Tahun Baru, Resolusi Baru
Jurnalis : Johan Tando (He Qi Pusat), Fotografer : Johan Tando (He Qi Pusat)Natalia Wulandari membuat resolusi di hadapan para mentor dan teman-temannya.
Setiap orang punya keinginan. Setiap orang juga punya harapan. Sadar atau tidak sadar setiap orang ingin mencapai harapan tersebut, hanya kadang mereka tidak mampu merencanakannya dengan baik, tak terkecuali juga anak-anak asuh Teratai.
Minggu, 5 Januari 2020, bertempat di ITC Mangga Dua lantai 6, dipandu oleh Ria Sulaiman dan Yanny Sukadjaya, anak-anak asuh Teratai tersebut membuat resolusi tentang apa saja yang akan dicapai dalam satu tahun ke depan.
Salah satu anak asuh Teratai, Natalia Wulandari yang sekarang duduk di kelas 1 SMK bertekad untuk memperbaiki nilai-nilai mata pelajarannya. Selain itu akan patuh terhadap orang tua dan terus memperbaiki diri agar ke depan bisa menjadi lebih baik lagi. Natalia juga berjanji untuk tidak banyak mengeluh, ikhlas dalam melakukan sesuatu dan yakin pada diri sendiri bahwa sebenarnya kita mampu mengerjakan apa yang ingin kita lakukan.
Senada dengan Natalia, Frans yang duduk di kelas 3 SMK berkomitmen untuk selalu belajar lebih giat dan menjadi manusia lebih baik. Dia juga akan tetap fokus dengan resolusi besarnya yakni menjadi pengusaha sukses. Satu hal yang Frans yakini, bila segala sesuatu kita jalani dengan pemikiran positif pasti hidup akan lebih mudah.
Frans Tanuel fokus dengan resolusi besarnya yang bercita-cita jadi pengusaha sukses.
Selain berbagi resolusi, hari itu anak-anak asuh Teratai merasa istimewa karena kunjungan dari relawan Tzu Chi surabaya.
Ida Sabrina, salah seorang relawan Tzu Chi surabaya merasa sangat tersentuh dengan pendidikan budi pekerti yang diberikan oleh para mentor di Teratai. Perjuangan dari para mentor untuk mengubah mindset anak-anak tidak sia-sia karena mereka pasti mendapat banyak manfaat dari pertemuan semacam ini. Buktinya, walaupun pagi itu hujan lebat dan rumah beberapa anak dilanda banjir, mereka tetap disiplin untuk datang mengikuti acara.
“Perhatian dan pendidikan budi pekerti memang seharusnya dimulai dari hal kecil yang sederhana. Ini mungkin tidak didapatkan dari sekolah, tetapi di Teratai para relawan melakukan dengan bersungguh hati,” kata Ida.
Satu hal lagi yang membuat Ida kagum bahwa di acara ini, anak-anak tidak hanya duduk diam tetapi aktif bersama-sama. Ria Sulaiman dan Yanni Sukadjaya begitu piawai membangkitkan daya kreatifitas anak-anak walaupun baru sebatas pemikiran mereka. Minimal anak-anak sudah berani mengungkapkan apa yang menjadi impian dan keinginan mereka sambil mengedukasi mereka lewat permainan.
Tiga puluh enam anak asuh yang hadir sangat menikmati kegiatan yang disuguhkan terlihat dari senyum dan gelak tawanya yang spontan dan alami. Mereka juga diajarkan untuk merenung dengan mendengarkan cerita dari Master Cheng Yen. Hujan, basah, dan banjir tidak bisa menghalangi kita untuk berbahagia hari itu.
Editor: Metta Wulandari
Artikel Terkait
Belajar dan Mempraktikkan Budaya Humanis Tzu Chi
10 Februari 2020Meski hari hujan anak asuh dan relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Pusat tetap hadir mengikuti Gathering Anak Asuh He Qi Pusat (02/02/2020), dengan tema Budaya Humanis Tzu Chi, seperti cara duduk dan berdiri yang baik, berbicara, dan berinteraksi dengan penerima bantuan.
Tahun Baru, Resolusi Baru
21 Januari 2020Di awal tahun, pertemuan para anak-anak asuh Teratai terasa sangat menarik. Dipandu oleh Ria Sulaiman dan Yanny Sukadjaya, anak-anak asuh Teratai tersebut membuat resolusi tentang apa saja yang akan dicapai dalam satu tahun ke depan.