Sri Mahyudin Pembina Xie Li Kalimantan Tengah 1 berfoto bersama dengan tiga siswa-siswi pemenang lomba cepat tepat. Lomba ini bertujuan untuk menumbuhkan nilai-nilai budi pekerti kepada generasi muda yang berasal dari berbagai jenjang usia dan latar belakang sekolah yang berbeda.
"Hendaklah kita dapat berjiwa besar bagaikan alam semesta yang maha luas, menebar kasih sayang yang dapat merangkul seluruh penjuru dunia."
-Master Cheng Yen-
Relawanan Tzu Chi Cabang Sinar Mas dari komunitas Xie Li Kalimantan Tengah (Kalteng) 1 mengawali paginya dengan mengadakan lomba budaya humanis di tingkat Xie Li Kalteng 1. Peserta lomba berasal dari sekolah-sekolah yang selama ini menjadi binaan relawanan Xie Li Kalteng 1. Di mana sekolah-sekolah ini sudah mengenal Yayasan Tzu Chi karena sering dikunjungi relawan Tzu Chi Sinar Mas.
Ada 25 orang dari enam sekolah yang sudah mendaftarkan diri yang berasal dari kebun wilayah Xie Li Kalteng 1 maupun dari desa di luar kebun. Keceriaan dan gelak tawa sukacita para siswa-siswi yang hadir memenuhi gedung pertandingan di Club House Tasik Mas Estate, Desa Derangga, Kecamatan Seruyan, Kalimantan Tengah.
Salah satu peserta lomba dengan ekspresif, bersuara lantang dalam menyuarakan setiap adegan cerita yang mereka bawakan.
Para siswa-siswi peserta lomba bercerita menghayati alur cerita dengan memakai baju daerah. Semangat anak-anak terpancar saat mengikuti lomba bercerita.
Mardiagus, ketua panitia perlombaan menyampaikan 25 orang siswa-siswi ini berasal dari enam sekolah yang sudah di seleksi dari masing-masing sekolah mereka untuk mengikuti perlombaan ini. “Tentunya ke-25 orang siswa-siswi berbakat ini sudah dipilih dan dilakukan seleksi di sekolah mereka masing-masing dan menjadi peserta yang siap menjadi pemenang dalam lomba kali ini,” ujar Mardiagus.
Sri Mahyudin Pembina Xie Li Kalteng 1 menyambut baik lomba budaya humanis ini. “Pertandingan ini sangat baik kita menanamkan nilai-nilai budi pekerti kepada anak-anak, mereka berlatih untuk berkompetisi. Lomba ini bertujuan untuk menumbuhkan nilai-nilai budi pekerti kepada generasi muda yang berasal dari berbagai jenjang usia dan latar belakang sekolah yang berbeda.
Seperti kita ketahui ke depannya mereka semua akan menghadapi banyak persaingan, dan kegiatan ini akan menjadikan mereka terbiasa berlomba menjadi yang terbaik, apalagi dalam menerapkan nilai kebaikan dan cinta kasih universal,” tutur Sri.
Seorang anak terlihat tekun menggoreskan warna untuk memperindah gambarnya.
Sementara Ridwan Ashari, Ketua Xie Li Kalteng 1 bersyukur atas terselenggaranya lomba ini. “Kita patut bangga dan bersyukur dengan anak-anak kita yang hari ini akan bertanding, selain talenta yang luar biasa yang akan mereka tampilkan, mereka sejak dini sudah kita tanamkan nilai-nilai budi pekerti yang kita harapkan mereka akan meneruskan nilai baik ini kepada sesama maupun kepada lingkungan sekitar mereka,” harap Ridwan.
Elora Naomi Farzana Gen Purnomo siswa kelas 3 SDN 2 Pembuang Hulu 1 menjadi siswa terkecil yang mengikuti lomba menggambar. Gadis kecil ini terlihat kikuk saat pertama kali mengikuti lomba. Namun, Elora berusaha tetap tenang dan fokus untuk menyelesaikan gambar yang terinspirasi dari kata perenungan Master Chen Yen, “Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tekad melakukan upaya pelestarian lingkungan”.
Hasil gambar Elora penuh dengan warna-warni. Elora menggambar bola bumi,lait dan langit yang menurutnya harus selalu dijaga dengan baik agar bumi terus memancarkan keindahannya. Pada penjurian Elora mendapat juara tiga dalam pertandingan lomba menggambar budaya humanis ini.
Sri Mahyudin Pembina Xie Li Kalimantan Tengah 1 salah satu juri bersama relawan lainnya sedang menilai gambar-gambar hasil para siswa-siswi yang terinspirasi dari kata perenungan Master Chen Yen.
Lain halnya dengan pertandingan lomba cerita atau drama. Para siswa-siswi terlihat bersemangat, ekspresif, dan bersuara lantang dalam menyuarakan setiap adegan yang mereka bawakan. Hal ini mengundang para relawan, juri, dan penonton yang hadir menjadi penasaran akan alur cerita yang mereka bawakan.
Salah satunya Kaisya Kumala Bahri siswi dari SD Eka Tjipta Hanau Nor yang sangat menghayati perannya. Kaisya sangat lues membawakan cerita yang bertemakan hubungan antara anak dengan orang tua. Kaisya terinspirasi kata perenungan Master Cheng Yen yang mengatakan “Berbakti pada orang tua adalah landasan dari kebijakan” (KP.88). Siswa-siswi lainnya juga sangat baik dalam memainkan peran, ada yang menjadi raksasa, pohon, nenek tua sampai menjadi burung semua dapat diperankan dengan baik.
Suasana lomba cepat tepat 108 kata perenungan Master Cheng Yen ini diikuti oleh delapan orang siswa-siswi terbaik dari setiap sekolah. Lomba 108 kata perenungan Master Cheng Yen ini diharapkan dapat tertanam oleh para siswa-siswi dan menerapkannnya dalam kehidupan sehari-hari.
Lomba yang paling ditunggu adalah lomba Cepat Tepat 108 Kata Perenungan Master Cheng Yen. Lomba ini diikuti oleh delapan orang siswa-siswi terbaik dari setiap sekolah. Melalui delapan orang generasi muda ini diharapkan setiap nilai kebajikan yang ditanamkan dapat tersimpan dalam memori mereka dan dapat menjadikan anak-anak ini penebar benih cinta kasih universal di lingkungannya.
Pada lomba Cepat Tepat 108 Kata Perenungan Master Cheng Yen ini ada tiga orang siswa-siswi yang terbaik menjadi pemenang. Mereka adalah Nazril Ilham Widodo, Sayyidah Barikah, dan Azzam Muhadzafah.
Para siswa-siswi dari delapan sekolah di penghujung acara lomba berkesempatan untuk foto bersama dengan para relawan Tzu Chi Sinar Mas dari komunitas Xie Li Kalimantan Tengah 1.
Para relawan Tzu Chi juga sangat mengapresiasi setiap kerja keras dan semangat dari seluruh siswa-siswi yang mengikuti lomba. Semua tekad dan semangat yang mereka tunjukkan akan menjadi benih kebaikan yang akan mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka di lingkungannya.
Kata Perenungan Master Cheng Yen “Hakikat terpentingnya dari pendidikan adalah mewariskan cinta kasih dan hati yang penuh rasa syukur dari satu generasi ke generasi berikutnya.”
Editor: Anand Yahya