Suster Carolus Borromeus: Belajar Tanpa Batas

Jurnalis : Erli Tan, Fotografer : Erli Tan


Suster Luisa CB (kiri) kembali berkunjung ke Tzu Chi Center mendampingi suster-suster Carolus Borromeus yang berkarya di bidang media, dipandu oleh relawan Alex Salim (kanan).

Suster-suster Katolik dari St.Carolus Borromeus kembali berkunjung ke Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara pada Kamis, 5 Juli 2018. Kali ini suster-suster yang datang adalah yang berkarya di bidang media, berjumlah 14 orang. Mereka datang dari Palembang, Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta. Kedatangan mereka sejak pukul 8.00 pagi itu disambut oleh relawan Tzu Chi komunitas He Qi Utara 1.

Salah satu suster yang datang, yaitu Suster Luisa CB, sejak kunjungan pertama di tahun 2013 sudah menjalin silaturahmi dengan relawan Tzu Chi. Dari beliaulah kemudian berlanjut kunjungan-kunjungan dengan membawa rombongan yang berbeda-beda, mulai dari anak-anak sekolah, guru, direksi dan staf rumah sakit, termasuk suster-suster Katolik yang berkarya di bidang pendidikan dan bidang kesehatan.


Relawan Tzu Chi, Puspawati (kanan), menjelaskan visi dan misi Tzu Chi kepada para suster.

Selain itu Suster Luisa bersama beberapa suster lainnya juga pernah mengikuti prosesi Waisak di Tzu Chi Center pada tahun 2016 dan 2017. Jalinan jodoh yang cukup erat ini membuat kedua pihak baik relawan Tzu Chi maupun para suster merasa sangat bersukacita saat bertemu kembali.

Setiap ada program outing ataupun studi banding di komunitasnya, Suster Luisa pasti akan menyertakan sesi kunjungan ke Aula Jing Si. Apa yang ia dapatkan setiap berkunjung, membuatnya merasa wajib untuk dibagikan kepada yang lain.


Selama kunjungan, Suster Birgitta CB aktif mendokumentasikan semua yang dilihatnya. Dari sharing relawan Tzu Chi ia pun menyadari ternyata proses dokumentasi tidaklah mudah.

“Kalau saya datang ke Tzu Chi itu selalu mendapat inspirasi, kemudian selalu menimba nilai-nilai kebaikan kehidupan yang selalu kita kembangkan. Jadi makanya saya tak bosan-bosannya datang ke sini,” ungkapnya disertai seulas senyum.

Ia pun berharap setiap rombongan yang ia ajak berkunjung ke Tzu Chi dapat belajar beberapa hal. “Satu, melestarikan lingkungan, yang kedua belajar budaya humanis, yang ketiga belajar bagaimana di Yayasan Buddha Tzu Chi ini begitu banyak inspirasi tentang kebaikan yang juga harus kita bagikan,” tegasnya.


Relawan Tzu Chi, Lily Tang, membagi-bagikan buku kecil yang berisi Kata Perenungan Master Cheng Yen atau Jing Si Yu yang sangat disukai oleh para suster.

Dari rombongan suster ini, sebagian besar adalah pertama kalinya berkunjung ke Tzu Chi Center, salah satunya adalah Suster Fernanda CB. Ia pun takjub dengan poster-poster Kata Perenungan Master Cheng Yen yang terpampang di setiap sudut aula.

“Saat saya masuk tadi, disambut dengan begitu banyak kata-kata inspiratif, itu hal yang sungguh menggugah nurani saya, lalu membantu saya untuk refleksi sejauh mana saya sudah melakukan kebaikan-kebaikan. Semacam cermin, dan juga tamparan-tamparan kecil untuk menyadarkan bahwa selama ini ada hal-hal tertentu yang ternyata saya banyak melakukan kekeliruan-kekeliruan, dan ini memotivasi saya untuk berubah.” tutur suster asal Yogyakarta ini.


Para suster dan relawan Tzu Chi berfoto bersama dalam suasana kekeluargaan yang ramah dan hangat.

Baginya, kunjungan ini merupakan sarana untuk belajar. Apa yang ia dapat dari kunjungan ini ingin juga dibagikan kepada orang lain. “Agar mereka mendapatkan juga seperti apa yang saya dapat yaitu kedamaian, kegembiraan, dan kekuatan baru untuk melakukan hal yang lebih baik lagi,” lanjutnya dengan nada gembira. Ia pun bertekad akan menularkan semua yang ia lihat, dengar dan rasakan kepada orang lain di sekitarnya, agar juga merasakan kebaikan.

Berkarya di bidang media, Suster Fernanda mendapat pemahaman yang sama dengan yang dibagikan relawan Tzu Chi. “Kami diajari untuk bagaimana mewartakan kebaikan, mengajak orang lain juga melakukan hal yang sama, tidak dengan kata-kata tapi dengan perbuatan, persis seperti yang diajarkan Master (Cheng Yen), lakukan dulu lalu berharap orang lain juga terinspirasi lalu melakukan hal yang sama,” tukasnya.


Relawan Tzu Chi, Betty Anie Arifin, memperkenalkan produk-produk di Jing Si books & Café.

Suster lain, Suster Birgitta CB juga menuturkan hal senada. “Kami banyak belajar tentang nilai-nilai kemanusiaan yang diwartakan, supaya semakin banyak orang yang berbuat baik pada sesama.”

Mendengar sharing relawan mengenai media, Suster Birgitta pun belajar sesuatu. “Ternyata untuk mengambil media atau peristiwa yang diwartakan, tidak sesimpel yang saya pikirkan. Untuk menggarapnya ada berbagai orang yang ditugaskan, dan ternyata prosesnya itu juga tidak mudah. Jadi harus benar-benar bagi tugas, harus atur strategi, siapa yang menyusun beritanya, siapa yang mengambil gambar, siapa yang mengambil videonya dan sebagainya,” ungkap suster yang sudah 21 tahun mengabdi sebagai Suster Carolus Borromeus ini.


Pukul 11.00, para suster berpamitan karena sudah harus berangkat menuju lokasi lain.

Jenis media yaitu poster Kata Perenungan Master Cheng Yen adalah salah satu yang menginspirasi Suster Birgitta. “Nilai-nilai yang disampaikan oleh Master (Cheng Yen) dalam bentuk kalimat-kalimat, tulisan-tulisan cantik dan gambar-gambar indah yang berbicara, yang menyampaikan banyak pesan, itu yang kami belajar di sini, bagaimana untuk menyampaikan pesan-pesan kebaikan dalam berbagai bentuk.”

Sebelum beranjak dari Tzu Chi Center, para suster diajak relawan untuk rehat sejenak di Jing Si Books & Café, sekaligus berkenalan dengan produk Jing Si. Namun, jadwal para suster cukup padat karena jam 11.00 sudah harus berangkat lagi ke tujuan lain, padahal sebagian masih merasa betah duduk lebih lama. Para relawan dan suster pun saling pamitan dan merasakan kebahagiaan bagai satu keluarga.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Suster Carolus Borromeus: Belajar Tanpa Batas

Suster Carolus Borromeus: Belajar Tanpa Batas

06 Juli 2018
Suster-suster Katolik dari St.Carolus Borromeus kembali berkunjung ke Tzu Chi Center, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara pada Kamis, 5 Juli 2018. Kali ini suster-suster yang datang adalah yang berkarya di bidang media, berjumlah 14 orang. Mereka datang dari Palembang, Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta.
Tak perlu khawatir bila kita belum memperoleh kemajuan, yang perlu dikhawatirkan adalah bila kita tidak pernah melangkah untuk meraihnya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -