Sumbangsih Setetes Keringat
Jurnalis : Veronika Usha, Fotografer : Veronika UshaDengan penuh semangat para mahasiswa dan mahasiswi STABN Sriwijaya bergotong royong untuk membantu para seniman bangunan menyelesaikan pembangunan kampus mereka. |
| ||
Dengan penuh semangat, para mahasiswa dan mahasiswi STABN Sriwijaya mulai mengangkat lembar demi lembar zincalum (lembaran seng besi yang dipergunakan sebagai atap bangunan) untuk dipindahkan ke sisi atas bangunan. Sumbangsih Para Mahasiwa Acara yang dimulai sejak pukul 08.15 hingga 11.15 ini tidak hanya diikuti oleh para mahasiswa STABN Sriwijaya saja, tapi juga ada para dosen dan staf ikut berpartisipasi. Lebih kurang 15 orang dosen dan staf terlibat aktif membantu mahasiswa mengangkat lebih kurang 200 lembaran zincalum. “Kami menyambut baik kegiatan hari ini. Seperti yang disebutkan oleh relawan Tzu Chi tadi, ‘Satu dua tetes keringat yang kita berikan sebagai sumbangsih terhadap gedung ini, memiliki makna yang besar.’ Oleh karenanya, kami berharap dengan kegiatan ini bisa semakin menumbuhkan kerja sama dan kekompakan dari mahasiswa, serta menciptakan self belonging mereka,” tutur Setia Darma, SH, MM, selaku Ketua STAB Negeri Sriwijaya.
Ket : - Sebelum terjun langsung ke lapangan, para mahasiswa mendapat pengarahan terlebih dahulu agar memperhatikan keselamatan kerja. (kiri) Selain memberikan bantuan pembangunan gedung seluas 3.000 meter sebagai sarana pendidikan, Tzu Chi juga mulai menerapkan budaya humanis di STAB Negeri Sriwijaya. “Salah satunya adalah dengan menerapkan pola hidup bervegetarian di dalam area STAB Negeri Sriwijaya. Tidak hanya itu, pendidikan budi pekerti pun menjadi salah satu mata kuliah wajib yang diberikan kepada para mahasiswa. Kalau mereka tidak memiliki budi pekerti yang baik, bagaimana mereka bisa menerapkan ilmu yang mereka peroleh ke masyarakat dengan baik,” tegas Winarso. Ia menambahkan, saat ini para mahasiswa juga sudah mulai dilibatkan untuk melakukan kegiatan kemanusiaan seperti kegiatan daur ulang dan menjadi relawan baksos kesehatan. Meni Apriani, salah satu mahasiswa yang berasal dari Lombok menuturkan kebahagiaannya bisa mendapatkan kesempatan untuk mengikuti kegiatan Tzu Chi. “Sangat luar biasa. Dengan kegiatan ini semua mahasiswa bisa berkumpul bersama untuk membantu para seniman bangunan yang ada di sini. Saya dan teman-teman sangat senang ikut kegiatan ini, semua bersemangat. Yang penting dalam diri kita harus ada keikhlasan, karena kalau tidak ada keikhlasan maka akan cepat merasa lelah,” ucap Meni bersemangat.
Ket : - Setelah melakukan kerja bakti membantu para seniman bangunan, dan mahasiswa juga mendapatkan kesempatan untuk melakukan sharing. (kiri).
Tidak hanya itu, mahasiswi yang pernah mengikuti kegiatan daur ulang dan menjadi relawan dalam baksos kesehatan ini juga mengungkapkan bahwa tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan kekagumannya terhadap Tzu Chi, “Buat saya Tzu Chi luar biasa.” Hal serupa juga dituturkan oleh David Adidharma, ketua BEM STABN Sriwijaya. Bahkan David mengaku, dirinya mendapat banyak pelajaran tentang cara melakukan pelestarian lingkungan. “Kalau yang tadinya hanya mendengar, sekarang saya sudah bisa berbuat sesuatu untuk melestarikan lingkungan.”
| |||
Artikel Terkait
Mengenal Lebih Dekat Sosok Guru dan Tzu Chi lewat Sosialisasi
07 Mei 2018Pendidikan, Bekal Maria Meraih Cita-Cita
10 Agustus 2020Bukan sesuatu yang mudah bagi Maria untuk bisa terus kuat dan mandiri. Apalagi ia beberapa kali melihat orang merendahkan keluarganya karena mereka hidup sangat sederhana. Sedih, namun bukannya terpuruk, Maria memilih menunjukkan bahwa walaupun berkekurangan ia bisa meraih prestasi yang membanggakan.
Vegetaris itu Mudah
08 September 2016Hidup sehat tak melulu mahal, para insan Tzu Chi di Jak Luay, Kalimantan Timur mengolah makanan vegetaris, seperti sayur bening daun katuk, semur jengkol, tauco telur, sate tahu, dan makanan lezat lainnya.