Tabah di Kala Terkena Musibah
Jurnalis : Lo Wahyuni (He Qi Utara), Fotografer : Lo Wahyuni (He Qi Utara)Relawan Tzu Chi memberikan kupon bantuan kepada warga korban kebakaran di Rawa Bebek, Jakarta Utara pada tanggal 21 Januari 2012. |
| ||
Ibu Ismail sambil menggendong putra bungsunya menjelaskan peristiwa kebakaran ini di lokasi bekas rumahnya yang terbakar setelah menerima kupon paket bantuan kebakaran dari Tzu Chi. Dua hari menjelang hari raya Imlek, tepatnya tanggal 21 Januari 2012, sebanyak 23 orang relawan Tzu Chi dari Hu Ai Pluit datang ke lokasi kebakaran di daerah Rawa Bebek Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara, tepat pada pukul 09.15 WIB. Setelah tiba relawan kemudian dibagi menjadi dua kelompok untuk membagikan kupon ini. Kelompok pertama dipimpin oleh Airu Shijie, Ketua Hu Ai Pluit untuk membagikan kupon di RT 001, dan kelompok kedua di RT 014 dipandu oleh Koordinator Lapangan Hok Lay Shixiong. Tenda Posko Yayasan Budha Tzu Chi Indonesia ini didirikan tepat di depan lokasi bekas kebakaran. Menyusuri jalanan setapak yang sempit dan kumuh, saya mengikuti kelompok pertama membagikan kupon. Ditemani oleh Ketua RT 001, para relawan sampai di lokasi kebakaran. Bambang Ng Shixiong, relawan Tzu Chi mulai memanggil para warga satu per satu sesuai daftar nama yang tercantum di kertas untuk menyerahkan kupon bantuan.
Keterangan :
“Sepeda Baru” “Ibu, jangan menyesali musibah yang sudah terjadi, yang terpenting tidak ada korban jiwa, semua selamat dan harta yang hilang masih dapat dicari lagi,” demikian saya menyemangati Ibu Kwe Lan dan Oma Yong sambil memegang tangan Feli. Saya pun teringat akan kata perenungan: “Kita Harus berusaha keras agar hidup tidak dilalui dengan penyesalan, hidup yang demikian baru dikatakan bermakna.” Semangat tanpa kenal putus asa telah ditunjukkan oleh Bapak Kholid di usia senjanya (60), meskipun tempat tinggalnya sudah luluh lantak dilumat kobaran api. “Ini cobaan hidup saya,” katanya. Setelah menerima kupon untuk paket bantuan kebakaran, ia tetap melanjutkan bekerja membangun kembali rumahnya itu secara gotong royong dengan dibantu oleh kerabat dan adiknya dari puing-puing batu bata yang masih utuh. “Saya membeli bahan bangunan setahap demi setahap sesuai dengan bantuan materi yang diterima,” ucap Kholid dengan keringat membasahi keningnya di antara teriknya matahari.
Keterangan :
Siang hari pukul 13.15 WIB sebanyak 116 kupon kebakaran berhasil dibagikan oleh para relawan, dan hanya sekitar 105 paket kebakaran yang diambil oleh para korban kebakaran yang datang ke Posko Bantuan Tzu Chi. Di dalam setiap kotak besar berisikan antara lain handuk, selimut, dan keperluan sehari-hari lainnya. Tampak senyuman terpancar dari para penerima bantuan paket ini yang membuat hati para relawan turut berbahagia melihatnya. Selama hidup kita harus senantiasa belajar. Semakin banyak belajar maka semakin tumbuh jiwa kebijaksanaan kita. Belajar langsung dari seorang Bapak Kholid yang luar biasa dan sangat patut kita acungkan jempol karena dapat menerima sebuah musibah sebagai suatu percobaan hidup dengan bersikap tabah, pasrah dan tetap optimis menjalaninya. Belajar semangat seperti ini tentu tidak dapat diperoleh dari bangku pendidikan formal di sekolah manapun, tetapi kita harus terjun langsung di lapangan dan turut merasakan penderitaan yang dialaminya. Tugas kita sebagai relawan adalah bukan hanya semata memberikan bantuan materi, tetapi juga bantuan spiritual (semangat) kepada mereka yang sedang menderita. Kisah para korban si “jago merah” ini memberikan pengalaman yang sangat berarti bagi kita bahwa di dalam menjalani kehidupan ini, kita harus senantiasa hidup penuh dengan rasa bersyukur dan turut berempati atas penderitaan orang lain. Dengan membaur di dalam kehidupan masyarakat dan melakukan sesuatu secara nyata, baru kita dapat mengenal arti kehidupan yang sesungguhnya. Kehidupan yang penuh berkah dan kepuasan adalah ketika mampu menjadikan kegembiraan orang lain sebagai kebahagiaan diri sendiri ataupun ketika kita turut merasakan penderitaan orang lain sebagai rasa duka yang dapat menambah jiwa kebijaksanaan kita. | |||
Artikel Terkait
Merapi : Menyisakan Pertanyaan (Bag. 1)
19 November 2010 Sejak beberapa hari sebelumnya data yang terekam dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bahaya Geologi melalui grafik seismografnya menunjukkan kalau Gunung Merapi mulai menunjukkan aktivitas yang mencemaskan dan dalam waktu yang singkat status Merapi terus berubah ke arah yang membahayakan.Mantap Menjadi Relawan TIMA Indonesia
23 September 2019Pada pelatihan Calon Anggota TIMA Indonesia ini, 47 peserta dari berbagai profesi medis dikenalkan lebih dalam lagi beberapa hal dasar. Seperti visi misi Tzu Chi, tata krama Tzu Chi, serta budaya humanis Tzu Chi dan kegiatan-kegiatan TIMA Indonesia.