Taburan Cinta Kasih Disebarkan di Cilincing

Jurnalis : Fammy (He Qi Timur), Fotografer : Andi Jarvis, Fammy (He Qi Timur)

Relawan Tzu Chi menghibur para warga yang mengantri untuk mengambil beras cinta kasih Tzu Chi di pelataran Wihara Lalitavistara tanggal 5 Oktober 2014.

Minggu 5 Oktober 2014, bertepatan dengan HUT TNI ke-69 dan Hari Raya Idul Adha. Pembagian beras dilakukan di pelataran Wihara Lalitavistara, Cilincing, Jakarta Utara. Sayup-sayup terdengar suara adzan warga yang melakukan sholat Ied di mesjid sekitar wihara, para relawan Tzu Chi kembali menggelar bakti sosial pembagian beras cinta kasih. Pembagian beras kali ini merupakan kelanjutan dari pembagian beras pertama yang sudah dilakukan pada hari Minggu, tanggal 21 September 2014 lalu. Pembagian beras ini memang dilakukan secara bertahap bagi warga di 10 RW di wilayah Kecamatan Cilincing. Kali ini diperuntukkan bagi warga RW 01, RW02, RW03, RW 04 ,dan RW 012 yang merupakan sisa 5 RW yang sudah dibagikan sebelumnya. Usai pembagian kupon pada Minggu sebelumnya, 28 September 2014 lalu, jumlah beras yang diturunkan kali ini sebanyak 2.750 karung beras.

Usai menyiapkan keperluan pembagian, Johan Kohar Shixiong, koordinator kegiatan ini memberikan pengarahan singkat tentang pembagian tugas sesuai pos dan  tanggung jawab masing-masing relawan, mulai dari pendampingan di antrian, yang bertugas membantu mengangkut karung beras warga yang kesulitan membawa sendiri, serta relawan yang berjaga di pos masuk dan keluar. Ada satu hal menarik dengan adanya pos relawan yang bertugas pada pembagian celengan bambu. Tidak sedikit warga yang mau bersumbangsih dengan mengambil celengan bambu ini. Namun ada pula warga yang menunagkan hasil celengan mereka. Ternyata antara celengan yang dituang sebanyak 43 buah sama dengan jumlah celengan yang diambil para warga.

Ribuan warga mengantri untuk mendapatkan beras seberat 20 kg dari Tzu Chi.

Para relawan bergotong royong menyusun beras yang akan dibagikan kepada warga.

Tepat jam 08:05 pagi, Dewi Nirasari yang bertindak selaku pemandu acara mulai membuka acara. Dilanjutkan dengan penjelasan singkat tentang asal usul beras cinta kasih yang disampaikan Johan Kohar. Ini dilakukan agar para penerima bantuan ini semakin memahami darimana asal beras yang mereka dapatkan. Ini merupakan wujud perhatian, kewelasasihan, dan kepedulian Master Cheng Yen yang membuat buliran demi buliran beras di Taiwan disebarkan di seluruh dunia. Sebagaimana yang selalu didengungkan dalam pesan cinta kasih Master Cheng Yen bahwa butiran besar ini suatu saat pasti akan habis, tetapi taburan cinta kasih akan terus bertumbuh subur dan semakin menyebar di setiap hati manusia.

Komandan KORAMIL Cilincing, Kapten Infantri Sunarjo, S.Sos mengungkapkan apresiasi dan terima kasih atas pengadaan bakti sosial yang diadakan Yayasan Buddha Tzu Chi di wilayah Cilincing ini. Menurutnya, meskipun terdapat keterbatasan personil, tetapi pelaksanaan pembagian beras ini bisa berjalan lancar, tertib, rapi dan terkendali. Beliau berharap kegiatan seperti bisa terus berlanjut dan jalinan komunikasi yang sudah tetap berlanjut dengan baik, sebagai sarana bagi personilnya untuk ikut terlibat aktif dalam kegiatan kemanusiaan ini.

Suharyati (Jilbab) mengambil dua celengan bambu usai menerima beras.

Syukur Atas Berkah

Di antara penerima bantuan beras, ada Nenek Ina, janda berusia 67 tahun. Salah satu warga RT 016/RW 03 yang tinggal di gubuk sederhana di pinggir kali Cilincing bersama putra semata wayangnya yang berusia 20an tahun, namun putranya jarang pulang. Sementara itu, ketiga anaknya yang lain tinggal jauh dari dirinya. Dulu selagi masih sehat ia masih bisa berjualan makanan ala kadarnya di sekitar Cilincing, tetapi karena kondisi kesehatan matanya yang terkena katarak sejak dua tahun lalu yang nyaris membuat kedua matanya buta, sudah tidak dapat melakukan aktifitas seperti biasanya. Sehari-hari Nenek Ina hanya mampu memasak nasi dan lauk sederhana, sekedar tempe dan tahu dari belas kasihan tetangga yang tinggal di sekitar rumahnya. “Terima kasih ya, sudah ada orang-orang baik dari Tzu Chi yang mau membantu beras buat nenek,” ucapnya.

Sementara itu Suharyati, warga RT 012 / RW 03 menyempatkan diri mampir ke pos celengan bambu. Ia mengaku senang saat mendengarkan penjelasan dari relawan karena bisa turut bersumbangsih dengan dana berapapun secara sukarela. Maka Suharyati pun mengambil dua buah celengan bambu untuk dibawa pulang bersama karung beras yang dia terima.

Belajar Rendah Hati.

Wendy Subianto (24 tahun) sehari-hari bekerja di toko cat milik kerabatnya di daerah Bekasi, mengenal Tzu Chi melalui Endang Supriatna Shixiong pada tahun 2010 silam. Wendy bercerita, waktu itu Endang Shixiong mulai mengenalkan tentang Tzu Chi kepadanya bahkan mengajak untuk bergabung bersama Tzu Chi. Namun ketika itu jalinan jodoh belum matang, ia pun merasa kurang tertarik dengan Tzu Chi. Meskipun demikian, ia sesekali menyisihkan waktunya di hari Minggu mengikuti baksos-baksos.

Wendy Shixiong mulai tergerak hati setelah ikut baksos pembagian bantuan kebakaran di daerah Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara. Ia pun terlihat antusias membantu warga saat pembagian beras kali ini. “Saat bagi beras ini, saya membantu seorang ibu menggotong karung beras. ibu tersebut menangis dan bicara dengan saya. jadi saya merasa terharu,” ucap Wendy. Dari pengalaman inilah, Wendy Shixiong mengaku merasa bersyukur atas apa yang dimilikinya. “Walaupun kehidupan keluarga kami tidak sehebat seperti orang-orang di luar sana, tapi kami sekeluarga tidak kekurangan,” ungkapnya.

Jodoh baik inilah yang membuatnya memutuskan untuk masuk dalam barisan Tzu Chi. Baginya menjadi relawan lantas tidak membuatnya terbebani. “Di sini dikerjakannya bersama-sama, sehingga tidak merasa keberatan. Makanya saya mau ikut pelatihan relawan,” ucap Wendy. “Kita jadi bisa lebih tahu kondisi masyarakat di luar sana, karena ternyata masih banyak warga yang belum tersentuh,” tambahnya. Dengan menjadi relawan, ia mengaku belajar tidak melihat segala sesuatu ke atas terus melainkan juga belajar untuk rendah hati.


Artikel Terkait

Butiran Beras Cinta Kasih Bagi Warga Bojongloa Kaler

Butiran Beras Cinta Kasih Bagi Warga Bojongloa Kaler

03 September 2014

Pada tanggal 30 Agustus 2014, Tzu Chi Bandung membantu meringankan beban pemenuhan sebagian kebutuhan pokok berupa beras bagi warga yang tidak mampu di Kota Bandung.

Berbagi Kasih Melalui Beras Cinta Kasih

Berbagi Kasih Melalui Beras Cinta Kasih

02 Oktober 2014

Di kota besar seperti Bandung saja jumlah warga kurang mampu masih terbilang banyak. Kekurangan yang dirasakan oleh warga kurang mampu ini yang menjadi perhatian Yayasan Buddha Tzu Chi. Maka, pada tanggal 28 September 2014, Tzu Chi Bandung membagikan beras cinta kasih bagi warga kurang mampu.

Melatih diri adalah membina karakter serta memperbaiki perilaku.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -