Tas Cinta Kasih untuk Pangalengan

Jurnalis : Galvan (Tzu Chi Bandung), Fotografer : Galvan (Tzu Chi Bandung)
 
 

fotoSiswa-siswi Sekolah Unggulan Cinta Kasih Pangalengan terlihat begitu senang dan gembira, ketika relawan Tzu Chi membagikan tas sekolah kepada mereka.

Sabtu 14 Agustus 2010, merupakan hari yang istimewa bagi siswa-siswi Sekolah Unggulan Cinta Kasih Pangalengan yang berlokasi di Jl. Raya Pangalengan KM 40, Kampung Norogtog, Desa Margamulya, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung. Di hari itu, para relawan Tzu Chi Bandung melakukan kunjungan ke sekolah tersebut untuk membagikan tas kepada siswa-siswi Sekolah Unggulan Pangalengan.

Para relawan yang tiba di lokasi pada pukul 09.00 WIB, langsung membagikan 980 tas yang dilengkapi dengan buku tulis, pensil, penghapus, serutan, pena,dan  tempat pensil. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk meringankan beban orangtua siswa agar tidak mengeluarkan biaya lagi. "Tujuan kegiatan ini yang paling utama adalah untuk membantu orangtua murid supaya tidak usah membeli tas lagi untuk anak-anaknya," jelas Margaretha Teguh, salah satu relawan Tzu Chi Bandung. 

Acara pembagian tas ini melibatkan 25 relawan Tzu Chi Bandung, yang terdiri dari 21 relawan biru putih dan 4 relawan abu putih. Margaretha sebagai penanggung jawab pada pembagian tas tersebut, terlihat sibuk memberikan petunjuk serta daftar hadir siswa-siswi kepada para relawan Tzu Chi. “Setiap kelas ada dua relawan yang bertugas, satu memanggil nama siswa sesuai daftar hadir dan satunya lagi membagikan tas,” terangnya saat memberikan petunjuk kepada para relawan Tzu Chi.

Para relawan Tzu Chi sangat bersemangat ketika mendapatkan tugas untuk membagikan tas kepada siswa-siswi Sekolah Unggulan Cinta Kasih Pangalengan. Dengan tulus dan penuh cinta kasih para relawan siap memasuki kelas-kelas untuk membagikan tas. Ketika para relawan memasuki kelas, siswa-siswi pun menyambutnya dengan lagu isyarat tangan “Satu Keluarga”, suasana haru dan hangat begitu terasa pada pagi itu. 

foto  foto

Ket : - Roselyn Nani Tirta, salah satu relawan Tzu Chi (kedua dari kiri) disambut oleh para siswa-siswi Sekolah             Unggulan Cinta Kasih Pangalengan dengan lagu isyarat tangan ”Satu Keluarga”. Suasana cinta kasih             dan kehangatan begitu terasa pada pagi itu. (kiri)
          - Margaretha Teguh (tengah) senagai koordinator pembagian tas, sedang memberikan petunjuk kepada
            para relawan Tzu Chi sesaat sebelum pembagian tas dimulai. (kanan)

“Pagi anak-anak, kami senang bisa datang ke sini lagi (Sekolah Unggulan Cinta Kasih Pangalengan-red). Anak-anak, hari ini kita mau ngebagiin tas yang didalamnya ada alat tulis, dan jangan lupa juga tasnya nanti dikasih nama biar nggak ketukar,” tutur salah seorang relawan Tzu Chi kepada siswa-siswi sekolah cinta kasih Pangalengan. Raut wajah siswa-siswi terlihat begitu senang dan gembira ketika para insan Tzu Chi memanggil nama mereka dan memberikan tas cinta kasih.

"Anak-anak itu senang. Saya memberi tahu mereka di dalam tas ini ada 10 buku tulis, tempat pensil, dua pensil, pena, penghapus, dan serutan. Asik ga? Mereka serempak berteriak asik. Mereka senang sekali. Belum juga membagi, wajah mereka sudah berbinar-binar," tambah Margaretha.

foto  foto

Ket : - Rachman Syahbana, salah satu relawan Tzu Chi (kiri) menyerahkan celengan bambu kepada wali kelas             masing-masing. Setiap kelas mempunyai celengan bambu, bila celengan bambu sudah terisis penuh             akan disumbangkan kepada Yayasan Buddha Tzu Chi yang nantinya akan diberikan kepada yang             membutuhkan. (kiri)
         - Siswa siswi Sekolah Unggulan Cinta Kasih Pangalengan begitu bersemangat untuk menyisihkan uang             jajannya dan dimasukan ke celengan bambu. Para murid belajar menabung untuk menolong orang lain             yang membutuhkan pertolongan. (kanan)

Riyan, salah satu siswa kelas 6 terlihat begitu senang setelah mendapatkan tas cinta kasih yang diberikan langsung oleh relawan Tzu Chi Bandung. "Seneng sekali dan gembira. Terima kasih sama relawan Buddha Tzu Chi yang udah ngasih tas," ujarnya.

Hal serupa juga dilontarkan oleh guru kelas 1, Darmini. Ia menuturkan kegiatan seperti ini dapat meringankan beban kepada anak-anak, yang notabene adalah korban bencana gempa. ”Saya merasa gembira karena dapat meringankan beban anak-anak. Kelihatan dari wajah, mereka sangat gembira. Apa lagi mereka itu sudah tertimpa musibah gempa, jadi ada yang menolong bagi mereka itu sangat gembira sekali. Juga saya ucapkan terima kasih kepada Buddha Tzu Chi yang telah membantu anak-anak kami, baik dari segi materi, ataupun moril,” ujarnya.

Setelah membagikan tas, tak lupa para relawan menyerahkan celengan bambu kepada setiap wali kelas. Hal ini bertujuan siswa-siswi dapat menyisihkan uang jajannya untuk menolong orang yang membutuhkan pertolongan. "Mungkin mereka juga bisa menolong orang lain yang terkena musibah atau yang tidak mampu," tambah Darmini.

Wujud cinta kasih Tzu Chi ini tidak akan pernah berakhir dan para insan Tzu Chi akan selalu mendampingi mereka yang membutuhkan pertolongan, dengan memberikan cinta kasih tulus, dan kehangatan kepada mereka. 

  
 
 

Artikel Terkait

Membentuk Karakter yang Baik Dengan Pendidikan Budi Pekerti

Membentuk Karakter yang Baik Dengan Pendidikan Budi Pekerti

21 November 2019

Di Tahun 2019, Kelas Budi Pekerti Qin Zi Ban sudah memasuki tahun ke 14, dan Kelas Pendewasaan Tzu Shao Ban memasuki usia ke 11. Tentunya perjalanan panjang khususnya pendidikan Budi Pekerti bagi para murid, banyak memberikan perubahan dalam pembentukan karakter anak yang lebih baik.

Menolong dan Mengobati Tanpa Pamrih

Menolong dan Mengobati Tanpa Pamrih

20 Mei 2010
Cerita yang menarik dan menegangkan, yang tidak bisa dilupakan oleh tim Bakti Sosial (Baksos) Tzu Chi Bandung. Bis yang ditumpangi relawan yang mogok, hingga saat perjalanan menghadapi jalanan kecil yang berkelok tajam serta tanjakan dan turunan yang curam.
Menyayangi diri sendiri adalah wujud balas budi pada orang tua, bersumbangsih adalah wujud dari rasa syukur.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -