Tahun Baru Lembaran Cinta Kasih Baru

Jurnalis : Rudi Santoso (He Qi Utara), Fotografer : Rudi Santoso, Stephen Ang (He Qi Utara)
 
 

foto
Liwan Shixiong membuka gathering Gan En Hu pada Minggu, 6 Januari 2013 dengan mengucapkan selamat tahun baru bagi para penerima bantuan. Gathering ini merupakan gathering yang pertama kali dilakukan pada tahun 2013.

Minggu, tanggal 6 Januari 2013, jam menunjukan pukul 07:30. Walau pintu Jing Si Books and Café Pluit belum dibuka para Relawan Tzu Chi, Penerima Bantuan dan Anak asuh sudah berdatangan. Hari ini adalah hari yang sangat dinanti oleh mereka semuanya. Dimana hari ini akan diadakan kegiatan pembagian biaya hidup, pengobatan serta spp untuk anak-anak asuh yayasan Buddha Tzu Chi He Qi Utara.

Tepat pukul 8 pagi pintu Jing Si Books and Café dibuka. Dengan sigap relawan merapikan tempat duduk serta meja untuk menerima pendaftaran. Beberapa anak asuh dan penerima bantuan juga terlihat sibuk membantu relawan menyusun kursi kursi di lantai satu Jing Si Pluit. Raut wajah mereka tampak riang gembira. Tidak berapa lama kursi dan meja telah tersusun dengan rapi sekali. Pendaftaran di mulai satu persatu berbaris dengan rapi. Yang telah mendaftar segera masuk ke ruang yang telah di siapkan tadi.

Sebagian dari anak asuh ikut relawan belajar memilah daur ulang di depo daur ulang Muara Karang. Sekitar 12 anak asuh ke Depo daur ulang. “Tujuan membawa anak-anak asuh ke depo adalah untuk mengajak mereka terjun langsung dalam proses pemilahan bahan daur ulang. Dengan demikian mereka akan lebih mengerti tentang pentingnya menjaga lingkungan yang bersih. Namun hal terpenting adalah bagaimana supaya bisa mengurangi produksi sampah sesedikit mungkin. Supaya bumi ini tidak terbebani oleh polusi,” demikian ujar Lian Hua Shijie yang mendampingi anak asuh ke depo daur ulang.

Sementara di Jing Si Pluit kegiatan di mulai dengan pembawa acara Liwan Shixiong. “Pertama tama saya ucapkan salam jumpa serta atas nama Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengucapkan selamat Tahun baru 2013 semoga semua hadirin senantiasa diberi kesehatan, keselamatan serta kebahagiaan,” salam dari Liwan Shixiong pun mendapat sambutan balik dari para hadirin dengan mengucapkan “Selamat Tahun baru juga semuanya....” Liwan Shixiong berujar “Memasuki tahun yang baru hendaknya kita memulai sesuatu hal positip. Yang dulu dulunya ada sifat atau sikap yang kurang baik hari ini dengan mengambil moment tahun baru maka kita melangkah maju untuk memasuki lembaran baru ini dengan memperbanyak hal hal yang baik, setahun demi setahun berlalu tiada terasa. Kalau kita tidak mau berpikiran untuk memulai sesuatu yang berguna maka kita akan termakan usia. Karena waktu begitu berharga. Waktu tidak pernah menunggu. Kita yang harus berlomba dengan waktu.”

foto  foto

Keterangan :

  • Sjukur Shixiong membagikan kisahnya pada para penerima bantuan dan memberikan pesan bahwa jangan pernah merasa malu untuk sharing walaupun hanya sepatah atau dua patah kata namun itu sudah sangat berarti bagi yang mendengarnya (kiri).
  • Para penerima bantuan menerima amplop cinta kasih dengan sukacita, sedangkan para relawan memberikan amplop cinta kasih dengan penuh rasa syukur (kanan).

Setelah kata sambutan dari Liwan Shixiong kegiatan di lanjutkan dengan mendengarkan pesan Cinta Kasih dari Master Cheng Yen. Inti daripada pesan Cinta Kasih Master kali ini adalah setiap insan harus memiliki perasaan bersyukur. Dengan bersyukur baru bisa merasakan kebahagiaan sejati. Dengan bersyukur baru bisa merasakan kebahagiaan. Seseorang yang tidak ada rasa syukur tentu tidak akan pernah merasa bahagia karena pikirannya selalu diliputi kerisauan. Kerisauan akan menimbulkan kecemasan sehinga hidup ini selalu merasa tidak bahagia.

Kegiatan di lanjutkan dengan mendengar sharing Sjukur Shixiong. Sjukur Shixiong mengajak hadirin untuk berani saling berbagi, “Ketika saya pertama kali sharing saya merasa sangat kaku namun setelah itu perlahan mulai mengerti bahwa harus melatih kebiasaan positip untuk berani sharing. Awalnya adalah ego yang menghalangi karena takut malu, takut salah berbicara, takut tidak bagus materinya, dan sebagainya. Hal-hal itu yang menghambat kita untuk berani tampil untuk berbagi. Tetapi seiring berjalannya waktu maka kita akan mulai bisa dan berani untuk sharing. Jangan merasa malu walau sharing hanya sepatah atau dua patah kata namun itu sudah sangat berarti untuk yang mendengarnya.”

Lalu Sjukur Shixiong juga menceritakan pengalaman yang didapat semenjak menjadi relawan Tzu Chi, “Semakin sering ikut kegiatan Tzu Chi akan semakin membangkitkan Cinta Kasih dalam hati. Dengan semakin banyaknya melakukan perbuatan bajik akan membuat perubahan didalam diri menjadi lebih baik lagi. Dengan semakin seringnya ikut kegiatan Tzu Chi kebiasaan buruk semakin berkurang serta manambah jalinan jodoh baik dengan banyak orang. Memberi harus dengan hati yang tulus, iklas serta tidak ada pamrih. Bersumbangsih hasilnya adalah rasa sukacita dalam hati.”

foto  foto

Keterangan :

  • Relawan bersama dengan para penerima bantuan yang hadir bersama-sama menyanyikan dan memeragakan isyarat tangan lagu satu keluarga (kiri).
  • Ibu Iti, salah satu penerima bantuan menyatakan sangat bersyukur karena bantuan pengobatan dan tunjangan biaya hidup yang diberikan oleh Tzu Chi (kanan).

Pada kesempatan ini Sjukur Shixiong membagikan kepada semua hadirin sebuah kartu pembatas buku hasil sumbangsih dari  relawan. Di kartu pembatas buku itu berisi undangan bedah buku dan setiap lembar kartu itu berisi kata perenungan Master Cheng Yen yang berbeda-beda.

“Saya sangat bersyukur mendapat bantuan Yayasan Buddha Tzu Chi,” ujar Iti (42) istri dari penerima bantuan, Paiman (41) yang menderita sakit Epilepsi. “Sudah hampir satu tahun Tzu Chi memberi bantuan pengobatan dan tunjangan biaya hidup untuk keluarga kami. Kami tidak bisa membalas semua kebaikan yang telah di berikan Yayasan Buddha Tzu Chi beserta relawannya semoga yang maha kuasa yang membalas semua kebaikan kalian,” sambung Iti penuh haru. Hari ini Iti datang bersama kedua putranya.

Master Cheng Yen mendirikan Yayasan Buddha Tzu Chi dengan dua prinsip dasar dan semangat penanganan Misi Amal Tzu Chi pertama adalah Menghargai Kehidupan kedua Meyakini sifat hakiki manusia yang pada dasarnya baik. Di samping itu Master Cheng Yen berpesan bahwa dalam menjalankan Misi Amal relawan harus memiliki perasaan welas asih yang berarti terhadap orang yang walau pun tidak memiliki hubungan darah atau bukan sanak saudara, kita juga mengharapkan mereka bisa hidup penuh kebahagiaan. Serta memiliki rasa Senasib dan sependeritaan yang berarti pada ketika melihat seseorang menderita, kita bisa ikut merasakan penderitaan yang sedang ia alami dan kita akan mengulurkan tangan untuk memberikan pertolongan. Cinta kasih Master Cheng Yen sudah menghangatkan banyak sekali keluarga keluarga yang hidup dalam dinginnya kehidupan ini.

Hari ini sekitar 16 relawan hadir mendampingi sekitar 80 penerima bantuan serta Anak asuh. jam menunjukan pukul 11:40 Setelah selesai menerima amplop cinta kasih dari Yayasan Buddha Tzu Chi semua hadirin berdoa bersama semoga semua mahluk hidup bahagia, terbebas dari bencana hidup damai di mana pun berada.

  
 

Artikel Terkait

Menggenggam Jalinan Jodoh dalam Pelatihan Relawan Tzu Chi

Menggenggam Jalinan Jodoh dalam Pelatihan Relawan Tzu Chi

25 Mei 2022

Baksos pembagian sembako yang digelar Tzu Chi Tebing Tinggi beberapa waktu lalu menjadi sebuah pintu yang mengantar jalinan jodoh sukarelawan yang saat itu ikut bersumbangsih, kini bertekad menjadi relawan Tzu Chi.

Kue Berkah

Kue Berkah

03 Februari 2009
Guru Sekolah Cinta Kasih Ikuti Lomba Mengajar Kreatif

Guru Sekolah Cinta Kasih Ikuti Lomba Mengajar Kreatif

22 Januari 2021

Empat guru SD Cinta Kasih Tzu Chi masuk dalam tujuh besar di Lomba Mengajar yang Kreatif dan Menyenangkan Bersama Menjadi Indonesia yang diadakan oleh Mentari Group. Dalam lomba tersebut, para guru membuat sebuah video pengajaran yang sesuai dengan tema. Video dari para guru yang terpilih kemudian diunggah di akun YouTube Mentari Group untuk akhirnya dilakukan polling. Penutupan pollingnya dilakukan akhir pekan ini.

Orang bijak dapat menempatkan dirinya sesuai dengan kondisi yang diperlukan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -