Sumbangsih Para Pilot
Jurnalis : Hadi Pranoto, Fotografer : Hadi PranotoSebanyak 11 orang pilot dari Air Line Pilots Association Singapore (ALPA-S) mengunjungi rumah warga penerima bantuan program Bebenah Kampung di Pademangan Jakarta Utara. |
| ||
ALPA-S adalah sebuah wadah organisasi profesi pilot internasional di Singapura. Organisasi yang mulai berdiri sejak tahun 1960-an ini merupakan anggota dari Federasi Internasional Asosiasi Pilot Air Line. Tujuan utama organisasi ini adalah untuk meningkatkan keselamatan penerbangan dan untuk mempromosikan standar tertinggi dari profesionalisme dan kompetensi teknis di antara para anggotanya. Hal ini untuk memastikan bahwa masyarakat umum yang menggunakan jasa pesawat terbang terjamin tingkat keselamatannya saat bepergian dengan pesawat yang dioperasikan oleh para anggota ALPA-S. Selain yang berhubungan dengan profesi mereka, ALPA-S juga memiliki kegiatan-kegiatan sosial yang ditujukan untuk membantu warga yang kurang mampu di berbagai negara. “Kami juga ada kegiatan-kegiatan (sosial) yang ditujukan kepada anak-anak, salah satunya bagaimana menginspirasi anak-anak untuk menjadi pilot pesawat terbang,” kata Captain David Eliathamby, Chairman Benefits and Charities Comitee ALPA-S.
Ket : - Yabin Yap, Program Manajer DAAI TV Indonesia tengah menjelaskan tentang "Program 5 P" Tzu Chi bagi warga bantaran Kali Angke.(kiri) Mendengar dan Melihat Langsung Setelah sesi Yabin Yap, Andrew juga menjelaskan tentang aktivitas Tzu Chi Indonesia saat membantu menangani para korban tsunami 5 tahun silam. “Relawan Tzu Chi tidak hanya memberikan bantuan darurat, namun juga memberikan bantuan jangka panjang, seperti membangun perumahan dan juga sekolah di Aceh,” terang Andrew. Seusai mendapatkan penjelasan tentang Tzu Chi, para pilot ini kemudian berkesempatan melihat kondisi langsung Perumahan Cinta Kasih Tzu Chi dan warganya. Selain mengunjungi rumah salah satu warga, kesebelas pilot ini juga melihat posko daur ulang, gedung hasta karya, dan RSKB Cinta Kasih Tzu Chi.
Ket : - Dengan tujuan memahami lebih dalam Tzu Chi di Indonesia, para pilot dari Singapura ini melakukan kunjungan ke Indonesia pada Jumat, 16 Juli 2010. (kiri) Kerja Sama Jangka Panjang Seusai melihat kondisi warga Pademangan, para pilot ini kemudian mengunjungi Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Dalam kesempatan itu, para pilot juga memberikan sumbangsihnya yang diterima langsung oleh Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Liu Su Mei dan disaksikan Wakil Ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Sugianto Kusuma. Yayasan Buddha Tzu Chi sendiri sebenarnya telah ada di Singapura, namun para pilot dari ALPA-S ini merasa bahwa Tzu Chi Indonesia merupakan tempat yang tepat untuk menjalin kerja sama. “Mereka merasa Tzu Chi di Singapura tidak terlalu banyak aktivitas sosial yang mesti dibantu, sementara di Indonesia luar biasa banyaknya. Mereka juga merasa tersentuh untuk membantu Tzu Chi di Indonesia,” kata Andrew. Harapannya, dengan adanya kunjungan ini akan terjalin kerja sama yang baik antara ALPA-S dan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dalam jangka panjang. “Kami dari ALPA-S berharap di masa depan akan ada kerja sama dengan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan bisa berkontribusi dengan Tzu Chi dalam forum apapun,“ kata David, “Kami juga berterima kasih dan merasa Yayasan Tzu Chi di Indonesia pekerjaannya begitu luar biasa, dan kami akan berupaya untuk membantu.” | |||
Artikel Terkait
Membuka Lembaran Baru, Semangat Baru di Tahun 2024
02 Februari 2024Kelas Bimbingan Budi Pekerti (Qin Zi Ban) di Tzu Chi Medan telah dimulai kembali pada 21 Januari 2024. Dengan semangat dan sukacita para Xiao Pu Sa dan didampingi orang tuanya mulai berdatangan.
Generasi yang Penuh Cinta Kasih (Bag.2)
05 Agustus 2010 Pembangunan Sekolah Unggulan Cinta Kasih Pangalengan memakan waktu selama enam bulan. Bangunan yang penuh dengan susana cinta kasih yang tulus ini akan membawa kedamaian bagi guru-guru dan siwa siswi Sekolah Unggulan Cinta Kasih Pangalengan.Jangan Tunda Berbuat Baik
25 Maret 2019Salah satu relawan baru yang bernama Wena sudah memantapkan diri untuk menjadi relawan Tzu Chi setelah mendengarkan penjelasan dari Dwi Hariyanto. Hal itu ia lakukan karena tidak ingin menyia-yiakan waktunya lagi. “Kalau bisa langsung membantu, itu lebih baik lagi,” ungkapya.