Sutra Makna Tanpa Batas dengan Keseimbangan Batin dan Keyakinan yang Kokoh

Jurnalis : Santica Kusno, Lily Tedja (He Qi Pusat), Fotografer : Santica Kusno, Lily Tedja (He Qi Pusat)


Para Relawan dengan semangat mengikuti pembabaran Sutra Makna Tanpa Batas.

Pada hari Sabtu, 22 Februari 2020, di siang hari yang cukup cerah, relawan Cikarang mendapat kunjungan dari Ketua He Qi He Qi Pusat, Eva Wiyogo dan relawan lainnya. Pada kesempatan itu diadakan acara bedah buku dan  pelatihan Sou yu diadakan di Depo Xie Lie Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Dengan diikuti lebih dari 25 relawan dan dibimbing Lo Hok Lai, relawan Komite Tzu Chi yang memang banyak mendalami Dharma Master Cheng Yen di berbagai komunitas.

Dalam bedah buku ini, yang membahas Sutra Makna Tanpa Batas, Lo Hok Lai menjelaskan pentingnya welas asih dan cinta kasih terhadap bumi kita, termasuk juga cinta kasih kepada tumbuhan. Berdasarkan ajaran Master Cheng Yen, menolong sesama merupakan ladang menanam jasa kebajikan dan kesempatan menciptakan karma baik. Pengendalian diri meredupkan amarah, dan menghindari kebencian. Hal tersebut akan menciptakan hati yang tenang dan damai. Setiap tindakan yang diawali dengan pikiran yang dipenuhi dengan Dharma dan hal-hal yang baik dan diiringi keseimbangan batin yang tak tergoyahkan, mendatangkan sukacita bagi diri sendiri dan juga orang lain.  


Lo Hok Lai dengan gayanya yang khas dalam penyampaian materi  membuat suasana menjadi ceria dan penuh semangat.

Mengembangkan diri dengan hal-hal berunsur kebaikan bagi diri sendiri maka secara otomatis dapat mendatangkan kebaikan juga bagi orang lain. Master Cheng Yen pernah berkata, Keyakinan merupakan ibu dari pahala. Dengan keyakinan yang didasari oleh cara yang benar mendorong kita dalam melakukan hal baik juga. Sebaliknya, keyakinan yang didasari oleh cara yang salah mendorong kita untuk melakukan hal yang salah. “Cara membangkitkan niat dan keyakinan untuk berbuat baik adalah bergaul dengan orang yang bijak,” kata Hok Lay. Pada kesempatan kali ini beliau juga sharing tentang pengalaman hidupnya sebelum dan setelah bertemu dengan Tzu Chi dan mengenal Dharma.


Suasana kelas saat belajar isyarat tangan. Para relawan Xie Li Cikarang mengikuti arahan dari Fie Lan Lie.

Seiring berjalannya waktu, bergaul dengan para relawan dan sering mendengar Dharma, Lo Hok Lai mendapatkan jawaban dan solusi akan permasalahan dalam hidupnya. Dengan jodoh yang baik dan didukung lingkungan pergaulan yang baik, karakter seseorang akan berubah secara perlahan, niat dan keyakinan sedikit demi sedikit terbentuk. “Ada yang bilang jika ingin menjadi pedagang bergaulah dengan pedagang, jika ingin menjadi orang yang bijak, bergaulah dengan orang yang bijaksana,” tegas Hok Lay. Kekosongan adalah isi artinya bahwa sutra atau renungan Dharma hanyalah kosong tanpa dipraktikkan, tetapi jika kita mempraktikkannya maka itu akan menjadi isi.

Acara dilanjutkan dengan latihan isyarat tangan (Shou Yu) Wu Liang Yi Jing (Sutra Makna Tanpa Batas). Sesi ini dipandu oleh Fie Lan, melatih isyarat tangan tentang 10 Pahala. Dengan bersemangat Fie Lan membantu melatih para relawan Xie Li Cikarang belajar isyarat tangan dan memberi penjelasan makna yang tekandung didalamnya. Fie Lan menjelaskan tentang isyarat tangan yang dilatarbelakangi oleh peristiwa ketika Master Cheng Yen melakukan kunjungan kasih ke rumah penerima bantuan yang mengalami disabilitas (tunarungu). Karena menghadapi kesulitan berkomunikasi dengan penerima bantuan yang memiliki kondisi tersebut, Master Cheng Yen mendorong para relawan mempelajari isyarat tangan. Dengan adanya pengetahuan tentang isyarat tangan, hal tersebut dapat memudahkan para relawan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan penerima bantuan tersebut. “Belajar isyarat tangan ini juga dapat melatih kesabaran dan ketekunan kita,” kata Fie Lan.


Dengan penuh perhatiaan para relawan bersama-sama mempraktikkan isyarat tangan. 

Salah satu peserta relawan, Dewi Mutiara sangat senang mengikuti kegiatan ini. Pada kesempatan kali ini ia dapat belajar dari yang tidak tahu menjadi tahu akan teori dan praktik di Jalan Bodhisatwa. Kalau selama ini Dewi Mutiara hanya ikut menjalankan kebaikan seperti mengikuti pelestarian lingkungan, dan mengikuti baksos tetapi dengan mengerti dan menjalankan Dharma akan semakin melengkapi niat kebaikan diri. “Setelah mengikuti bedah buku seperti mendapatkan setetes embun di pagi hari, setitik kesegaran rohani. Sebagai  relawan Tzu Chi semoga ke depannya bisa seriring sejalan mempraktikkan Dharma dalam sikap dan perbuatan nyata dalam kehidupan sehari-hari,” kata Dewi.


Salah satu relawan, Dewi Mutiara mengungkapkan perasaan yang mendapatkan asupan energi batin untuk lebih semangat melakukan kebajikan. 

Tanpa terasa sang surya mulai terbenam dan waktu sudah menunjukkan pukul 18.30 WIB. Acara ditutup dengan ramah tamah dan sedikit sajian dari tim konsumsi. Para relawan dengan seberkas kebahagian di wajah kembali menuju ke rumah masing-masing. Terima kasih relawan Tzu Chi Jakarta (He Qi Pusat) pusat akan perhatian dan cinta kasihnya pada kunjungan kali ini. Kami relawan Xie Lie Cikarang menunggu kunjungan kasih pada kesempatan lain. Salam semangat.

Editor: Hadi Pranoto


Artikel Terkait

Sutra Makna Tanpa Batas dengan Keseimbangan Batin dan Keyakinan yang Kokoh

Sutra Makna Tanpa Batas dengan Keseimbangan Batin dan Keyakinan yang Kokoh

28 Februari 2020

Sutra Makna Tanpa Batas dalam  bedah buku dan  bahasa isyarat tangan (Shou Yu) yang dipandu oleh 6 relawan He Qi Pusat diikuti oleh 26 peserta relawan Xie Lie Cikarang. Dengan harapan dengan lebih memahami Sutra Makna Tanpa Batas semoga di dalam praktik kehidupan dalam mengembangan kebajikan juga sejalan dengan Dharma.

Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -