Tangan-tangan Peduli Lingkungan
Jurnalis : Himawan Susanto , Fotografer : Himawan Susanto * Liu Su Mei, ketua Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, bersama-sama relawan Tzu Chi lain menarik kain merah yang menyelubungi tulisan Depo Daur Ulang sebagai pertanda telah resminya depo beroperasi. | Udara Minggu siang itu, tanggal 29 Maret 2009, cukup panas, apalagi depo daur ulang Tzu Chi di Summarecon Gading Serpong, Tangerang, Banten yang baru saja diresmikan yang luas bangunannya 315 meter persegi tak cukup menampung ratusan relawan yang sedang memilah sampah-sampah daur ulang. Peluh keringat menetas deras dari wajah dan dahi para relawan Tzu Chi, tak terkecuali Indah Pratama Junita (16), siswa SMK Pelita Bangsa Tangerang kelas 2. Indah adalah satu dari puluhan anak asuh Tzu Chi Tangerang yang datang membantu melakukan pemilahan sampah. Bagi Indah, ikut melakukan daur ulang adalah pengalaman pertama baginya. “Enak aja, tau proses kaya gini (daur ulang –red). Bisa bekerjasama,” ujarnya. |
Saat itu, Indah tampak melepaskan sehelai demi sehelai kertas majalah yang dipegangnya. Saat ditanya, apa arti kegiatan yang sedang dilakukannya, ia menjawab, “Barang ini bisa didaur ulang sehingga bisa bermanfaat lagi.” Tak jauh dari Indah, seorang ibu yang mengenakan rompi Tzu Chi terlihat serius memilah-milah sampah kertas yang terhampar di hadapannya. Ibu ini adalah Kwee Me Ngo, seorang perempuan asal Pontianak yang tinggal di Karawaci. Kegiatan memilah sampah ini adalah kegiatan keempat yang dilakukannya. Ia pertama kali melakukannya di depo daur ulang Tzu Chi di Pinangsia, Tangerang. “(Saya) senang, bisa bantu-bantu orang,” tuturnya. Ia tertarik dengan kegiatan daur ulang saat ia menyaksikan kegiatan daur ulang di DAAI TV. “Biasa nonton TV, acaranya gitu-gitu (cara daur ulang –red). Boleh deh ikut,” pungkasnya. Maka ia pun bertanya kepada seorang temannya yang juga seorang relawan Tzu Chi. Lalu ia pun diajak bergabung dalam program pelestarian lingkungan dengan melakukan daur ulang. Beruntung, sang suami yang walaupun berbeda keyakinan mengizinkannya ikut menjadi relawan daur ulang. Bahkan, salah satu anaknya mendukung niat tulus sang mama. “Di rumah juga mau ke mana. Ke sini aja, daripada buang-buang waktu dan bengong,” guraunya lepas. Ket : - Siang hari yang terik dan panasnya udara tidak menyurutkan semangat relawan Tzu Chi melakukan Sementara itu, saat peresmian depo daur ulang, Syarif Benjamin mewakili Summarecon Gading Serpong mengatakan ini adalah salah salah satu sumbangsih Summarecon kepada Tzu Chi, sebuah wujud kepedulian terhadap lingkungan. “Sebuah langkah kecil yang diharapkan nantinya akan membawa dampak luar biasa,” ujarnya kepada para tamu yang hadir pada acara peresmian hari itu. Sebagai pengembang perumahan, Summarecon Gading Serpong pada awalnya hanya melakukan pemilahan sampah dengan menyediakan dua tong sampah yang berbeda: basah dan kering. Namun, kini Summarecon juga telah memiliki posko daur ulang untuk sampah basah dan kering yang telah dipilah. Di tahun 2009 ini, Summarecon juga telah mengembangkan konsep smart dan green environment dalam pembangunan perumahannya. “Dengan konsep ini, air sisa buangan kamar mandi dan dapur dapat dipergunakan kembali, walau masih terbatas untuk menyiram tanaman,” tandasnya. Di sesi berikutnya, Acun mewakili Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia mengatakan sejak tahun 1995 bantuan Tzu Chi kepada Tangerang tiada pernah putus. Lalu di Tangerang pun berdiri kantor perwakilan Tzu Chi. Dan kini, Tzu Chi Tangerang pun memiliki depo daur ulang di Summarecon Gading Serpong. “Semoga dengan adanya depo daur ulang ini, mengubah sampah menjadi emas. Mengubah emas menjadi cinta kasih,” ujarnya. Berselang lima menit kemudian, Benjamin Syarif mewakili Summarecon Gading Serpong membubuhkan tanda tangan dalam surat serah terima depo daur ulang yang kemudian diberikan kepada Lu Lien Chu, ketua Tzu Chi Kantor Perwakilan Tangerang. Ini adalah penyerahan secara simbolis pengoperasian depo daur ulang Tzu Chi di Summarecon Gading Serpong. Ket : - Dengan antusias, Kwee Me Ngo memilah helai demi helai kertas majalah yang dipegangnya. Berbuat Kain panjang berwarna merah yang sedari pagi menyelubungi tulisan depo daur ulang dan Yayasan Buddha Tzu Chi pun ditarik beramai-ramai oleh para pimpinan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia dan Summarecon Gading Serpong. Hari itu, ratusan relawan Tzu Chi menjadi saksi mulai beroperasinya depo daur ulang. Depo yang memiliki tanah seluas 552 meter persegi ini memiliki 3 bangunan utama. Bangunan pertama adalah bangunan penyimpanan sampah daur ulang, bangunan kedua adalah kantor dan kamar mandi, dan bangunan ketiga adalah ruang terbuka kosong yang dapat dipergunakan untuk berbagai macam kebutuhan. Di halaman depan depo, sebuah taman cantik dan indah telah dibuatkan. Depo daur ulang ini sendiri memiliki 5 bagian utama proses pemilahan daur ulang. Bagian itu terdiri dari bagian kardus, botol / gelas air minum kemasan, kertas dan majalah, botol kaca, dan plastik. Di halaman depan depo, sebuah mobil boks daur ulang terparkir di dalamnya, siap untuk mengambil sampah daur ulang warga. Agar para relawan daur ulang betah dan nyaman, atap depo daur ulang ini juga telah dilapisi dengan lapisan penahan panas. Kini, depo daur ulang itu pun telah siap beroperasi dan berjalan beriringan dengan tangan-tangan peduli pelestarian lingkungan. | |
Artikel Terkait
Hemat Air Yuk!!
04 Juni 2018Pelajaran tentang Sopan Santun
12 September 2019Kedua kalinya, Tzu Chi Medan mengadakan kelas Bimbingan Budi Pekerti di Sekolah Putra Bangsa Berbudi, Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang. Topik kali tentang seseorang yang penuh dengan sopan santun.
Berakhir Happy Ending, Kisah Pendampingan Relawan Tzu Chi
24 Januari 2021Bagai mengurai benang yang kusut. Begitulah gambaran dari tugas yang diemban Denasari dan tim relawan Tzu Chi di Bekasi saat mendampingi keluarga penerima bantuan Tzu Chi atas nama Nova. Nova mengalami pendarahan otak akibat jatuh dari lantai dua.