Tahun Baru Bersama Keluarga Besar

Jurnalis : Amelia Devina (He Qi Utara), Fotografer : Henry Tando (He Qi Utara)
 

fotoDalam menyambut datangnya tahun 2010, relawan Tzu Chi di wilayah He Qi Utara mengadakan acara perayaan tahun baru bersama para relawan pada tanggal 1 Januari 2010. .

Coba bayangkan sebuah acara tahun baru yang dirayakan bersama sebuah keluarga besar. Tidak cuma belasan, tapi puluhan, bahkan lebih dari 100 orang! Ada permainan yang seru, ada acara menyanyi dan menari bersama, dan tentu saja ada acara makan bersama! Itulah gambaran perayaan tahun baru bersama He Qi Utara pada 1 Januari 2010 yang bertempat di area kantin Aula Jing Si, kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK) Jakarta.

 

Untuk menyambut datangnya tahun 2010, kali ini Ketua He Qi Utara, Like Hermansyah berinisiatif untuk mengadakan acara perayaan tahun baru bersama para relawan tepat di tanggal 1 Januari 2010. Gayung pun bersambut, gagasan ini diterima dengan baik oleh para relawan di wilayah He Qi Utara. Target peserta yang awalnya hanya kurang dari 100 relawan akhirnya membludak hingga mencapai jumlah 200 orang relawan. Tidak hanya dari He Qi Utara, para relawan dari He Qi lain pun (Barat, Selatan, dan Timur) turut datang dalam dalam perayaan yang diliputi suasana kekeluargaan.

Antusiasme Relawan
Tidak tanggung-tanggung, di acara yang baru pertama kali diadakan ini ada banyak permainan yang telah disusun oleh panitia untuk mempererat keakraban di antara sesama relawan. Tentu saja, seperti semua permainan ala Tzu Chi, semua permainan dibuat dengan hati dan tujuan baik. Begitu semangatnya, bahkan ada tari-tarian yang sudah sempat dipelajari oleh sebagian relawan sebelumnya.

Perayaan tahun baru yang dimulai sejak pukul 4 sore itu dibuka dengan iringan lagu “We Wish You a Merry Christmas” yang dinyanyikan oleh seluruh peserta. Sontak saja, gegap gempita dan kesukacitaan meliputi seisi ruangan. Lewat nyanyian dan tepukan tangan, suasana perayaan kental dirasakan oleh para relawan yang hadir.

Berikutnya, para relawan dibagikan selembar kertas warna-warni berbentuk daun yang di atasnya sudah dituliskan Kata Perenungan Master Cheng Yen yang berbeda-beda. Ada yang ditulis dalam bahasa Indonesia, juga ada yang dituliskan dalam bahasa Mandarin. Kemudian, para relawan diminta menempelkan kertas berbentuk daun tersebut pada relawan yang lain, sambil mengucapkan selamat tahun baru secara berkeliling. Hebatnya lagi, kertas-kertas ini dibuat sendiri oleh relawan yang menjadi pembawa acara pada sore hari itu, Yen Ling Shijie.

foto  foto

Ket : - Salah satu momen yang menyentuh adalah saat penyambutan A Gim Shixiong, yang karena sempat               menderita sakit, beliau yang sebelumnya sangat aktif di Tzu Chi tidak bisa lagi beraktivitas. (kiri)
           - Seluruh relawan menyanyikan lagu “Selamat Tahun Baru” dan mengucapkan semoga A Gim selalu sehat               dan bahagia sambil mengelilingi beliau. (kanan)

Ada Permainan, Tarian, dan Makanan
Sesi permainan dimulai dengan pertunjukan lagu jingle dari tiap-tiap Hu Ai di wilayah He Qi Utara. Setiap Hu Ai tampil dengan begitu kreatif dan kompak!  Ada pula permainan tebak lagu, persis seperti acara kuis “Berpacu dalam Melodi” yang pernah sangat terkenal di layar kaca. Kali ini namanya “Berpacu dalam Tzu Chi”. Setelah mendengarkan melodi sebuah lagu, para relawan yang sudah dibagi ke dalam grup (per Hu Ai), harus menebak judul lagu tersebut. Wah, sungguh luar biasa! Banyak relawan yang sudah bisa menebak judul lagu walaupun nadanya baru beberapa detik diputarkan. Permainan kemudian disambung lagi dengan tebak menebak lirik lagu yang hilang.

Ada begitu banyak lagu-lagu Tzu Chi yang dimainkan dalam perlombaan ini. Bagi para relawan yang sehari-hari sering mendengarkan Dharma Master Cheng Yen lewat lagu, pasti akan sangat mudah menebak judul lagu dan lirik yang hilang.

Ada pula perlombaan bahasa isyarat tangan. Para relawan yang sudah dibagi ke dalam 4 Hu Ai diminta mempelajari gerakan lagu bahasa isyarat tangan selama 10 menit. Setelah itu tiap grup harus mempertunjukkan kebolehan mereka. Karena lagu-lagu yang dipilih memang penuh semangat, maka setiap pertunjukan selalu mengundang gairah dan gelak tawa para relawan yang menonton. Ini semua bertujuan untuk meningkatkan kekompakkan dan keakraban antar relawan dan tentu saja, menambah pengetahuan para relawan tentang budaya humanis Tzu Chi.

foto  foto

Ket : - Like Hermansyah, Ketua He Qi Utara bersama relawan Tzu Chi lainnya turut bergembira bersama                 (menyanyi dan isyarat tangan) dalam menyambut tahun baru 2010. (kiri).
             - Setiap Hu Ai di He Qi Utara berlomba untuk menyanyikan "jingle" Hu Ai mereka. Mereka tampil dengan                  begitu kreatif dan kompak. (kanan)

Nah, yang namanya permainan dan lomba, pasti ada yang namanya menang dan kalah. Karena jumlah grup seluruhnya ada 4, maka ada Hu Ai yang menjadi juara 1, 2, 3, dan 4. Tidak ketinggalan, ada pula hadiahnya! Rupanya panitia dan Ketua He Qi utara, Like Hermansyah, sudah merancang hadiah-hadiah ini sebaik mungkin. Yang diberikan bukanlah berupa barang, melainkan sebuah ladang berkah!

Pada tanggal yang ditentukan kemudian, para relawan He Qi Utara diminta berkumpul kembali untuk bekerja bakti di kawasan Aula Jing Si di PIK. Tugas-tugas ini meliputi mencuci dan membersihkan kamar kecil, mencabuti rumput dan menyiram bunga, mengelap seluruh jendela, dan memasak untuk seluruh relawan. Nah, ternyata hadiah yang diberikan berwujud tugas (ladang berkah) yang siap digarap bersama!

Seusai permainan, masih ada lagi acara menari bersama yang melibatkan seluruh relawan yang hadir. Bergerak ke kiri ke kanan, depan dan belakang, tarian ini membuat para relawan terus bergantian mendapatkan pasangan menari yang baru, membuat masing-masing kita dapat saling bertemu teman baru. Setelah “panas” menari, tibalah saat makan bersama! Menu malam itu adalah shabu-shabu vegetarian! Hidangan yang sehat dan lezat ini disiapkan oleh relawan, untuk relawan.

foto  foto

Ket : - “Saya sangat senang bisa memasak untuk banyak orang. Begitu banyak relawan yang turut serta membantu             di dapur. Semangat kekeluargaan pun semakin terasa,” kata Like Shijie, Ketua He Qi Utara. (kiri).
         - Setelah “panas” menari, tibalah saat makan bersama! Menu malam itu adalah shabu-shabu vegetarian.             Hidangan yang sehat dan lezat ini disiapkan oleh relawan, untuk relawan. (kanan)

Mempererat Keakraban dan Kekeluargaan
Salah satu bagian yang paling menyentuh dirasakan adalah saat penyambutan A Gim Shixiong yang karena sempat menderita sakit, beliau yang sebelumnya sangat aktif di Tzu Chi tidak bisa lagi beraktivitas. Di awal acara, saat A Gim hendak memasuki ruangan, para relawan bangkit berdiri dan bertepuk tangan menyambutnya. Seluruh relawan menyanyikan lagu “Selamat Tahun Baru” dan mengucapkan semoga A Gim selalu sehat dan bahagia sambil mengelilingi beliau. A Gim yang tepat berada di tengah-tengah para relawan merasa begitu tersentuh dan terharu. Air mata pun mengalir. Beliau mengutarakan keharuannya melihat begitu banyak relawan masih mengingat dan menyayanginya. Acara ini dianggapnya sungguh mengesankan dan ia pun yakin, ke depannya Yayasan Buddha Tzu Chi akan semakin maju dengan terus bertambahnya relawan baru yang dengan tulus ikhlas mau bergabung dalam barisan cinta kasih untuk membantu sesama.

Di balik segala persiapan tentu ada kekurangan dan kelebihannya. Acara yang hanya dipersiapkan selama seminggu ini mau tak mau membuat panitia kewalahan. Tidak hanya dari seksi acara yang harus menggarap acara agar menarik sekaligus bermanfaat, seksi konsumsi pun kewalahan karena bertambahnya jumlah peserta di saat-saat terakhir. Namun demikian, Marlinda, Ketua Konsumsi He Qi Utara mengatakan, “Saya sangat senang karena bisa memasak untuk begitu banyak orang. Belum lagi, begitu banyak relawan yang turut serta membantu di dapur. Semangat kekeluargaan pun semakin terasa.”

Melihat antusiasme para relawan yang hadir hari itu, Ketua He Qi Utara, Like Hermansyah mengatakan, “Pada tahun-tahun mendatang, acara serupa akan diadakan kembali. Hal ini baik untuk mempererat rasa keakraban dan kekeluargaan di antara relawan. Semangat kebersamaan yang begitu erat sungguh dirasakan selama berlangsungnya acara.”

Melalui kesempatan ini, seluruh relawan dibangkitkan semangatnya dalam menyambut tahun 2010 yang baru. Di kegiatan ini pula, para relawan dipertemukan bukan hanya pada kegiatan kerelawanan, tetapi juga untuk sebuah acara keakraban dan perayaan. Dengan demikian, rasa kebersamaan dan kekeluargaan pun bisa tumbuh semakin mendalam.

 
 

Artikel Terkait

Mendalami Ajaran Master Tentang Bulan Tujuh

Mendalami Ajaran Master Tentang Bulan Tujuh

05 Agustus 2014 Untuk menyambut bulan baik di bulan tujuh penuh berkah, maka pada tanggal 19 Juli 2014 Tzu Chi Batam mengadakan “Bulan Tujuh Penuh Berkah” untuk memperbaiki pandangan masyarakat.
Menabur Benih Cinta Kasih Melalui Pendidikan

Menabur Benih Cinta Kasih Melalui Pendidikan

29 Juli 2011
Chia Shixiong kemudian mengajak anak-anak untuk bersama-sama lebih membangunkan kesadaran untuk melestarikan lingkungan, dan semuanya haruslah dimulai dari diri sendiri.
Kembalinya Kebahagiaan Itu

Kembalinya Kebahagiaan Itu

19 Juli 2011
"Sangat terlihat bahwa yayasan ini benar-benar menebarkan cinta kasih universal tanpa membedakan suku, agama, dan bangsa. Semua mereka lakukan tanpa pamrih dan rendah hati,” tutur Arif.
Kesuksesan terbesar dalam kehidupan manusia adalah bisa bangkit kembali dari kegagalan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -