Sumbangsih Para Pencari Suaka pada Kegiatan Tzu Chi

Jurnalis : Ruth P. Saragih (Tzu Chi Cabang Sinar Mas), Fotografer : Ruth P. Saragih (Tzu Chi Cabang Sinar Mas)

Sumbangsih Para Pencari Suaka pada Kegiatan Tzu Chi

Bagi para pencari suaka ini, tidak ada alasan untuk tidak berbuat baik, meski menjadi korban peperangan sekalipun.

Donor darah merupakan kegiatan rutin yang digelar oleh Tzu Chi Cabang Sinar Mas di kantor pusat yang terletak di Thamrin, Jakarta Pusat. Dalam penyelenggaraannya, kegiatan ini selalu dihadiri oleh ratusan karyawan dari keluarga besar Sinar Mas yang ingin menyumbangkan darahnya membantu sesama yang membutuhkan.

Ada yang berbeda pada kegiatan donor darah yang dilaksanakan pada Selasa 4 Oktober 2016 lalu. Belasan  pencari suaka dari Afghanistan yang berada di Jakarta turut membantu relawan Tzu Chi, mulai dari persiapan hingga pelaksanaan kegiatan. Terang saja, kegiatan ini memunculkan haru di hati siapapun yang menyaksikannya.

“I am so happy and excited. For me, this event is the greatest thing to saving life. And I am blessed to be a part of this event,” kata Kamran Ali selaku pembina dari sembilan anak pencari suaka yang berada di kawasan Kebon Nanas Jakarta. Sembilan anak pencari suaka ini secara khusus mendapat pendampingan dan bantuan dari relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas.

Kamran mengungkapkan, ia merasa sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari kegiatan donor darah ini. Baginya, donor darah adalah kegiatan paling mulia dalam menyelamatkan nyawa manusia.

Sumbangsih Para Pencari Suaka pada Kegiatan Tzu Chi

Mereka tetap bersemangat meski belum lancar berbahasa Indonesia.

Sumbangsih Para Pencari Suaka pada Kegiatan Tzu Chi

Belasan  pencari suaka dari Afghanistan yang turut membantu relawan Tzu Chi dalam kegiatan donor darah ini mayoritas berusia di bawah 17 tahun. Mereka bertekad akan donor jika nanti usia sudah memenuhi syarat.

Keterbatasan berbahasa Indonesia tak menyurutkan semangat para pencari suaka ini untuk menjadi bagian dari kegiatan Tzu Chi kali ini. Ada yang ditugaskan di bagian pendaftaran, penuangan celengan bambu, di bagian antrian pemeriksaan dokter, hingga pemanggilan peserta untuk pengambilan darah. Dengan bahasa Indonesia yang terbatas, para pencari suaka ini dapat melayani sebaik para relawan Tzu Chi Cabang Sinar Mas yang lainnya. Yang lebih mengharukan, mereka juga turut berdonor. Hussein salah satunya.

“Ini pertama kalinya, saya tidak takut. Saya semangat. Semoga bisa membantu yang sakit,” ungkap Hussein dengan terbata-bata namun dengan wajah yang sumringah.

Sumbangsih Para Pencari Suaka pada Kegiatan Tzu Chi

Para pencari suaka merasa sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari kegiatan mulia ini.

Bagi Hasan, ini adalah kali pertama ia berdonor. Ia berharap darah yang ia sumbangkan dapat membantu orang lain agar bisa sembuh dari apapun sakitnya.

Pengalaman pahit yang pernah dirasakan di negara asal memberikan banyak pelajaran hidup bagi belasan pencari suaka ini. Penderitaan, kelaparan, sulitnya memperoleh pengobatan membuat mereka begitu semangat untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan amal dan sosial.

 


Artikel Terkait

Satu Hari Tiga Kebajikan

Satu Hari Tiga Kebajikan

16 September 2015
Minggu pagi, 6 September 2015, relawan Tzu Chi melakukan kegiatan sosialisasi bulan tujuh penuh berkah, bervegetarian, dan donor darah di Sekolah Amitayus, Jakarta Utara
Bersumbangsih di Kegiatan Donor Darah

Bersumbangsih di Kegiatan Donor Darah

17 Januari 2018
Kata Perenungan Master Cheng Yen tentang memanfaatkan kesempatan yang ada untuk bersumbangsih,  menginspirasi barisan relawan Tzu Chi Tangerang. Para relawan menyelenggarakan kegiatan donor darah untuk membantu stok darah di PMI Tangerang.
Siklus Cinta Kasih di Tanjung Pinang

Siklus Cinta Kasih di Tanjung Pinang

03 Juni 2014
Pada setiap kegiatan donor darah, relawan selalu memperkenalkan Tzu Chi kepada para peserta melalui kisah Master Cheng Yen beserta Celengan Bambu. Setelah mendengarkan kisah awal Tzu Chi dan Master Cheng Yen, mereka juga diajak untuk menanamkan kebiasaan ‘1 hari 1 kebajikan’ melalui celengan bambu.
Ada tiga "tiada" di dunia ini, tiada orang yang tidak saya cintai, tiada orang yang tidak saya percayai, tiada orang yang tidak saya maafkan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -