Sumbangsih Setetes Keringat

Jurnalis : Veronika Usha, Fotografer : Veronika Usha
 
 

fotoDengan penuh semangat para mahasiswa dan mahasiswi STABN Sriwijaya bergotong royong untuk membantu para seniman bangunan menyelesaikan pembangunan kampus mereka.

Kalau biasanya kegiatan pembangunan gedung kampus STAB Negeri Sriwijaya, Tangerang, Banten, hanya dilakukan oleh para pekerja seni bangunan, kali ini ada pemandangan yang berbeda. Minggu, 4 April 2010, lebih kurang 100 orang mahasiswa terlihat saling bahu-membahu membantu pekerjaan para seniman bangunan (istilah pekerja bangunan di Tzu Chi –red).

 

 

 

Dengan penuh semangat, para mahasiswa dan mahasiswi STABN Sriwijaya mulai mengangkat lembar demi lembar zincalum (lembaran seng besi yang dipergunakan sebagai atap bangunan) untuk dipindahkan ke sisi atas bangunan.

Sumbangsih Para Mahasiwa
Winarso, salah satu relawan Tzu Chi menuturkan bahwa kegiatan kerja bakti ini merupakan salah satu bentuk sumbangsih dari para mahasiswa terhadap pembangunan kampus STABN Sriwijaya. “Tidak hanya meringankan pekerjaan para seniman bangunan, kegiatan ini juga bertujuan untuk menumbuhkan rasa memiliki mereka (mahasiswa STAB Sriwijaya-red) terhadap gedung kampus ini,” ucapnya.

Acara yang dimulai sejak pukul 08.15 hingga 11.15 ini tidak hanya diikuti oleh para mahasiswa STABN Sriwijaya saja, tapi juga ada para dosen dan staf ikut berpartisipasi. Lebih kurang 15 orang dosen dan staf terlibat aktif membantu mahasiswa mengangkat lebih kurang 200 lembaran zincalum. “Kami menyambut baik kegiatan hari ini. Seperti yang disebutkan oleh relawan Tzu Chi tadi, ‘Satu dua tetes keringat yang kita berikan sebagai sumbangsih terhadap gedung ini, memiliki makna yang besar.’ Oleh karenanya, kami berharap dengan kegiatan ini bisa semakin menumbuhkan kerja sama dan kekompakan dari mahasiswa, serta menciptakan self belonging  mereka,” tutur Setia Darma, SH, MM, selaku Ketua STAB Negeri Sriwijaya.     

foto  foto

Ket : - Sebelum terjun langsung ke lapangan, para mahasiswa mendapat pengarahan terlebih dahulu agar             memperhatikan keselamatan kerja. (kiri)
       - Setia Darma, SH, selaku ketua STAB Negeri Sriwijaya berharap, dengan kegiatan ini diharapkan para             mahasiswa dapat memupuk rasa memiliki terhadap kampus STAB Negeri Sriwijaya. (kanan)

Selain memberikan bantuan pembangunan gedung seluas 3.000 meter sebagai sarana pendidikan, Tzu Chi juga mulai menerapkan budaya humanis di STAB Negeri Sriwijaya. “Salah satunya adalah dengan menerapkan pola hidup bervegetarian di dalam area STAB Negeri Sriwijaya. Tidak hanya itu, pendidikan budi pekerti pun menjadi salah satu mata kuliah wajib yang diberikan kepada para mahasiswa. Kalau mereka tidak memiliki budi pekerti yang baik, bagaimana mereka bisa menerapkan ilmu yang mereka peroleh ke masyarakat dengan baik,” tegas Winarso.

Ia menambahkan, saat ini para mahasiswa juga sudah mulai dilibatkan untuk melakukan kegiatan kemanusiaan seperti kegiatan daur ulang dan menjadi relawan baksos kesehatan.

Meni Apriani, salah satu mahasiswa yang berasal dari Lombok menuturkan kebahagiaannya bisa mendapatkan kesempatan untuk mengikuti kegiatan Tzu Chi. “Sangat luar biasa. Dengan kegiatan ini semua mahasiswa bisa berkumpul bersama untuk membantu para seniman bangunan yang ada di sini. Saya dan teman-teman sangat senang ikut kegiatan ini, semua bersemangat.  Yang penting dalam diri kita harus ada keikhlasan, karena kalau tidak ada keikhlasan maka akan cepat merasa lelah,” ucap Meni bersemangat.

foto  foto

Ket : - Setelah melakukan kerja bakti membantu para seniman bangunan, dan mahasiswa juga                       mendapatkan kesempatan untuk melakukan sharing. (kiri).
         - Untuk melengkapi kebersaman para mahasiswa STABN Sriwijaya, para relawan Tzu Chi mengajak                seluruh mahasiswa untuk melakukan isyarat tangan "Satu Keluarga". (kanan)

 

Tidak hanya itu, mahasiswi yang pernah mengikuti kegiatan daur ulang dan menjadi relawan dalam baksos kesehatan ini juga mengungkapkan bahwa tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan kekagumannya terhadap Tzu Chi, “Buat saya Tzu Chi luar biasa.”

Hal serupa juga dituturkan oleh David Adidharma, ketua BEM STABN Sriwijaya. Bahkan David mengaku, dirinya mendapat banyak pelajaran tentang cara melakukan pelestarian lingkungan.  “Kalau yang tadinya hanya mendengar, sekarang saya sudah bisa berbuat sesuatu untuk melestarikan lingkungan.” 
    

  

  
 
 

Artikel Terkait

Mulai Pulih, Yayah Bahagia dikunjungi Relawan Tzu Chi

Mulai Pulih, Yayah Bahagia dikunjungi Relawan Tzu Chi

15 Juni 2021

Setelah satu tahun lebih tidak bertemu akibat pandemi, Yayah merasa bahagia karena kembali bertemu relawan Tzu Chi di tengah kondisinya yang perlahan-lahan pulih dari stroke.

Sepatu Cinta Kasih untuk Anak-anak di Wamena

Sepatu Cinta Kasih untuk Anak-anak di Wamena

01 Maret 2018
Relawan Tzu Chi Biak menuju Kota Wamena untuk bertemu dengan murid-murid SD YPPK Santo Yakobus Honelama. Di sini relawan memberikan bantuan sepatu kepada anak-anak yang selama ini bertelanjang kaki di cuaca yang dingin saat bersekolah.
Program Bebenah Kampung Tzu Chi Tahap ke-4 di Kamal Muara: Dimulainya Proses Pembongkaran Rumah

Program Bebenah Kampung Tzu Chi Tahap ke-4 di Kamal Muara: Dimulainya Proses Pembongkaran Rumah

30 Oktober 2023

Relawan Tzu Chi, karyawan Tzu Chi Hospital, dan siswa dari Tzu Chi School yang jumlahnya sekitar 93 orang ikut membantu proses pembongkaran rumah dalam Program Bebenah Kampung Tzu Chi tahap ke-4 di Kamal Muara.

Kendala dalam mengatasi suatu permasalahan biasanya terletak pada "manusianya", bukan pada "masalahnya".
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -