Tahu Menghargai Berkah

Jurnalis : Himawan Susanto, Fotografer : Himawan Susanto
 
 

fotoPara pasien penerimba bantuan pengobatan Tzu Chi dengan dibantu para relawan Tzu Chi dan Tzu Ching tampak sedang memilih-milih pakaian yang hendak mereka kenakan saat hari raya Idul Fitri nanti.

Selamat Idul Fitri

Selamat Idul Fitri Kami Ucapkan
Selamat Berbahagia Kita kan Doakan
Selamat Idul Fitri
Maaf-Maafan
Selamat Sejahtera
Sehat Sentosa

 

Kutipan di atas adalah petikan lagu yang iramanya berasal dari lagu “Selamat Ulang Tahun” yang dinyanyikan para relawan Tzu Chi untuk mengucapkan selamat merayakan hari raya Idul Fitri 1431 Hijriah kepada para pasien penerima bantuan pengobatan Tzu Chi dan keluarganya.

Semua Adalah Saudara
Hari Minggu, 5 September 2010, Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia menyelenggarakan acara Pembagian Paket Lebaran kepada 200 pasien penerima bantuan pengobatan Tzu Chi, bertempat di RSKB Cinta Kasih Cengkareng, Jakarta Barat. Dalam kesempatan itu, Wen Yu dalam kata sambutannya mengatakan bahwa ia sangat bergembira karena mereka semua bisa berkumpul di sini. Semua itu terjadi berkat ajaran Master Cheng Yen yang mengatakan bahwa kita semua adalah saudara. Wen Yu juga mengatakan bergembira karena bisa melihat bapak dan ibu yang menderita sakit ini kini sudah sembuh. “Semoga dengan batin dan fisik yang sehat kita dapat membantu sesama. Selamat Lebaran, semoga yang hadir di sini semua sehat wal afiat,” tuturnya mengakhiri kata sambutan.

foto  foto

Ket : - Ayen Shijie, relawan Tzu Chi Indonesia sedang mencarikan kartu undangan yang hendak diberikan              kepada para pasien penerima bantuan pengobatan Tzu Chi yang datang ke acara Gan En Hu. (kiri)
         - "Semoga Ibu selalu sehat dan sejahtera," itulah ungkapan cinta kasih yang disampaikan oleh Bapak ini             kepada ibu di sebelahnya saat menyerahkan simbol cinta kasih di jempolnya. (kanan)

Nelly dan Suparman, dua relawan Tzu Chi yang menjadi pembawa acara kemudian mengajak para hadirin untuk bermain games sejenak. Sebuah simbol cinta kasih berbentuk hati dari kertas diberikan secara estafet. Dimulai dari Nelly ke seorang bapak pasien penanganan khusus. Saat simbol itu hendak diberikan dengan cara menempelkannya ke ibu jari si bapak, Nelly mengatakan semoga bapak itu selalu sehat dan sejahtera. Si bapak yang ibu jarinya telah tertempel simbol cinta kasih pemberian Nelly pun kemudian memberikan “cinta kasih” itu ke ibu di sebelahnya seraya mengatakan semoga ia cepat sembuh. Si ibu menerima simbol itu dan mengestafetkannya ke sebelahnya. Demikian terus-menerus yang terjadi hingga di akhir barisan. “Inti dari dari permainan ini adalah agar kita selalu memberikan cinta kasih kepada keluarga, sesama, dan semua mahkluk hidup,” jelas Suparman di akhir games.  

Usai games, acara dilanjutkan dengan penampilan isyarat tangan yang dibawakan oleh relawan Tzu Chi. Dengan apik para relawan ini menampilkannya untuk para hadirin. Setelah itu, para hadirin disuguhkan tayangan kilas balik kegiatan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia yang berisikan berbagai kegiatan yang telah dilakukan di tahun 2009.

foto  foto

Ket: - Dalam acara ini, Budi Salim juga memberikan sedikit sharing mengapa ia mau berdana dalam celengan           bambu kepada para pasien penanganan khusus dan keluarganya yang hadir di acara Gan En Hu. (kiri).
         - Sebagai ungkapan terima kasih dan ucapan Selamat Idul Fitri dari Tzu Chi, Wen Yu memberikan suvenir            kepada para pasien penerima bantuan pengobatan Tzu Chi yang hadir. (kanan)

Turut Bersumbangsih
Selesai penayangan kilas balik, para hadirin diajak menyaksikan penampilan drama tentang Aditya, seorang pasien anak penanganan khusus Tzu Chi. Dalam drama itu dikisahkan bagaimana perjuangan orang tua Aditya dalam mencari pengobatan anak mereka yang terkena TBC Tulang hingga kemudian berjodoh dengan Tzu Chi. Aditya pun kemudian sembuh dari sakitnya. Rasa syukur kemudian muncul di hati keluarga ini, mereka lalu turut bersumbangsih membantu sesama dengan menjadi donatur Tzu Chi serta terlibat aktif dalam celengan bambu Tzu Chi. 

Saat drama selesai, Aditya dan kedua orang tuanya kemudian naik ke atas panggung untuk berbagi cerita sejenak. Selain mereka, Budi Salim, seorang pasien anak penanganan khusus lainnya juga turut naik ke atas panggung dan sedikit berbagi cerita bagaimana kini ia akhirnya ikut pula bersumbangsih kepada sesama.

Sebelum pulang, para hadirin kembali menyaksikan penampilan isyarat tangan berjudul “Satu Keluarga”. Tidak hanya relawan yang yang melakukan, para hadirin juga tampak antusias mengikuti setiap gerak isyarat tangan yang dilakukan. Usai isyarat tangan, para relawan kemudian mengajak para hadirin untuk berdoa bersama sesuai dengan keyakinannya masing-masing. Acara hari itu kemudian diakhiri dengan pembagian bantuan paket Lebaran kepada para pasien penerima bantuan pengobatan Tzu Chi. Dengan gembira mereka memilih pakaian yang hendak mereka kenakan saat Lebaran nanti. Selamat Hari Raya Idul Fitri, Mohon Maaf Lahir dan Batin.
  
 
 

Artikel Terkait

Membina Kebijaksanaan Lewat Pelatihan Relawan Abu Putih

Membina Kebijaksanaan Lewat Pelatihan Relawan Abu Putih

08 Juli 2022

Relawan Tzu Chi Medan mengadakan pelatihan relawan Abu Putih ke-2 di tahun 2022. Pelatihan dilakukan untuk mengenalkan Visi dan Misi Tzu Chi kepada relawan, serta membina kebijaksanaan menjadi Bodhisatwa dunia.

Membangkitkan Senyum Antarsesama

Membangkitkan Senyum Antarsesama

22 Desember 2010 Minggu pagi, tanggal 12 Desember 2010, relawan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia Kantor Perwakilan Medan yang berjumlah 85 orang menempuh perjalanan selama 2 jam dari kota Medan ke Brastagi untuk mengadakan kunjungan kasih ke rumah sakit jiwa Panti Tuna Laras Pejoreken.
Kedewasaan dalam Keimanan

Kedewasaan dalam Keimanan

03 Juli 2014
Kunjungan ke yayasan Buddha Tzu Chi  Center, PIK pada 2 Juli 2014. peserta yang datang berjumlah 20 orangn para ibu. Sambutan hangat dirasakan oleh peserta kunjungan dari relawan. untuk pertama kallinya komunitas Katolik Budi Indah mengunjungi Tzu chi. Banyak hal baru yang didapat dari kunjungan ini salah astunya adalah sosialisasi mengenai SMAT dengan menggunakan celengan bambu.
Setiap manusia pada dasarnya berhati Bodhisatwa, juga memiliki semangat dan kekuatan yang sama dengan Bodhisatwa.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -