Tanam Bakau, Aksi Nyata Tzu Chi Hospital dan DAAI TV bagi Bumi

Jurnalis : Vincent Salimputra (He Qi Utara 2), Fotografer : Vincent Salimputra (He Qi Utara 2)

Staf Tzu Chi Hospital dan DAAI TV berfoto bersama sebelum berjalan kaki menuju lokasi penanaman bibit bakau.

Ketika mendengar kata karbon, pikiran sebagian orang akan merujuk pada polusi karena identik dengan karbondioksida. Tapi tahukah Anda bahwa terdapat istilah karbon biru yang populer di kalangan pegiat lingkungan hidup dan kehutanan. Karbon biru ini tidak berkaitan sama sekali dengan senyawa karbondioksida yang diberi warna biru. Melainkan, merujuk pada karbon alami yang diserap serta disimpan oleh ekosistem laut dan pesisir dunia, yang mana salah satunya termasuk pohon bakau. Peran karbon biru ini sangat penting untuk membantu mengurangi dampak perubahan iklim yang kian mengkhawatirkan.

Dalam rangka menjaga keberlangsungan pohon bakau di Indonesia, sejumlah staf Tzu Chi Hospital dan DAAI TV bersatu hati menggelar penanaman bibit pohon bakau di Desa Sawah Luhur, Serang pada Sabtu 23 September 2023. Aksi tanam 1.000 bibit pohon dari jenis Rhizophora ini dimulai sejak pukul 09.00 WIB dan diikuti sekitar 50 partisipan. Ini merupakan kali pertama bagi Tzu Chi Hospital berpartisipasi dalam penanaman bakau.

Menjadi Pahlawan Lingkungan
Dumyati dan Kasrudin, yang merupakan Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) pada Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Wilayah Pandeglang, Serang dan Cilegon, turut hadir sekaligus berbagi pengetahuan mengenai manfaat dan cara menanam propagul (bibit) yang benar kepada para peserta.

Dumyati (kiri) dan Kasrudin (kanan) memberikan penjelasan kepada para peserta mengenai cara menanam bibit bakau yang benar.

“Menanam mangrove itu banyak manfaatnya dan banyak keuntungannya, terutama bagi ekosistem pesisir dan kehidupan orang banyak juga. Konon, mangrove itu mengandung karbon dan kehidupan kita juga tergantung pada karbon. Dengan adanya penanaman mangrove oleh DAAI TV dan Tzu Chi Hospital, berarti ekosistem tetap terjaga dan akan menambah oksigen,” ujar Dumyati.

Untuk menuju lokasi penanaman bakau, peserta harus menempuh sisa perjalanan dengan berjalan kaki sekitar 10 menit dari titik kumpul. Walaupun perjalanan berlangsung di bawah terik matahari, antusiasme dan semangat peserta tak terlihat kendur. Setibanya di lokasi, peserta mulai menyebar dan berdiri di posisinya masing-masing sambil menggenggam bibit bakau yang siap ditanam.

Mengawali proses penanaman bakau, Kasrudin mengajak para peserta berdoa bersama agar bibit yang ditanam dapat tumbuh subur dan bertahan lama. Tidak hanya itu, Kasrudin juga mengajarkan peserta mengenai cara menanam bibit yang baik dan benar.

Para peserta bersiap-siap di posisinya masing-masing untuk menanam bibit bakau.

Melalui kegiatan ini, Dumyati menyampaikan harapannya agar semakin banyak orang yang tergerak untuk menjaga dan melestarikan ekosistem mangrove. "Harapan ke depannya, setelah adanya kedatangan DAAI TV dan Tzu Chi Hospital ke sini menginspirasi pengusaha, pemerintah untuk menjaga dan melestarikan lingkungan yang ada. Saya juga berterima kasih kepada Djumomatini yang telah menyediakan tempat, merawat dan memelihara pohon mangrove sehingga kami yang tinggal di pesisir bisa terjaga dan terhindar dari abrasi,” katanya.
Dumyati juga mengatakan bahwa dirinya akan tetap rela menanam bakau tanpa dibayar sepeserpun. “Apalagi ada bantuan dan dukungan dari pemerintah, kami menjadi lebih semangat menanam dengan adanya dana dari mereka,” pungkasnya.

Saat berjalan pulang menuju titik kumpul, para peserta memunguti sampah kertas dan plastik yang berserakan di sepanjang jalan.

Selepas acara, para peserta menunjukkan kepeduliannya terhadap lingkungan sekitar saat berjalan pulang menuju titik kumpul. Bermodal aksi nyata serta kemauan sederhana untuk memunguti sampah kertas dan plastik yang berserakan di sepanjang jalan. Penanaman bakau ini diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata dan dampak positif terhadap ekosistem mangrove dan tentunya lingkungan sekitar.

Kesan dan Pesan Para Peserta

Rudi (tengah), koordinator staf DAAI TV, merasa bahagia diajak berkolaborasi dengan Tzu Chi Hospital mengadakan penanaman bakau.

Rudi, koordinator staf DAAI TV, merasa bahagia ketika diajak berkolaborasi dengan staf Tzu Chi Hospital mengadakan penanaman bakau ini. “Ini merupakan kesempatan yang baik ketika kami diajak untuk ikut serta kegiatan penanaman bakau ini. Sebuah kolaborasi yang luar biasa antara misi budaya humanis dan misi kesehatan bisa mengadakan kegiatan pelestarian lingkungan bersama-sama melalui tanam bakau ini,” ujarnya. "Sebagai televisi cinta kasih yang menyebarkan kebaikan, kami juga ingin ikut serta dalam berbuat kebaikan. Tidak hanya menanam bakau saja, tapi juga kegiatan lainnya," tambahnya.

Dokter Christopher (kiri) mengakui bahwa dirinya belajar banyak dari kegiatan penanaman bakau ini.

Sementara itu, dr. Christopher Khorazon, yang saat ini tergabung dalam tim dokter onkologi pediatric di Tzu Chi Hospital, merasa bersyukur atas kesempatan bisa mengikuti penanaman bakau kali ini sehingga ia bisa belajar banyak tidak hanya dari kegiatan kali ini saja, namun juga kegiatan Tzu Chi lain ke depannya. “Saya berterima kasih banyak atas kesempatan yang diberikan untuk mengikuti kegiatan kali ini. Ini merupakan pertama kalinya saya ikut kegiatan seperti ini. Jadi saya masih belajar dan berharap ke depannya bisa ikut acara lainnya,” tuturnya.

Editor: Khusnul Khotimah

Artikel Terkait

Tanam Bakau, Aksi Nyata Tzu Chi Hospital dan DAAI TV bagi Bumi

Tanam Bakau, Aksi Nyata Tzu Chi Hospital dan DAAI TV bagi Bumi

05 Oktober 2023

Dalam rangka menjaga keberlangsungan pohon bakau di Indonesia, sejumlah staf Tzu Chi Hospital dan DAAI TV bersatu hati menanam bibit pohon bakau di Desa Sawah Luhur, Serang. Aksi tanam 1.000 bibit pohon dari jenis Rhizophora ini diikuti sekitar 50 karyawan.

Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -