Tahun Ajaran Baru Kelas Budi Pekerti
Jurnalis : Purwanto (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Yogie Prasetyo (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)Di sela kegiatan kelas Budi Pekerti, relawan mengajak para siswa kelas budi pekerti berserta orang tua mereka untuk memeragakan isyarat tangan “Senang Mengenal Anda”. Dengan semangat dan ceria, para siswa ikut memperagakannya.
Minggu, 16 Agustus 2015 anak-anak kelas Budi Pekerti untuk siswa SD (kelas Xiao Tai Yang) memulai tahun ajaran baru. Cuaca yang cerah pagi itu berganti hujan lebat sekitar pukul 8 pagi. Walaupun cuaca kurang bersahabat, namun hal itu tidak menyurutkan niat anak-anak untuk masuk kelas Budi Pekerti. Sebanyak 47 anak ikut dalam kelas ini.
Di awal acara, Lissa Shijie salah satu relawan misi Pendidikan Tzu Chi menjelaskan tata krama penghormatan, cara berpakaian, dan penggunaan buku tulis selama mengikuti kegiatan kelas Budi Pekerti. Mengapa hal tersebut harus disampaikan di awal kelas Budi Pekerti di tahun ajaran baru ini? Tentunya adalah untuk menumbuhkan sikap tanggung jawab dan kedisiplinan setiap individu maupun kelompok. Hal ini sesuai dengan pesan Master Cheng Yen, “Keindahan sebuah kelompok terletak pada keindahan pribadi masing-masing individu.”
Lissa Shijie dengan semangat memandu kelas ini dengan penuh keceriaan. Demikian pula seluruh siswa yang mengikuti sesuai dengan petunjuk dari Lissa. Di pertengahan acara anak-anak diberikan tiga buah buku tulis yang nantinya digunakan untuk menempel kata perenungan, menulis materi yang disampaikan, dan menulis perbuatan baik yang dilakukan di rumah selama satu bulan. Dengan adanya buku baru, diharapkan juga semua siswa mempunyai semangat baru untuk berbuat kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.
Lissa Shijie, salah satu relawan misi Pendidikan Tzu Chi medampingi para siswa untuk memperkenalkan diri dalam kelas tahun ajaran baru yang dimulai pada Minggu, 16 Agustus 2015 lalu.
Relawan misi Pendidikan Tzu Chi dengan tekun mendampingi para siswa kelas budi pekerti selama proses pembelajaran berlangsung.
Harapan Orang Tua
Semua siswa yang hadir harus didampingi oleh orang tua masing-masing. Selain dididik oleh relawan misi Pendidikan Tzu Chi, orang tua pun diharapkan bisa mengawasi sikap dan prilaku anaknya. Edi Gunawan (10) salah seorang siswa kelas Budi Pekerti yang duduk dibangku kelas 5 SD mengaku senang bisa ikut kelas ini karena ia bisa menambah teman. “Selain itu saya juga bisa berbuat baik,” tuturnya sambil malu-malu. Edi sebenarnya datang ke Kantor Tzu Chi tidak hanya dengan orang tuanya, tetapi juga ditemani kedua adiknya yang masih belajar di TK kecil dan TK besar.
“Saya sengaja memasukkan Edi ke kelas Budi Pekerti ini agar ia menjadi anak yang mempunyai sopan santun dan tata krama yang baik,” tutur Rahaini (38), ibu dari Edi. Sehari-hari Rahaini berjualan kue sedangkan suaminya bekerja sebagai sales. Rahaini bercerita bahwa Edi merupakan anak yang pandai namun sikap sopan santun kepada orang tua maupun orang lain agak kurang. “Anak saya kalau dididik keras dia semakin keras, sedangkan kalau dibuat lembut juga tak didengarkan,” keluh Rahaini. Ibu Rahaini mengharapkan dengan Edi bergabung di kelas Budi Pekerti akan mengubah sikap anaknya. “Jika sering mendengar hal baik dan bergaul dengan teman baik, kedepannya semoga dia juga menjadi anak baik dan patuh kepada orang tua,” harapnya.
Edi (kanan) mengaku senang bisa ikut kelas ini karena ia bisa menambah teman dan sekaligus berbuat kebaikan.
Di penghujung kelas Budi Pekerti, semua siswa, orang tua, dan semua relawan bersama-sama memperagakan isyarat tangan “Senang Mengenal Anda.” Semoga dengan saling mengenal, dapat meningkatkan rasa kebersamaan dan rasa persaudaraan. Kegiatan Kelas Budi Pekerti diakhiri dengan berdoa secara bersama-sama.
Artikel Terkait
Tiga Kata Penuh Makna
16 Februari 2017Malu dan Takut Berbuat Jahat
16 September 2016Kelas budi pekerti Tzu Chi Tanjung Balai Karimun dibagi menjadi dua kelompok belajar yang terdiri dari kelas usia kecil dan usia besar. Keduanya belajar untuk malu dan takut berbuat jahat. Banyak tekad luhur yang diucapkan usai mengikuti kelas yang dilaksanakan pada tanggal 11 September 2016.
Tidak Mudah Menyerah
26 Oktober 2016Kelas budi pekerti yang diadakan sebulan sekali dibagi menjadi dua kelas sesuai dengan rentang usia mereka. Kelas kecil belajar tentang tidak mudah menyerah sementara kelas besar bagaimana membangun kepedulian terhadap sesama. Kelas budi pekerti yang diadakan pada tanggal 23 Oktober 2016 diikuti sebanyak 61 anak.