Tak Lagi Takut Memeriksakan Gigi

Jurnalis : Teddy Lianto, Fotografer : Teddy Lianto

baksos gigi

Pada Rabu, 17 Juni 2015, Pukul 06.00 WIB, relawan Tzu Chi tiba di Dermaga Ponton, Kepolisian air, Tanjung Priuk, Jakarta Utara, dan bertolak menuju pulau kelapa bersama tim dari Biddokkes untuk melakukan bakti sosial kesehatan gigi.

Jalinan jodoh baik kembali mempertemukan relawan Tzu Chi dengan warga Pulau Kelapa, Kecamatan Kepulauan Seribu Utara. Sebelumnya, pada tahun 2012 lalu, relawan Tzu Chi pernah datang untuk memberikan bantuan saat bencana angin puting beliung melanda wilayah ini. Kini, pada 17 Juni 2015, relawan Tzu Chi datang untuk memberikan pelayanan kesehatan berupa pengobatan gigi untuk empat sekolah yakni SDN 01 dan 02 Pulau Kelapa, SDN 01 Pulau Harapan, dan Madrasah Iptidayah Negeri 17 bertempat di Pulau Kelapa dan Pulau Harapan. Dalam kegiatan ini, Tzu Chi bekerja sama dengan Kepolisian Perairan dan Biddokkes dalam rangka Kegiatan Sambang Nusa dan Bakti Sosial.

Turut hadir dalam acara ini Wakil Kepala Polisi Derah (Wakapolda) Metro Jaya, Brigjen Pol. Drs. Nandang Jumantara. Nandang dalam sambutannya meminta agar warga setempat dapat memanfaatkan waktu untuk menjaga kesehatan mengingat besok Kamis, 18 Juni 2015, merupakan hari pertama umat muslim untuk menjalani ibadah puasa. “Terima kasih atas partisipasi Yayasan Buddha Tzu Chi bersama-sama dengan Polda Metro Pol Air, Biddokkes,  pemerintah daerah, dalam melaksanakan bakti sosial kesehatan di Pulau Kelapa. Saya melihat jika acara ini berjalan dengan lancar dan sukses. Maka dari itu saya ingin mengucapkan terima kasih atas dukungan Tzu Chi di acara ini,” tambahnya.

baksos gigi

Baksos ini berhasil menangani 91 anak-anak yang berasal dari empat sekolah yaitu SDN 01 dan 02 Pulau Kelapa, SDN 01 Pulau Harapan, dan Madrasah Iptidayah Negeri 17.

Sejak pukul 6 pagi, lima relawan medis Tzu Chi (TIMA) bersama 12 relawan Tzu Chi telah berkumpul di Dermaga Ponton, Direktorat Kepolisian Perairan dan bertolak menuju Pulau Kelapa dengan menumpang perahu KP Kolibri 4015. Setelah menempuh dua jam perjalanan, tim relawan tiba di Pulau Kelapa. Meskipun selama perjalanan beberapa anggota tim relawan mengalami mabuk laut, namun, setibanya di lokasi, mereka langsung bersiap untuk memberikan pelayanan kesehatan.

Belajar Tanpa Gigi Sakit

“Gigi saya sakit. Tadi gigi saya dicopot oleh dokter karena ternyata gigi saya sudah rusak,” ujar Bagus Aditiyah, siswa kelas dua SDN 02 Pulau Kelapa. Ketika ditanya apakah ia rajin menyikat gigi, Aditiyah pun menjawab, ”kadang-kadang.” Minimnya kesadaran anak-anak Pulau Kelapa untuk menjaga kesehatan gigi dirasakan betul oleh Nurasiah, ibu dari Bagus Aditiyah. Menurutnya, akibatnya, banyak anak tidak berani ke dokter gigi. Lebih lanjut, dia menuturkan bahwa dengan adanya Baksos Kesehatan Gigi Tzu Chi, Bagus Aditiyah menjadi lebih berani untuk mencabut giginya yang sakit. Kini, Bagus dapat berkonsentrasi untuk belajar ketika di kelas nanti.

Senada dengan itu, Masuri, warga RT 02/ RW 02 Pulau Kelapa ini menuturkan bahwa dengan adanya baksos kesehatan gigi ini, anak-anak menjadi lebih berani untuk memeriksakan gigi mereka. “Menurut saya dokter yang datang ramah. Buktinya anak saya yang tadinya takut malah jadi berani berobat. Awalnya ga mau berobat tapi setelah dirayu oleh dokter yang baik sama suster akhirnya mau dan sekarang malah jadi happy,” tutur Masuri, ibu dari Akbar Ridwan itu. Masuri menjelaskan jika di Pulau Kelapa, kesadaran anak-anak untuk menyikat gigi sangat minim. Selain itu, fasilitas kesehatan seperti puskesmas menjadi momok menakutkan bagi anak-anak. Jika diajak ke dokter, banyak anak yang akan menangis ketakutan. Maka dari itu dengan adanya baksos kesehatan gigi, membuat anak-anak menjadi lebih nyaman. “Biasanya anak-anak di sini suka makan yang manis-manis dan jarang sikat gigi, makanya sering ada yang sakit gigi. Di sini juga ada puskesmas tapi anak-anak takut berobat ke sana. Sedangkan, di baksos ini banyak anak-anak yang datang dan tidak nangis sehingga anak-anak yang lain jadi lebih berani datang ke acara ini,” pungkasnya.

baksos gigi

Menurut relawan TIMA sekaligus koordinator kegiatan pada hari itu, drg. Delidanti, penyuluhan gaya hidup sehat adalah cara yang tepat untuk tindakan pencegahan.

Masuri berharap jika bantuan pengobatan gigi ini bisa berlanjut lagi di kemudian hari untuk menyembuhkan anak-anak yang belum mendapat pengobatan agar sembuh dari sakit gigi. “  Saya berharap pengobatan seperti ini diadakan lagi jangan sampai di sini aja. Semoga ada lagi biar anak-anak yang sakit gigi bisa segera diatasi,” ucapnya penuh harap.

baksos gigi

Wakapolda Metro Jaya, Brigjen Pol. Drs Nandang Jumantara bertandang ke posko pengobatan gigi Tzu Chi. Ia mengapresiasi Tzu Chi atas partisipasinya dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada yang membutuhkan.

Menurut drg. Delidanti Sp. Pros, relawan TIMA yang menjadi koordinator kegiatan ini kondisi umum gigi anak-anak di wilayah ini adalah rusak, berlubang, dan menumpuk. “Dari tadi yang saya periksa, tidak ada yang tidak berlubang. Menurut saya, kesadaran anak-anak dalam menjaga kesehatan gigi secara teratur, masih sangat kurang. Padahal gigi cuma perlu perawatan sederhana disikat dua kali sehari. Mungkin mereka kurang perawatan itu dan orang tua kurang penekanan terhadap hal tersebut,” ucapnya. “Mungkin kita bisa melakukan penyuluhan kesehatan gigi di sini (Pulau Kelapa-red) karena yang harus dirubah adalah gaya hidup anak-anak agar mereka bisa lebih baik. Saya rasa itu yang paling tepat untk diberikan kelanjutannya,” pungkasnya pasti.


Artikel Terkait

Saat membantu orang lain, yang paling banyak memperoleh keuntungan abadi adalah diri kita sendiri.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -