Sungguh Hati Berlatih Prosesi Waisak
Jurnalis : Fammy Kosasih, Sucipta Nio (He Qi Timur) , Fotografer : Fammy (He Qi Timur)
Peserta latihan prosesi Waisak bersama beberapa kali bersama relawan Hu Ai Kelapa Gading.
Waisak Tzu Chi adalah momen ungkapan bersyukur akan 3 budi besar, yaitu: budi luhur Buddha; bersyukur akan budi Buddha yang telah hadir ke dunia sebagai penuntun jalan kebenaran bagi semua mahluk, budi luhur orang tua; bersyukur akan budi luhur orang tua dan para leluhur yang menjalin jodoh kelahiran bagi kita, budi semua mahkluk; bersyukur akan budi semua mahluk yang secara langsung maupun tidak langsung telah mendukung kehidupan kita. Demi menyelaraskan ketidak seimbangan empat unsur alam dan menjernihkan kekeruhan batin dengan air Dharma.
Relawan komunitas Hu Ai Kelapa Gading, memulai latihan formasi barisan yang pertama pada tanggal 13 April 2014. Latihan dilakukan di ruang pertemuan lantai 3 gedung pelayanan warga Kelapa Gading, Jl. Kelapa Hybrida Raya yang disediakan oleh pihak Summarecon. Jam 07:00 WIB, sejumlah relawan komunitas sudah hadir di gedung pertemuan itu, diawali dengan mendengarkan sosialisasi prosesi Waisak Tzu Chi yang dibawakan oleh Effendy Zhang Shixiong.
Dalam sosialisasi ini juga mendengarkan beberapa sharing kesaksian, diantaranya Endang Supriatna Shixiong sebagai relawan Tzu Chi non Buddhis memberikan sharingnya yang pada intinya bahwa walaupun berbeda-beda keyakinan, juga banyak menimbulkan pertanyaan dan pertentangan dari kalangan kaumnya sendiri, tetapi menurut tekad pemikiran Endang Shixiong ini,asalkan dengan niat baik yang tulus setiap doa yang dipanjatkan juga pasti mampu memberikan siraman rohani bagi setiap orang yang turut merasakan. Bagi Endang Shixiong, saat beliau membagikan pengalaman pertamanya mengikuti prosesi Waisak di Tzu Chi tahun 2013 lalu, beliau tetap menaikkan doa dengan cara dan keyakinannya sendiri, memohon ampun dan tobat, sehingga dengan air Dharma yang disentuhkan oleh jari-jari tangannya mampu membersihkan kekeruhan di dalam hatinya dan memberikan rasa lega bagi dirinya pribadi, bagi orang-orang yang dikasihinya, bagi keluarganya dan bagi masyarakat sekitarnya pula.
Hendry Shixiong dan Phei Se shijie memandu latihan prosesi Waisak mulai dari pemandian rupang Buddha hingga pradaksina.
Peserta dari masyarakat umum pun turut berpartisipasi pada perayaan Waisak 2014 ini.
Setelah acara sosialisasi dan sharing pembukaan persiapan prosesi hari Waisak. Baru dilanjutkan dengan proses menyusun formasi barisan yang pertama. Dikarenakan lokasi tempat yang terbatas, maka tidak semua proses formasi barisan bisa dilakukan dengan maksimal.
Latihan formasi barisan kedua dilakukan pada hari Sabtu, tanggal 26 April 2014. Latihan formasi barisan kali ini diadakan di pelataran parkir Mall Kelapa Gading. Latihan formasi barisan yang kedua ini juga dimulai pada jam 07:00 WIB. Dalam latihan formasi barisan kedua ini dipimpin oleh Hendry Zhou shixiong. Latihan dimulai dengan mengatur para relawan dan peserta umum yang hadir dalam barisan, kemudian Hendry Zhou shixiong memberikan penjelasan dan instruksi tata cara berdiri dalam barisan, prosesi berbaris menuju meja pemandian rupang Buddha, sampai dengan latihan meditasi berjalan, yang dalam bahasa Mandarin artinya Rao Fo Rao Fa.
Seperti yang diutarakan oleh Effendy Zhang shixiong selaku PIC latihan formasi pada latihan formasi barisan tahap dua ini melihat bahwa latihan pada kali kedua ini sudah jauh lebih baik dibandingkan latihan formasi barisan yang pertama. “Saya lihat hari ini, semua sudah cukup rapi, sudah lebih paham. Kelihatan dari cara barisnya dan antusiasnya para relawan juga banyaknya peserta dari luar. Mereka benar-benar memperhatikan,” ungkap Effendy shixiong. “Dibandingkan latihan formasi yang pertama tanggal 13 April 2014 lalu dengan latihan formasi barisan kali ini, tentunya juga sudah jauh lebih baik. Dari segi tempat jauh lebih luas, para relawan dan para peserta barisan juga sudah lebih paham karena mereka juga sudah melihat sendiri bagaimana prosesi yang baik dan benar harus dilakukan,” tambahnya. Dikatakan Effendy Zhang shixiong lagi, “Inisiatif latihan kedua ini didukung kembali oleh pihak Summarecon yang menyediakan tempat latihan di pelataran parkir Mall Kelapa Gading yang luas dan memadai ini”.
Semua peserta bersama-sama berlatih membentu formasi barisan bertulisakan Tzu Chi.
Mereka juga latihan pradaksina (meditasi jalan) secara bersama-sama.
Seperti juga yang disampaikan Wei Siong shixiong selaku wakil dari pusat melihat, ”Kesan hari ini sangat bersyukur, karena sebenarnya hari Sabtu adalah waktu beristirahat atau melakukan aktivitas kegiatan lainnya bagi para relawan dan para peserta, tetapi mereka mau meluangkan waktu mereka datang ikut latihan ini,” ungkapnya. Dari jam 6:30 pagi sudah mulai berdatangan. Latihannya sepenuh hati, tujuan kita berdoa bersama-sama supaya dunia ini bisa bebas dari bencana, kehidupan keluarga kita dan lingkungan bisa jadi lebih baik,” katanya. “Yang terpenting bagaimana bisa mengenal Tzu Chi, bagaimana bisa tahu visi dan misi Tzu Chi. Setidak-tidaknya barisan semut-semut dari Master, jangkauan dan genggaman tangan Tzu Chi semakin panjang, semakin luas serta bisa saling berbagi kepada sesama,” tambah Wei Siong. Karena keterbatasan tempat latihan yang pertama, yang hanya mampu menampung sekitar 100 orang, maka dicarilah tempat yang lebih luas bekerjasama dengan pihak Mall Kelapa Gading dan Summarecon selaku pengelola, maka didapatlah tempat di pelataran parkir Mall Kelapa Gading ini.
Kamis 1 Mei 2014, latihan formasi barisan ini pun kembali dilakukan di tempat yang sama, pelataran parkir Mall Kelapa Gading. Sekitar 160 peserta terdiri dari sejumlah relawan dan peserta umum kembali berkumpul dan melakukan latihan formasi bersama. Latihan yang ketiga ini dipimpin oleh Phei Se shijie, walaupun di tengah terik matahari pagi, Phei Se shijie sangat bersemangat dalam menyampaikan instruksi-instruksi latihan yang baik dan benar kepada seluruh peserta yang hadir di lokasi pagi hari itu. Tampak hadir pula dalam latihan formasi ketiga ini, Lynda shijie, ketua He Qi Timur. beliau turut datang membantu mengarahkan barisan dalam latihan itu.
Dalam kesempatan latihan ketiga ini, seorang peserta latihan muda, Aulia dari Bekasi, yang juga bagian dari komunitas Tzu Ching mengungkapkan, ”Saya senang sekali bisa ikut dalam latihan barisan ini, awalnya saya belum bisa tetapi karena dibantu para relawan dengan sabar mau mengajari dan memberikan contoh”. “Dalam latihan tadi, ada latihan berjalan pelan-pelan artinya supaya kita bisa lebih mawas diri bahwa kita hidup tidak cuma sendiri, di kanan kiri kita itu ada banyak orang,” tambahnya. Peserta muda yang awalnya menjalin jodoh dengan Tzu Chi melalui tayangan kisah nyata DAAI TV dan depo pelestarian lingkungan ini menambahkan lagi, ”Walaupun awalnya sempat ragu karena yayasan Tzu Chi adalah yayasan Buddha, namun setelah mencari tahu dan menelaah lebih dalam lagi, tenyata kegiatan ini maknanya bisa dirasakan oleh semua kalangan. Tzu Chi melakukan segala sesuatu tanpa pamrih untuk menolong dan membantu sesama. Saya melihat visi dan misi Tzu Chi bagus banget, karena Tzu Chi ini lintas agama, lintas ras tanpa membeda-bedakan siapapun,” ungkapnya.
Setelah latihan formasi dilakukan beberapa kali dengan penuh konsentrasi, penuh kesungguhan hati, mengikuti setiap tahap latihan dan instruksi para peserta yang terlibat dalam latihan. Semakin lama susunan barisan semakin terlihat formasi yang semakin baik dan rapi, sehingga semua prosesi latihan bisa berjalan lancar, baik, rapi dan indah. Berkat satu semangat dari kita semua, menggalang hati setiap orang, mengumpulkan jumlah orang yang sedemikian banyak hingga terhimpunlah formasi barisan yang sesuai, tepat dan lengkap. Harapan kita semua melalui barisan hari Waisak yang semakin panjang, semakin banyak jalinan jodoh dengan jutaan insan Bodhisatwa, sehingga semakin banyak orang sadar kehidupan yang kita jalani dan yang kita harapkan. Bagaimana kita juga bisa berbuat lebih banyak kebaikan bagi sesama yang masih membutuhkan uluran tangan-tangan, sehingga semakin banyak hati manusia tersucikan, cinta kasih yang tersebar mampu menghapus dunia dari segala bencana.
Artikel Terkait
Berbakti Pada Ibu di Waisak Tzu Chi
06 Juni 2014 Wajah Nenek Hartati diliputi senyuman, walau kini umurnya telah mencapai 88 tahun, dengan kondisi pergerakannya sudah tidak leluasa lagi, tapi di umurnya yang telah lanjut nenek Hartati masih bisa mengikuti acara waisak yang di adakan oleh Tzu Chi di Aula Jing Si, Pantai Indah Kapuk, pada hari Minggu 11 Mei 2014.Waisak 2558: Jarak dan Usia Tidak Membatasi Hati
12 Mei 2014Waisak 2014 adalah suatu acara yang spesial di hati penganut ajaran Buddha yang universal. Ajaran yang universal itu yang membuat kita semua bisa bergabung menjadi satu keluarga yang spesial.