia yakin untuk masuk ke barisan Tzu Chi dan pada akhirnya ia berjodoh pulang ke kampung halaman batin untuk bertemu dengan guru yang dirindukanya.
Melihat dan Mengenal Aula Jing Si Lebih Dekat

Melihat dan Mengenal Aula Jing Si Lebih Dekat

17 Juni 2013 Tur ini juga memberikan manfaat yang positif kepada peserta, sebab dengan mengikuti kegiatan yang bermanfaat maka akan membantu mengarahkan mereka supaya dapat mengisi hari liburnya dengan pemahaman akan kepedulian antar sesama dan juga lingkungannya.
Pendidikan Budaya Humanis Melalui Kata Perenungan Jing Si

Pendidikan Budaya Humanis Melalui Kata Perenungan Jing Si

27 Juli 2018
Tzu Chi Medan mengadakan seminar tentang Budaya Humanis, Minggu 22 Juli 2018. Seminar ini diikuti oleh 91 peserta dari masyarakat umum, 210 orang tenaga pendidik, serta 116 orang relawan Tzu Chi. Topik seminar kali ini adalah Budaya Humanis dan Bagaimana kaitannya dengan Kata Perenungan Jing Si.
Kita sendiri harus bersumbangsih terlebih dahulu, baru dapat menggerakkan orang lain untuk berperan serta.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -