Tak Ada Kata “Libur” Dalam Bersumbangsih

Jurnalis : Ciu Yen (He Qi Pusat), Fotografer : Ciu Yen (He Qi Pusat)

foto
Minggu 23 Maret 2014, para relawan bersatu hati membersihkan Aula Jing Si, dengan tujuan menimbulkan rasa memiliki serta menjalankan kewajiban sebagai pemilik rumah.

Jam menunjukkan tepat pukul 06.00 saat saya hendak berangkat menuju ke Tzu Chi Center, PIK. Hujan disertai angin yang mengguyur kota Jakarta pada pagi hari Minggu 23 Maret 2014 saat itu mengiringi setiap langkah saya, hembusan angin pun menyapa dingin diwajah. Sepanjang jalan terasa berbeda entah kenapa rasanya sepi sekali, mungkin saat ini kebanyakan orang-orang masih terlelap dalam tidur mengingat cuaca seperti ini. Dalam perjalanan saya melihat seorang bapak setengah baya sedang menjajakan dagangangnya sambil berkata, “Yang libur mah enak nih.”Tiba-tiba terbesit dalam pikiran saya bahwasannya bagi kami para relawan Tzu Chi tak ada kata libur dalam bersumbangsih.

Didalam raga yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula, saat tiba saya melihat cukup banyak relawan yang telah berkumpul untuk berolahraga sejenak sebelum memulai kegiatan hari ini. Karena hujan yang mengguyur, kegiatan olahraga bersama yang seharusnya akan dilaksanakan di lapangan teratai akhirnya pun terlaksana didalam lobby Ci Bei. Setelah menikmati sarapan pagi kami berkumpul di Lt.4 aula Jing Si. Hari ini akan diadakan kegiatan kerja bakti bersama sebagai upaya memelihara kebersihan rumah kita bersama dimana untuk pertama kalinya akan dilaksanakan secara bersama oleh relawan dari 5 He Qi. Sebelum memulai kegiatan relawan terlebih dahulu mendengarkan briefing tentang tata cara membersihkan kursi teratai yang baik dan benar yang disampaikan oleh Like Hermansyah Shijie selaku PIC dari kegiatan hari ini. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menimbulkan rasa memiliki serta menjalankan kewajiban sebagai pemilik rumah ungkap Like Hermansyah Shijie kepada saya. Setelah briefing selajutnya adalah pembagian kelompok, 9 kelompok shixiong dan 9 kelompok shijie kemudian setiap kelompok dibagi menjadi 9 tim dimana setiap tim terdiri dari gabungan antara 1 kelompok shixiong dan 1 kelompok shijie.

Lagu la che xiang qian xing (menarik kereta maju ke depan) yang mengiringi sepanjang kegiatan hari ini semakin menambah semangat relawan. Ditengah-tengah kesibukan para relawan, terlihat sesosok wanita paruh baya namun kecantikannya seolah tak termakan oleh usianya bulir-bulir keringat bercucuran dari wajahnya sambil membersihkan kursi sesekali terlihat dia menyeka keringatnya dengan sehelai tisiu yang ada ditangan. Beliau merupakan salah seorang relawan Tzu Chi yang juga merupakan pengusaha yang cukup sukses di Jakarta, iya Ellys Tjhan Shijie demikian nama beliau bertutur kepada saya, “Biasanya di rumah saya tidak perlu mengerjakan hal-hal seperti ini, di rumah pembantu ada tiga.”Beliau mengaku sangat senang ikut serta dalam kegiatan ini, “Berkeringat itu kan sehat yang penting melakukan dengan sukarela dan menerima dengan sukacita,” ungkapnya sambil tersenyum kepada saya. Hal ini senanda dengan kata-kata welas asih dan kebijaksanaan Master Cheng Yen, “Beranilah untuk menggulung ujung celanamu dan turun ke dalam air. Begitu Anda sudah berdiri di dalam air, Anda sudah basah, jadi tidak perlu khawatir keringatan atau kehujanan.”

foto   foto

Keterangan :

  • Relawan yang berkumpul dibagi menjadi 9 kelompok shixiong dan 9 kelompok shijie kemudian setiap kelompok dibagi menjadi 9 tim dimana setiap tim terdiri dari gabungan antara 1 kelompok shixiong dan 1 kelompok shijie (kiri).
  • Sebanyak 200 relawan turut bersumbangsih hari ini, dengan bergotong royong pekerjaan yang berat pun menjadi lebih ringan (kanan).

Kursi ini ibarat hati kita, sebenarnya kursi ini bersih karena jarang digunakan. Namun karena kondisi dari luar seperti faktor cuaca menyebabkan kursi ini berjamur jadi bukan sengaja dikotori, sama halnya seperti hati manusia Master mengatakan bahwasannya setiap orang pada dasarnya adalah baik namun tanpa disadari karena kondisi dari luar noda batin masuk ke dalam hati manusia. Karena itu kursi-kursi ini harus rajin dibersihkan, sama halnya seperti hati manusia ia harus sering dibersihkan untuk mengikis agar kekotoran batin tidak menumpuk. Untuk itu diperlukan sebuah wadah pelatihan diri yang baik seperti didalam Tzu Chi, di Tzu Chi ada banyak relawan sehingga bisa saling mengingatkan dan saling membimbing untuk bersama-sama mencapai pemahaman benar sehingga kebijaksaan dapat tumbuh seiring berjalannya waktu.

Sebanyak 200 relawan turut bersumbangsih hari ini, dengan bergotong royong pekerjaan yang berat pun menjadi lebih ringan. Melalui kegiatan ini saya dapat merasakan adanya kebersamaan dan semangat dari para relawan, semoga relawan di Tzu Chi dapat terus bersatu hati, ramah tamah, saling mengasihi dan gotong royong. Waktu tak lagi pagi kegiatan hari ini ditutup dengan shou yu  lagu ren shi ni zhen hao (senang mengenalmu)suasana pun menjadi semakin akrab tawa gembira terpancar dari wajah para relawan seolah semua rasa lelah tak lagi menjadi masalah dan seketika berubah menjadi kebahagiaan. Satu orang saja tidak mampu memakan seluruh beras di dunia, dan satu orang saja tidak mampu menyelesaikan seluruh pekerjaan di dunia. Demikian pula, satu orang sendirian saja tidak dapat mewujudkan seluruh kebajikan di dunia.


Artikel Terkait

Cinta Kasih Orang Tua Sepanjang Masa

Cinta Kasih Orang Tua Sepanjang Masa

27 Mei 2015 “Hampir mengucurkan air mata. Pertunjukannya bagus sekali, ya. Segala agama juga mengajarkan bagaimana membalas jasa orang tua dan memberi kasih sayang kepada orang tua."
Kamp 4in1: Menyongsong 30 Tahun Tzu Chi Indonesia dengan Rasa Syukur

Kamp 4in1: Menyongsong 30 Tahun Tzu Chi Indonesia dengan Rasa Syukur

17 September 2023

Di Kamp 4in1 yang digelar pada 16-17 September 2023, topik yang diangkat adalah Mengenang Sejarah Perjalanan 30 Tahun Tzu Chi Indonesia. Para relawan diajak untuk flashback perjuangan para relawan 20 hingga 30 tahun lalu dalam menjalankan misi-misi Tzu Chi.

Suara Kasih: Ladang Pelatihan Batin

Suara Kasih: Ladang Pelatihan Batin

23 April 2012 Beberapa hari lalu, dengan penuh sukacita, kita mengikuti ultah Tzu Chi yang ke-46. Mulai sekarang, kita harus menyambut tahun ke-47 Tzu Chi dengan penuh kesungguhan hati. Bodhisatwa sekalian, saya sangat berterima kasih kepada kalian. Selama lebih dari 40 tahun ini, kalian telah membentangkan jalan dengan kesungguhan hati dan cinta kasih.
Apa yang kita lakukan hari ini adalah sejarah untuk hari esok.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -