Tampak seorang relawan Tzu Chi fokus memangkas rambut para penerima bantuan Tzu Chi dan anak asuh Tzu Chi agar terlihat rapi dan bersih.
Komunitas relawan Tzu Chi di He Qi Cemara mengadakan syukuran akhir tahun bagi 348 Gan En Hu atau para penerima bantuan Tzu Chi jangka panjang dan anak asuh Tzu Chi, Minggu 7 Januari 2024. Syukuran ini berlangsung di Kantor Tzu Chi Medan yang juga diikuti oleh 124 relawan.
Sebelumnya para relawan Tzu Chi terlebih dulu berkumpul untuk menyiapkan parcel yang akan dibagikan. Para relawan juga menyiapkan barang-barang yang diperlukan seperti meja makan, kursi, tempat pangkas rambut. Tak ketinggalan, relawan di tim konsumsi juga menyiapkan makanan yang akan disajikan di acara syukuran, seperti memotong sayur, menggoreng kerupuk, dan menyiapkan bahan-bahan masakan.
Para penerima bantuan Tzu Chi dan anak asuh Tzu Chi mendengarkan penjelasan tentang daur ulang yang bisa dimulai dari diri sendiri.
Ardi Wijaya membantu mengangkat parcel para penerima bantuan Tzu Chi dan anak asuh Tzu Chi yang membutuhkan bantuan.
Di pagi hari, langit terlihat mendung, tapi tidak mematahkan semangat relawan untuk bersiap menyambut para penerima bantuan Tzu Chi dan anak asuh. Ardi Wijaya selaku koordinator tampak memastikan semua keperluan yang dibutuhkan sudah tersedia.
“Hari ini lebih kurang ada sekitar 400 penerima bantuan yang hadir, kami menyediakan pangkas rambut gratis, photo booth dan rangkaian acara lainnya dan juga ada makan siang dan pembagian parsel. Semoga semua penerima bantuan yang hari ini hadir dapat bersuka cita dan semoga kedepan mereka juga dapat bersumbangsih kembali untuk membantu lebih banyak lagi orang yang membutuhkan.” Ujar Ardi Wijaya.
Pukul 8 pagi para penerima bantuan Tzu Chi dan anak asuh Tzu Chi pun berdatangan. Para relawan menyambut dengan hangat seperti pada saat kita pulang ke rumah. Para penerima bantuan Tzu Chi dan anak asuh yang ingin dipangkas rambutnya diarahkan oleh para relawan menuju ke tempat pangkas. Beberapa relawan bekerja sama dengan tukang potong rambut yang ada di Medan dengan saksama merapikan penampilan para penerima bantuan Tzu Chi dan anak asuh Tzu Chi agar terlihat lebih rapi dan bersih.
Mereka lantas diarahkan ke tempat untuk photobooth terlebih dahulu. Tampak wajah bahagia saat para penerima bantuan Tzu Chi dan anak asuh melakukan foto keluarga. Setelah difoto, mereka mendapatkan foto mereka secara langsung karena langsung dicetak di tempat.
Penukaran kupon dengan barang-barang yang masih layak dipakai.
Para penerima bantuan Tzu Chi dan anak asuh kemudian dibawa oleh mentor menuju lantai 2 dan 3. Para penerima bantuan Tzu Chi di lantai 2 dan untuk anak asuh Tzu Chi dan pendamping di lantai 3, akan tetapi acara yang dilaksanakan sama baik di lantai 2 dan 3.
MC menyambut hangat para penerima bantuan Tzu Chi dan anak asuh Tzu Chi. Mereka diajak mengingat kembali sekilas sejarah tentang Tzu Chi dan cerita di balik adanya celengan bambu. Tayangan Master Cheng Yen Bercerita dengan judul “Tujuh Jenis Dana Tanpa Uang” mengajarkan bahwa bukan harus menjadi kaya barulah bisa bersumbangsih. Berdana juga dapat dilakukan tanpa uang seperti bertutur kata yang baik, membantu orang yang membutuhkan tenaga kita, menghormati sesama, berdana cinta kasih dan lainnya.
Di sesi sharing pelestarian lingkungan, relawan mengajak para penerima bantuan Tzu Chi dan anak asuh Tzu Chi menjaga bumi melalui tindakan kecil seperti membawa botol minum sendiri, membuang sampah pada tempatnya, membawa kantong belanja sendiri dan lainnya.
Ahmad Aditya bersama ibunya. Saat ini kaki Aditya sudah mulai sembuh.
Pada gathering ini, juga ada penampilan isyarat tangan berjudul “Gei Ni” yang artinya di dunia ini harusnya kita saling berbagi. Karena dengan bersumbangsih dapat membuat kita merasakan kekayaan yang sesungguhnya. Kebahagiaan ini pun dirasakan oleh salah satu penerima bantun Tzu Chi, Ahmad Aditya (8 tahun) dan ibunya Ika Pratiwi. Aditya berserta ibunya merasa seperti pulang ke rumah sendiri, karena disambut dan diperlakukan seperti keluarga sendiri.
Aditya mengalami Congenital Talipes Equinovarus atau kelainan kaki pengkrang. Saat ini kaki Aditya sudah mulai sembuh dan akhirnya bisa sholat, bisa sujud, bisa ambil wudhu, juga bisa kembali bermain bersama kawan-kawanya. “Saya mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi yang sudah memberikan bantuan kepada saya sehingga saya bisa setiap bulan bisa ke rumah sakit,” ujar Ahmad Aditya.
“Dewa rezeki” memberikan angpao pada para penerima bantuan Tzu Chi dan anak asuh Tzu Chi.
Sebelum penghujung acara, dalam menyambut Imlek kurang lengkap tanpa adanya Dewa Rezeki. Relawan pun ada yang memerankan Dewa Rezeki. Sang dewa membagikan angpao kepada para penerima bantuan dengan diiringi lagu Chai Shen Dao (Datangnya Dewa Rezeki). Para penerima bantuan Tzu Chi dan anak asuh Tzu Chi lalu diajak makan siang bersama. Kali ini mereka mendapatkan sebuah kupon yang bisa yang ditukarkan dengan barang-barang dari depo daur ulang yang masih layak digunakan kembali.
Para penerima bantuan Tzu Chi dan anak asuh Tzu Chi lalu diarahkan untuk mengambil parcel yang berisi beras 5 kg, mie instant 10 bungkus, gula 1 kg, biskut 2 kaleng, 2 botol sirup, minyak 2 kg dan minuman coklat. Kebahagiaan pun terpancar dari wajah mereka. Senyum dan tawa keluarga besar Tzu Chi hari itu adalah bentuk rantai kebaikan yang terus terjalin dari waktu ke waktu. Semoga keluarga besar Tzu Chi di seluruh dunia senantiasa dipenuhi cinta kasih serta rasa nyaman seperti berada di dalam rumah sendiri.
Editor: Khusnul Khotimah