Tanggung Jawab dan Kaderisasi
Jurnalis : Agus Lee(Tzu Chi Batam), Fotografer : Bobby, Salim, Nopianto(Tzu Chi BatamTzu Chi Batam kembali mengadakan pelatihan bagi relawan dari semua jenjang, Minggu 29 Oktober 2017. Sebanyak 135 relawan mendapatkan banyak pembelajaran baru dari materi yang disampaikan oleh Like Hermansyah tentang Tanggung Jawab dan Kaderisasi.
Yayasan Buddha Tzu Chi adalah
sebuah ladang pelatihan bagi semua relawan di dalamnya. Melalui ladang
pelatihan ini, Master Cheng Yen sangat berharap agar semua relawan tidak hanya
memupuk berkah, tetapi juga memupuk jiwa kebijaksanaan. Untuk menumbuhkan
kebijaksanaan para relawan, insan Tzu Chi selalu mengadakan pelatihan relawan
untuk mendalami ajaran Master dan filosofinya.
Pada Minggu 29 Oktober 2017 lalu,
Tzu Chi Batam kembali mengadakan pelatihan bagi relawan dari semua jenjang. Pelatihan
relawan kali ini dibawakan oleh tujuh insan Tzu Chi dari Jakarta yang sudah
lama berkecimpung di berbagai misi humanis Tzu Chi untuk berbagi filosofi dan
pengalamannya, serta penjelasan apa saja hal-hal yang harus dilakukan sebagai
insan Tzu Chi.
Ini juga merupakan pertama kalinya
relawan dari Tzu Chi Jakarta membawakan materi di Fu Hui Ting, lantai 3 Aula
Jing Si Batam. Melihat momentum di mana Aula Jing Si Batam sudah hampir jadi,
salah satu pembicara, Like Hermansyah mengingatkan, bahwa untuk menjadi manusia
yang sebenarnya harus berangkat dari bertanggung jawab.
Like mengajak para relawan untuk meningkatkan kualitas diri dengan berani mengemban tanggung jawab yang diberikan.
“Dengan bertanggung jawab, kita
baru bisa mewariskan jejak-jejak cinta kasih ke generasi berikut. Dengan
bertanggung jawab Tzu Chi ini akan bisa tertahan lama,” jelasnya.
Sebanyak 135 relawan mendapatkan
banyak pembelajaran baru dari materi yang disampaikan oleh Like bertajuk Tanggung
Jawab dan Kaderisasi. Like menyatakan, sekarang usianya sudah 62 tahun,
bergabung di Tzu Chi saat masih berusia 44 tahun. Artinya sudah 18 tahun
berlalu.
“Apakah saya masih mempunyai 18
tahun lagi?" tanyanya ke para peserta. Ia menjelaskan, Master selalu
mengatakan Lai Bu Ji atau tidak
sempat lagi, sebenarnya Master mengingatkan kepada semua muridnya agar setiap
bangun pagi, hendaknya merenungkan dua hal. Yang pertama bersyukur karena hari kemarin
dilalui dengan selamat. Hal kedua, tidak sempat lagi karena waktu sudah
berkurang satu hari.
“Bersumbangsih adalah berkah.
Dengan bersumbangsih, kita menjadi orang baik. Memahami Dharma adalah
kebijaksanaan. Dengan memahami Dharma, kita baik-baik menjadi orang”. Like
berpesan agar relawan tidak hanya menjadi orang baik, tetapi baik-baiklah
menjadi orang.
“Saat kita di atas panggung, kita
belajar untuk memegang tanggung jawab. Saat kita di bawah panggung, kita
bukannya tidak berbuat apa-apa, tetapi kita mewarisi,” tambahnya.
Melihat momentum pembangunan Aula Jing Si Batam yang hampir selesai, Like mengingatkan relawan bahwa untuk menjadi manusia yang sebenarnya harus berangkat dari menerima tanggung jawab.
Materi selama 90 menit tidak
terasa cepat berlalu, Like membawakan materinya dengan penuh humoris dan
inspirasi. “Sharing di depan, saya
harus berusaha sebaik mungkin. Itu adalah tanggung jawab dan kita zhun zhong (menghormati-red) kepada para
peserta, relawan yang sudah merelakan waktu mempersiapkan diri untuk duduk di
sana”, ujar Like.
Bagi Like, beliau sudah
mempersiapkan diri sebaik-baiknya, selanjutnya tergantung jodoh. Kalau berjodoh
akan dapat mendapatkan pencerahan atau terinspirasi untuk melatih diri
baik-baik menjadi orang. Menutup materinya, Like menanyakan kepada semua
peserta apakah sharing-nya sudah
bagus. Semua peserta menjawab bagus.
“Kalau bagus, harus ada
pembuktian. Semua orang harus memegang tanggung jawab, nanti suatu hari ketua Hu Ai Batam akan bagi-bagi ladang berkah.”
Permintaan Like pun disanggupi oleh para peserta.
Buddha pernah berkata, sulit untuk
terlahir sebagai manusia, tetapi kini kita sudah terlahir. Sulit berjodoh
dengan guru bijak, tetapi kini kita sudah berjodoh dengannya. Sulit untuk
bertemu dan mempraktikkan ajaran sejati, tetapi kini kita sudah mendengarnya.
Setelah mengetahui berkah ini, kita hendaknya menghargai berkah dan menciptakan
berkah kembali. Ingatlah kembali sebersit niat awal saat masuk ke Tzu Chi, saat
sebersit niat baik muncul dalam hati, kita harus mempertahankannya serta
mewujudkannya ke dalam tindakan nyata. Inilah yang disebut mempertahankan niat
baik.
Editor: Khusnul Khotimah
Artikel Terkait
Semangat Belajar Mengenal Tzu Chi
08 Maret 2024Tzu Chi Makassar mengadakan Pelatihan Relawan Abu Putih 1 di Kantor Tzu Chi Makassar (27/02/2024). Di sesi pertama, peserta diajak melihat video sejarah berdirinya Tzu Chi dan semangat celengan bambu.
Bertambahnya Barisan Relawan Tzu Chi di Surabaya
12 Juni 2023Tzu Chi Surabaya mengadakan pelatihan relawan Abu Putih ke-3 di tahun 2023. Pelatihan dengan pemateri Becky Ciang dan Satria Budiardy ini diikuti oleh 53 relawan.
Ungkapan Saya Bersedia, Menggema di Pelatihan Relawan Tzu Chi Medan
11 Juli 2024Relawan Tzu Chi Medan mengadakan Pelatihan Relawan Abu Putih Ketiga di Kantor Yayasan Buddha Tzu Chi Medan yang diikuti oleh 232 relawan dengan tema Wo Yuan Yi (saya bersedia).