Tegar Menjalani Hidup

Jurnalis : Stephen Ang (He Qi Utara), Fotografer : Stephen Ang (He Qi Utara)
 
 

foto
Liwan Shixiong dan 6 relawan lainnya, termasuk saya mengunjungi seorang pasien yang dibantu oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

“Merasa terharu saja tidak cukup, melainkan kita harus mengambil tindakan nyata agar mampu memahami dengan kesan yang mendalam.”
Kata perenungan Master Cheng Yen.

 

 

Kota Jakarta selalu menjadi harapan setiap masyarakat Indonesia sebagai tempat mengadu nasib dan memperoleh kehidupan yang lebih baik. Terlihat perkembangan jumlah arus balik penduduk yang semakin meningkat setiap tahunnya seusai mudik Lebaran. Tanpa disadari seringkali semuanya itu tidak sesuai dengan kenyataan dan menjadi kekecewaan sebagian besar warga yang tinggal di kota Jakarta. Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta, jumlah penduduk miskin pada bulan Maret 2012 tercatat sebesar 363,20 ribu (3,69 persen). Belum lagi para pengangguran yang tidak memperoleh pekerjaan dan hidup terlantar. Lalu bagaimanakah mereka dapat bertahan hidup di tengah kondisi perekonomian yang serba sulit saat ini?

Pada kesempatan kali ini saya bersama Liwan Shixiong dan 5 relawan lainnya mengunjungi seorang pasien yang dibantu oleh Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Bertempat di Tanah Pasir, Gang Arca, Kecamatan Tambora – Kelurahan Penjaringan Jakarta, kami pun berjalan masuk ke sebuah lorong gelap dengan lebar setengah meter. Menaiki sebuah tangga yang cukup terjal dan melewati teras yang sangat sempit untuk dapat sampai ke rumah pasien. Sebuah pemandangan yang cukup mengejutkan kami adalah kamar berukuran 2,5 x 2 meter dan hanya dilapisi oleh kayu-kayu tipis ini dihuni oleh 6 orang.

Kami melihat seorang anak muda dengan postur badan kecil dan kurus sedang duduk di dalam kamar. Ia bernama Erik (22), pasien kasus yang saat ini ditangani oleh Tzu Chi. Erik tinggal bersama orang tuanya yaitu Pak Iskandar (46) dan Bu Oniwati (41), serta tiga adiknya. Penghasilan setiap bulan Pak Iskandar tidak pasti karena hanya bergantung dari pekerjaan sebagai tukang sapu, pemulung dan seadanya. Sedangkan Bu Oniwati yang merupakan pembantu rumah tangga kini sudah tidak lagi bekerja karena diberhentikan oleh majikan dan sedang mencari info pekerjaan baru.

Tetap Tegar dan Kuat
Pada tahun 2009 lalu, Erik yang menderita penyakit TBC mendapatkan bantuan pengobatan di RSKB Cinta Kasih Tzu Chi Cengkareng. Karena kondisi hidup yang tidak berkecukupan dan kurangnya gizi, Erik juga mengidap penyakit yang menyerang saraf dan mengakibatkan daya tahan tubuh lemah. Saat ini kaki kanannya tidak bisa diluruskan dan harus menggunakan kursi roda. Setiap ingin keluar dari kamar, Pak Iskandar selalu mengendong Erik untuk dapat turun ke bawah. “Berdiri saja udah ga bisa dan sulit untuk mengangkat benda berat,” tutur Erik.

foto   foto

Keterangan :

  • Berpikir hal baik untuk mau menolong sesama, Berucap hal baik dengan memberikan doa dan Berbuat hal baik dengan memasukkan uang ke dalam celengan. Tiga hal tersebut adalah manfaat dari celengan bambu (kiri).
  • Melalui Kunjungan Kasih diharapkan setiap orang dapat melihat, merasakan dan berinteraksi secara langsung dengan pasien. Mengajak lebih banyak orang untuk bersama-sama menebarkan cinta kasih universal (kanan).

Melihat kondisi hidup seperti itu, relawan Tzu Chi pun menyarankan agar dapat segera mencari kontrakan yang lebih baik tanpa harus naik turun tangga dan melewati lorong yang begitu sempit. Karena akan sangat berbahaya sekali bagi pasien dan anggota keluarganya. Selain itu tempat tersebut juga tidak sehat dan kurang mendapatkan udara segar. Diharapkan dengan adanya tempat tinggal baru, Erik dapat berjemur matahari setiap hari dan akan sangat membantu proses pemulihan.

Erik merupakan sosok anak muda yang tegar dan kuat seolah-olah tidak merasa sakit. Harapannya adalah agar bisa sembuh dan berjalan seperti biasa. Kami pun berbincang-bincang dengannya, memberikan motivasi agar dapat tabah menjalani hidup ini. “Erik tetap berdoa, Tuhan selalu ada di hati kita, tegar dan sabar ya”, ucap Liwan Shixiong. Erik pun terlihat senyum dan semangat yang terpancar di wajahnya membuat saya beserta relawan lainnya juga ikut bahagia. Sebelum pulang, Liwan Shixiong juga menceritakan tentang Celengan Bambu dan mengajak Erik untuk dapat bersumbangsih. Agar nantinya setelah terkumpul, cinta kasih ini dapat diteruskan ke orang yang lebih susah dan lebih membutuhkan. Tak lupa saya pun menambahkan bahwa melalui celengan ini kita mendapatkan 3 manfaat utama yaitu berpikir hal baik untuk mau menolong sesama, berucap hal baik dengan memberikan doa dan berbuat hal baik dengan memasukkan uang ke dalam celengan.

Menyadari Berkah
Siang hari yang cerah menyelimuti kota Jakarta pada hari Minggu, 2 September 2012. Sekitar 80 relawan yang sebagian besar merupakan Tzu Ching, mahasiswa dan pelajar berkumpul di Jing Si Books & Café Pluit untuk memberikan sharing mereka setelah pulang dari Kunjungan Kasih. Banyak sekali yang baru pertama kali mengikuti kegiatan ini dan setiap dari mereka memiliki kesan mendalam yang sangat inspiratif. Seperti Monika, Anastasia dan Marlyn, Mahasiswa Jurusan Akuntansi semester akhir ini mengatakan bahwa kegiatan Kunjungan Kasih merupakan pengalaman pertama mereka. Walaupun umur mereka dengan Erik hanya berbeda 1 tahun, namun merasa sangat bersyukur dengan kehidupan sekarang ini. Mereka masih dalam keadaan sehat, bisa kuliah dan tinggal di tempat yang jauh lebih baik daripada Erik.

Kita hendaknya dapat belajar dan mengambil hikmah positif dari pengalaman hidup orang. Seperti kata Master Cheng Yen, “Setiap orang adalah Sutra hidup”. Melalui Kunjungan Kasih diharapkan setiap orang dapat melihat, merasakan dan berinteraksi secara langsung dengan pasien. Mengajak lebih banyak orang untuk bersama-sama menebarkan cinta kasih universal. Dengan membuka hati dan pikiran, tahu bersyukur dan berpuas diri, maka kehidupan ini akan terasa bahagia dan damai.

 

 
 

Artikel Terkait

Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi Ke-136: Bermuara dari Niat Tulus Membantu Masyarakat

Bakti Sosial Kesehatan Tzu Chi Ke-136: Bermuara dari Niat Tulus Membantu Masyarakat

15 Februari 2023

Selain tentang kebahagiaan para pasien yang akhirnya terlepas dari derita penyakit, pemandangan yang tak kalah menyejukkan hati di setiap Baksos Kesehatan Tzu Chi adalah kekompakan para dokter dan tim medis lainnya.

Suara Kasih : Pembersihan Pasca Topan Megi

Suara Kasih : Pembersihan Pasca Topan Megi

28 Oktober 2010 Kita dapat memahami perasaan para korban bencana. Setiap orang tentu ingin diselamatkan. Namun, tim penyelamat juga manusia biasa. Untuk menolong korban bencana, mereka harus melewati banyak tempat yang berbahaya barulah dapat tiba di lokasi bencana.
Cinta Kasih Melalui Semangkuk Bubur

Cinta Kasih Melalui Semangkuk Bubur

29 Oktober 2009 Oma-opa di Panti Wreda Nazaret tersenyum menyambut kunjungan relawan Tzu Chi tanggal 1 Oktober 2009. Di ruangan itu, kami mengadakan berbagai acara. Salah satu acara yang disukai para lansia adalah bernyanyi bersama.
Cara kita berterima kasih dan membalas budi baik bumi adalah dengan tetap bertekad melestarikan lingkungan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -