Tim Tanggap Darurat (TTD) Tzu Chi Medan memberikan bantuan logistik kepada korban terdampak banjir di Kabupaten Aceh Tamiang.
Bencana banjir di awal November 2022 melanda Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh. Hingga sepekan, banjir belum menunjukkan tanda berakhir dikarenakan hujan deras masih terus berlangsung. Setidaknya, banjir telah merendam 12 kecamatan di Kabupaten Aceh Tamiang. Merespon bencana banjir tersebut, Tim Tanggap Darurat (TTD) Tzu Chi Medan turun langsung ke lokasi bencana pada Selasa, 8 November 2022 untuk memberikan bantuan sembako kepada korban terdampak banjir.
Shu Tjeng, salah seorang relawan menceritakan situasi banjir tahun 2022 ini sempat menyulitkan relawan untuk memberikan bantuan dengan cepat. Banjir yang melanda Kabupaten Aceh Tamiang sempat memutus akses jalan dari Medan menuju Banda Aceh. Namun berkat tekad relawan, bantuan pun dapat diberikan kepada korban terdampak banjir. “Kita dari Tzu Chi membagikan 700 karung beras, dengan total 7 ton. Serta air mineral yang dibutuhkan oleh pengungsi banjir. Saat ini, air bersih sangat dibutuhkan oleh pengungsi,” tutur Shu Tjeng.
Situasi banjir yang terjadi di Kabupaten Aceh Tamiang. Bukan hanya rumah penduduk, tetapi tempat ibadah juga ikut terendam banjir yang terjadi di awal November 2022.
Dengan bantuan personil TNI AL, relawan Tzu Chi melewati akses jalan yang terputus akibat banjir dengan perahu karet untuk memberikan bantuan kepada warga yang berada di lokasi-lokasi pengungsian.
Memasuki pekan kedua, beberapa pengungsi banjir masih tetap bertahan di posko-posko yang telah disediakan. Ketinggian air yang masih selutut orang dewasa, membuat mereka lebih memilih untuk tetap tinggal di posko karena takut akan terjadinya banjir susulan. Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang mencatat sebanyaik 3.670 pengungsi masih tinggal di posko pengungsian. Banjir setidaknya telah merendam 122 fasilitas pendidikan, 94 fasilitas kesehatan, dan 86 sarana rumah ibadah di Kabupaten Aceh Tamiang.
Salah seorang pengungsi yang berada di Gelanggang Olahraga Aceh Tamiang, Bahruddin mengatakan ia memilih untuk tetap tinggal di posko karena banjir di tempat tinggalnya belum menunjukkan tanda-tanda surut. Hujan yang terus mengguyur Kabupaten Aceh Tamiang dalam beberapa hari terakhir, membuatnya takut akan terjadinya banjir susulan. “Mau gimana ya, kalau dibilang nyaman atau tidaknya jelas tidak karena kita tinggal tidak di rumah. Tapi, gimana lagi. Memang banjir sebagian sudah surut. Tapi ada juga yang belum, karena masih hujan terus,” ucapnya.
Relawan Tzu Chi dan warga saling bergotong-royong menurunkan bantuan beras dari truk ke salah satu posko pengungsian di Kabupaten Aceh Tamiang.
Dengan dibantu petugas di posko pengungsian, relawan Tzu Chi mendata warga yang terdampak banjir untuk diberikan bantuan beras.
Menurut data, banjir telah merendam 146 desa dari 12 kecamatan di Kabupaten Aceh Tamiang. Banjir masih menggenangi wilayah hilir seperti Seruway, Bendahara, dan Banda Mulia. Kapolsek Seruway, Iptu Yussah Riandi menyebutkan meskipun tidak ada korban jiwa di Kecamatan Seruway, namun kerugian akibat banjir berimbas pada pasokan pangan oleh petani di wilayahnya. “Awal yang terimbas banjir itu 24 desa, dan menjadi 13 kampung lagi. Dan saat ini, kampung yang terimbas ada 10 yang airnya masih menggenang di halaman rumah penduduk. Untuk akses jalan menuju tempat lain dari kota ke Kecamatan Seruway sudah bisa dilalui,” ungkapnya.
Dengan turun langsung untuk memberikan bantuan kepada para pengungsi yang membutuhkan, relawan Tzu Chi terus berupaya untuk memberikan uluran tangan. Di mana ada penderitaan, di situlah insan Tzu Chi terus memikul untuk meringankan beban saudara-saudara yang membutuhkan. Sebuah respon cepat yang diberikan oleh insan Tzu Chi untuk menaburkan benih cinta kasih kepada saudara yang membutuhkan.
Editor: Arimami Suryo A.