Syukuran Menyambut Tahun Baru

Jurnalis : Robby Mulia Halim (Tzu Chi Medan), Fotografer : Amir Tan, Kamin, Liani (Tzu Chi Medan)

Gan en hu mendapat kesempatan pangkas rambut gratis yang ditangani oleh salah satu salon ternama Kota Medan.

Setiap akhir tahun penanggalan lunar, Tzu Chi Medan selalu mengundang gan en hu (penerima bantuan) dan anak asuh pulang ke rumah batin yaitu rumah Tzu Chi. Relawan menyambut kepulangan mereka seperti keluarga sendiri. Seperti yang dilakukan relawan Tzu Chi di Hu Ai Mandala pada Minggu, 14 Januari 2024. Sebanyak 177 gan en hu yang terdiri dari penerima bantuan jangka panjang dan anak asuh bersama keluarga mereka hadir dalam acara ini.

Sanny Husiana, koordinator utama mengatakan kegiatan ini untuk memupuk kebersamaan dan menjalin tali kasih antara penerima bantuan dan relawan Tzu Chi. “Selain itu juga berbagi berkah kepada para penerima bantuan dalam rangka menyambut Tahun Baru Imlek,” jelasnya.

Gan en hu dapat menukarkan kupon dengan barang-barang bekas yang masih layak pakai seperti pakaian, tas, sepatu, botol minuman dan kotak makan.

Para Gan En Hu dan anak asuh diberikan pengenalan lebih dalam tentang Tzu Chi, sosialisasi pelestarian lingkungan, penyuluhan kesehatan, pertunjukan isyarat tangan, sharing gan en hu, serta pembagian angpao dan parcel. Para Gan en hu juga diberikan kupon yang dapat ditukarkan dengan barang-barang dari donatur Tzu Chi yang masih layak pakai seperti pakaian, sepatu, tas, botol air, kotak makan dan mainan anak-anak. Gan en hu juga mendapat kesempatan pangkas rambut gratis yang ditangani oleh sukarelawan dari salon ternama di kota Medan dan berfoto di photo booth sebagai kenang-kenangan.

Pada penyuluhan kesehatan bertema Awet Muda Dengan Bervegetarian oleh dr. Wijaya Taufik Tiji, M. Ked., Sp. Kj., diuraikan dengan jelas tentang proses penuaan dini dan penyebabnya. Dr. Taufik membagikan tips hidup sehat melalui pola makan yang sehat, salah satunya dengan bervegetarian. Vegetarian dapat menurunkan risiko serangan jantung, kanker, tekanan darah, kadar kolestrol, kadar gula darah dan obesitas, mencegah penuaan dini dan membuat lebih awet muda.

Penampilan isyarat tangan lagu Wo De Ming Zi Jiao Yong Gan (Namaku Adalah Pemberani) oleh anak-anak Kelas Kata Perenungan Master Cheng Yen (Jing Si Ban).

Selain wawasan dan tips-tips melalui penyuluhan, mereka juga disuguhkan hiburan berupa penampilan isyarat tangan (shou yu) lagu Wo De Ming Zi Jiao Yong Gan (Namaku Adalah Pemberani) yang dibawakan oleh anak-anak Kelas Kata Perenungan Master Cheng Yen (Jing Si Ban) dan Dunia yang Bersih oleh relawan. Dalam lagu ini terkandung pesan untuk menjaga dan melestarikan bumi agar dapat diwariskan kepada generasi berikutnya.  

Dalam sesi sharing, Suyati (57) dari Tanjung Morawa berkesempatan berbagi pengalamannya berjodoh dengan Tzu Chi. Suyati gemar menanam bunga. Tiga tahun yang lalu ketika ia sedang merapikan tanah dalam sebuah pot, tiba-tiba tanah dalam pot terbang ke atas seperti ditiup angin dan masuk ke matanya. Tanpa berpikir panjang Suyati langsung mencuci matanya dan pergi tidur. Saat bangun tidur ia merasakan nyeri di kepala dan matanya.

Tiga hari kemudian rasa sakitnya semakin bertambah dan setelah sepekan ia kehilangan penglihatannya. Karena tidak ada biaya berobat ke dokter, Suyati mencari pengobatan alternatif tapi tidak menampakkan hasil. Suyati pernah menjalani operasi katarak yang diadakan oleh salah satu organisasi sosial namun juga tidak berhasil. Seorang teman yang bersimpati menyarankannya meminta bantuan kepada Tzu Chi dan merekomendasikannya ke salah satu relawan Tanjung Morawa. Tzu Chi memberikan bantuan pengobatan mata Suyati dan masih berlangsung hingga kini.

Suyati (baju dan jilbab putih) yang menderita kehilangan penglihatan tidak patah semangat dan yakin dapat sembuh dengan bantuan dari Tzu Chi.

Suyati sangat bersyukur dan berterima kasih atas penanganan masalahnya yang cepat dari Tzu Chi dan pendampingan serta perhatian yang berkelanjutan dari relawan Tzu Chi. Walaupun belum menunjukkan hasil yang signifikan, Suyati pantang menyerah dan bertekad untuk sembuh. “Semoga Tzu Chi semakin maju, diberkati, dan tidak berhenti memberikan bantuan kepada yang susah dan tidak mampu tanpa memandang agama, suku dan latar belakang,” kata Suyati.

Anak asuh Tzu Chi, Kirania Jantira, mengungkapkan kesan dan perasaannya atas bantuan pendidikan dari Tzu Chi dalam sebuah puisi hasil karyanya sendiri.

Anak asuh Tzu Chi, Kirania Jantira (17), siswi kelas 1 SMK Negeri 2 Medan, mengungkapkan kesan dan perasaannya atas bantuan pendidikan yang diberikan Tzu Chi kepadanya dalam sebuah puisi hasil karyanya sendiri. Kirania adalah anak bungsu dari empat bersaudara. Ayahnya telah berusia lanjut dan sakit-sakitan, sedangkan ibunya bekerja sebagai pembantu rumah tangga dan pemulung dengan pendapatan yang tidak seberapa. Kirania kesulitan biaya untuk bersekolah. Ia telah meminta bantuan ke mana-mana tapi nasib baik tidak berpihak padanya. Tidak putus asa dan bertekad kuat untuk mendapatkan pendidikan, Kirania akhirnya meminta bantuan kepada Tzu Chi dan permohonannya disetujui.

“Terima kasih, orang baik (Tzu Chi). Melalui tanganmu, banyak yang terbantu. Melalui tanganmu, banyak yang berpendidikan. Di saat kami tidak mempunyai pilihan, kalian datang memberikan kesempatan. Terima kasih telah mendukung kami meraih pendidikan,” kata Kirania dalam puisinya.     

    

Relawan tim konsumsi dengan bersungguh hati mempersiapkan makan siang untuk para gan en hu.

“Dewa Rezeki” membagian angpau kepada gan en hu usai makan siang.

Menjelang tengah hari, para gan en hu diarahkan ke lantai 1 untuk maka siang bersama. Dalam suasana kekeluargaan yang hangat, gan en hu menikmati hidangan vegetarian yang dipersiapkan relawan tim konsumsi dengan kesungguhan hati. Suasana semakin meriah dengan kehadiran “Dewa Rezeki” yang diperankan oleh Sujono. Dengan gaya yang khas dan elegan namun berwibawa,  “Dewa Rezeki” menghampiri satu per satu meja makan sambil membagikan angpao kepada gan en hu dengan diiringi lagu-lagu Imlek yang dibawakan Dewi Yang, relawan Tzu Chi. Tradisi angpao tidak dimaknai dari isinya, tapi lebih merupakan harapan dan berkah bagi penerima bantuan.

Relawan membantu membawakan parsel bagi gan en hu yang telah berusia lanjut.     

Di akhir acara, relawan membagikan parcel kepada gan en hu, berisi 1 bungkus beras 5 kg, 1 bungkus minyak makan, 1 bungkus gula, 1 bungkus minuman cokelat, 1 kaleng biskuit, 1 toples kue kering, 2 botol sirup dan 10 bungkus mi instan vegetarian DAAI. Kebahagiaan yang terpancar dari wajah gan en hu merupakan kebahagiaan tersendiri bagi relawan.

“Semoga dengan kegiatan ini, para gan en hu dapat terinspirasi untuk menciptakan berkah dan membantu yang lain, para relawan semakin termotivasi untuk bersumbangsih dan berbuat kebajikan,” tutup Sanny, koordinator kegiatan. 

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Berbagi Bantuan di Hari Kasih Sayang

Berbagi Bantuan di Hari Kasih Sayang

15 Februari 2016
Bertepatan dengan Hari Kasih Sayang yang jatuh pada 14 Februari 2016, relawan Yayasan Buddha Tzu Chi dari komunitas He Qi Timur mengadakan pembagian bantuan kepada para Gan En Hu (sebutan penerima bantuan) di Depo Pelestarian Lingkungan Kelapa Gading, Pegangsaan Dua, Jakarta Utara.
Berbagi di Tengah Kekurangan

Berbagi di Tengah Kekurangan

13 Juni 2022

Setelah sempat vakum hampir dua tahun lebih, Gathering Gan En Hu di Tzu Chi Pekanbaru diaktifkan kembali pada Minggu, 5 Juni 2022 yang dikemas dalam acara Ramah Tamah dan Sharing Bersama. .

Menyelamatkan Bumi Dimulai dari Diri Sendiri

Menyelamatkan Bumi Dimulai dari Diri Sendiri

10 Maret 2015 Salah satu kegiatan rutin yang dijalankan Tzu Chi Batam ialah Gathering Gan En Hu (sebutan untuk penerima bantuan Tzu Chi). Namun, gathering pada Minggu, 1 Maret 2015 berbeda dari biasanya.
Orang yang mau mengaku salah dan memperbaikinya dengan rendah hati, akan mampu meningkatkan kebijaksanaannya.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -