Summarecon Merayakan 10 Tahun Celengan Kasih Dengan Penuh Syukur

Jurnalis : Clarissa Ruth, Fotografer : Clarissa Ruth

Summarecon mengadakan Syukuran 10 tahun perjalanan penuangan celengan bambu, sebelum acara mulai para staff Summarecon melaukan registrasi.

Perjalanan 10 tahun menggerakan aksi dana kecil amal besar melalui celengan bambu sungguh bukan hal yang mudah. Ide yang sangat tulus ini berawal dari salah satu pemilik PT. Summarecon Agung, Liliawati Rahardjo Soetjipto yang juga sudah berjodoh baik dengan Yayasan Buddha Tzu Chi dan aktif mejadi relawan Tzu Chi. Menjalankan bisnis yang bergerak di bidang property bersama suaminya Soetjipto Nagaria, tidak membuatnya hilang daratan sebaliknya ia melebarkan niat kebajikan dengan melibatken seluruh karyawan PT. Summarecon Agung.

“Awalnya saya bingung ya bagaimana caranya untuk mengundang banyak orang untuk bersumbangsih, tapi saat saya ke Taiwan dan bertemu Master Cheng Yen di situ saya terpanggil dan membuka jalan saya untuk memulai menggerakan celengan bambu atau kami biasa sebut dengan celengan kasih,” cerita Liliawati. “Gagasan yang saya dapatkan dari Master yaitu berdana kecil beramal besar ini saya terapkan dimulai dari seluruh karyawan di Summarecon, dengan niatan bisa membantu banyak orang dan juga mengajak mereka untuk berdana, melakukan dan meyebarkan cinta kasih walaupun dimulai dari koin-koin kasih itu,” lengkapnya.

Kembali ke 10 Tahun yang lalu Liliawati Rahardjo Soetjipto adalah penggagas pertama yang menggerakan aksi dana kecil amal besar melalui celengan bamboo di Summarecon. Mengingat perjalan yang tidak mudah itu membuat Liliawati terharu sekaligus sangat bahagia.

Hari itu juga diadakan penuangan celengan bambu bersama, terlihat Soetjipto Nagaria dan Liliawati Rahardjo Soetjipto juga menuangkan celengan bambu didampingi Mia Yolanda (kanan) dan relawan lainnya.

Liliawati sempat bercerita untuk mempertahankan konsistensi menggerakan celengan kasih ini tidak bisa dibilang mudah, pasti ada pasang surutnya. Oleh karena itu lah ia semakin tertantang untuk terus bertekad bersumbangsih melalui celengan kasih. Kini terbukti 10 tahun sudah terlewati dan sudah banyak sekali yang terpanggil untuk berdana bukan hanya para relawan tapi para pengunjung Mall Sumarecon dan dari sana banyak donator-donatur yang berniat baik untuk bersumbangsih.

“Saat Covid, (donasi dari celengan) sempat turun drastis ya, saya sempat kaget juga saat itu. Tapi kembali lagi ke niat awal kita sama-sama bersatu hati, kita gerakan bersama celengan kasih itu sampai sekarang genap 10 tahun, sudah membaik dan semakin banyak juga yang menggerakan celengan kasih ini. Sungguh bahagia dan terharu,” ungkap Liliawati.

Oleh karena itu untuk mengingat kembali sejarah perjalanan celengan kasih dan rasa syukur karena tetap konsisten hingga 10 tahun, Selasa, 3 Oktober 2023, PT. Summarecon Agung mengadakan acara Syukuran 10 Tahun Penuangan Celengan Kasih yang dihadiri ratusan karyawan Summarecon dari beberapa cabang di Indonesia. Mereka pun merasa senang bisa ikut bersumbangsih dan rutin mengisi celengan kasih tersebut dengan penuh ketulusan.

Silakumaro Tonny Coason (kanan) mengaku sangat beryukur bisa mengenal Tzu Chi dan bisa ikut bersumbangsih sejak awal terbentuknya penuangan celengan bambu pada tahaun 2013 lalu.

Dalam perayaan rasa syukur tersebut dimeriahkan dengan penampilan Isyarat tangan dari relawan Summarecon Peduli dan didampingi Relawan Tzu Chi.

Seperti Silakumaro Tonny Coason yang sudah bekerja selama 36 tahun di Summarecon dan juga ikut merintis perjalanan celengan kasih sejak awal di tahun 2013. Tonny yang juga sudah bergabung menjadi relawan Tzu Chi sejak 2009 merasa dengan dana kecil amal besar ini siapa aja bisa ikut bersumbangsih dan bisa dengan mudah mengajak banyak orang berdonasi dari koin yang dikumpulkan melalui celengan kasih.

“Saya lebih senang lagi sekarang karena yang terlibat lebih banyak. Summarecon juga sudah berkembang di beberapa kota jadi kita terapkan juga celengan kasih ini, jadi seluruh cabang semua memiliki celengan kasih dan kita adakan penuangan setiap dua bulan sekali,” kata kata Tonny. “Saya amat sangat berkesan dengan kata-kata Master Cheng Yen tentang dana kecil amal besar, jadi ternyata semua orang bisa membuat kebaikan, ini sangat bagus sekali sehingga kita bisa mengajak banyak orang melalui celengan kasih ini,” imbuhnya.

Terpancar rasa bahagia dari Sudibyo Bejo Indrianto, staff keamanan Summarecon yang sangat bersyukur bisa ikut serta beramal, melakukan kebajikan melalui celengan bambu.

Kebahagian juga terpancar di wajah Sudibyo Bejo Indrianto, staff keamanan Summarecon yang sudah bekerja 29 tahun. Ia mengaku sangat mendukung celengan kasih ini sejak pertama kali diadakan. Menurut Sudibyo aksi ini bisa membantunya membuat kebaikan dan juga mendidik anak-anaknya untuk bisa berbagi sejak dini.

“Luar biasa saya sangat senang, sangat bergembira saya diberikan kesempatan untuk beramal, berbagi kepada sesama. Saya juga mengajak istri dan anak saya untuk ikut berpartisipasi dan rutin menungakan celengan kasih ini setiap dua bulan sekali. Saya terharu dari awal sampai sekarang sudah 10 tahun kita terus komitmen mengadakan penuang celengan kasih dan semoga kedepannya akan terus berjalan, kami pasti terus support dan kembangan,” ungkap Sudibyo.

Ternyata kesamaan visi dan misi yang di miliki Tzu Chi dan Summarecon ini bisa membantu menjalin jodoh dengan baik dari puluhan tahun yang lalu dan selalu konsisten menerapkan celengan bambu. “Jadi semangat celengan bambu itu sangat relevan dengan purpose Summarecon yaitu menumbuh kembangkan kehidupan yang indah dan mewujdukan dunia yang indah. Celengan bambu itu mengandung rasa syukur, dan ajakan untuk mensyukuri berkah kita. Karena itulah kenapa kami terus menumbuhkan semnagat itu dan mengembangkan celengan bambu, karena memang sangat selaras,” jelas Agus Hartono, Head of Corporate Culture and Social Responsibility. 

Di akhir acara seluruh staff Summarecon juga diberi kesempatan untuk bisa menuangkan celengan bambunya di tempat yang sudah disediakan relawan Summarecon Peduli.

Relawan Tzu Chi He Qi Timur juga ikut merayakan rasa syukur perjalanan 10 Tahun penuangan celengan bambu tersebut. Setiap dua bulan sekali relawan Tzu Chi juga rutin mengadakan penuangan celengan bambu bersama di Mal Kelapa Gading. Tjong Mia Yolanda relawan Tzu Chi memiliki harapan yang besar agar jalinan jodoh terus berlangsung dan gerakan celengan bambu terus berjalan.

“Kami sangat bersyukur sebagai relawan Tzu Chi yang mana selama 10 tahun ini bisa menjalin jodoh yang baik dengan Summarecon Peduli. Jadi semangat yang diberikan Shijie Liliawati itu sangat berpengaruh baik dan sangat berinspirasi. Harapan kami ke depannya semoga perusahan lain juga bisa terinspirasi dan bisa turut serta menjalin jodoh baik ini, untuk mengumpulkan koin-koin kasihnya untuk membantu sesama,” harap Mia.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Memupuk Jiwa Kebajikan Sejak Dini

Memupuk Jiwa Kebajikan Sejak Dini

20 Juni 2014

Keikhlasan serta niat tulus merupakan hal yang terpenting dalam bersumbangsih untuk memperoleh amal besar, bukan dari seberapa besar jumlah nominal yang sudah disumbangkan. Yang terpenting adalah niat tulus dari diri pribadi untuk beramal.

Mengajak Peduli pada Sesama Lewat Program SMAT

Mengajak Peduli pada Sesama Lewat Program SMAT

30 Januari 2017

Tzu Chi Bandung kembali menggelar Sosialisasi Misi Amal Tzu Chi (SMAT). Kali ini SMAT digelar di Best Western Premier La Grande Hotel, yang dihadiri para staf dari berbagai departemen. Para peserta mengaku makin mengenal lagi tentang Tzu Chi dan siap bersumbangsih melalui Celengan Bambu.

Menumbuhkan Cinta Kasih Melalui Celengan

Menumbuhkan Cinta Kasih Melalui Celengan

26 Februari 2015 Sosialisasi Misi Amal Tzu Chi diadakan di Nanyang Zhi Hui School, Medan. Indrawani Shijie mengawali kegiatan dengan menjelaskan ke para siswa tentang Yayasan Buddha Tzu Chi dan apa saja misi dan visi Tzu Chi. Setelah itu juga dijelaskan tentang bagaimana Tzu Chi dalam kesehariannya membantu orang-orang.
Tiga faktor utama untuk menyehatkan batin adalah: bersikap optimis, penuh pengertian, dan memiliki cinta kasih.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -