Tekad dan Ikrar

Jurnalis : Rudi Santoso (He Qi Utara), Fotografer : Rudi Santoso (He Qi Utara)
 
 

fotoRelawan berkumpul di ruang Guo Yi Ting untuk mengikuti kegiatan 4 in 1 dalam rangka sharing relawan.

Di sela-sela peresmian Aula Jing Si yang berjalan lancar dan khidmat pada tanggal 7 Oktober 2012, relawan berkumpul di ruang Guo Yi Ting untuk mengikuti kegiatan 4 in 1 dalam rangka sharing relawan. Yang menarik dari kegiatan ini adalah untuk pertama kalinya sharing 4 in 1 diikuti oleh relawan-relawan Tzu Chi dari delapan negara. Peserta yang hadir sekitar 100 relawan.

 

 

Hong Thay Shixiong dari Pekanbaru mengawali sharing. Ia menceritakan pengalaman tentang tekad menjual buku 20 kesulitan sebanyak 1000 set. Dimana setiap set ada 2 buah buku tulisan Master Cheng Yen. Awalnya timbul keraguan antara sesama relawan namun berkat tekad yang kuat serta ikrar yang tulus maka perlahan lahan kesulitan demi kesulitan dapat diatasi dan keraguan pun sirna berganti dengan keyakinan yang semakin kuat untuk mencapai target 1000 set buku.

Hong Thay Shixiong dan relawan lainnya di Pekanbaru dengan gencar dan mengunakan setiap kesempatan untuk memperkenalkan Tzu Chi serta mensosialisasikan kegiatan Tzu Chi. “Saat kita melakukan kegiatan Pameran Poster di Mall, kami mengunakan kesempatan itu untuk mensosialisasikan Tzu Chi serta kegiatannya seperti pelestarian lingkungan, kata-kata perenungan Master Cheng Yen, mengajak peserta untuk ikut menjadi relawan Tzu Chi, Shou Yu (Isyarat Tangan) serta mengunakan kesempatan itu untuk memperkenalkan kepada yang datang tentang buku buku tulisan Master Cheng Yen yang padat akan Dharma yang luar biasa,” Ujar Hong Thay Shixiong penuh semangat.

Akhirnya tekad menjual 1000 set buku tercapai dan semua relawan mendapat sebuah pengalaman yang berharga. Hong Thay Shixiong membabarkan rahasia keberhasilan relawan Pekanbaru menjual begitu banyak buku yaitu tekad bersama, satu hati, harmonis, saling menyanyangi, dan gotong royong.

Pada kesempatan kali ini Hong Thay Shixiong juga menceritakan beberapa penanganan pasien Khusus di Pekan Baru. Diantaranya Pasien bernama Dodi menderita Tumor perut yang tergolong tumor ganas. Saat di survei ia berkata “Tolong selamatkan saya, saya masih ada ayah, ibu yang sudah tua serta istri dan dua orang anak yang masih kecil kecil,” Namun karena sakit Dodi yang sudah parah akhirnya Dodi meninggal dunia. Sebelum meninggal Dodi berpesan apabila meninggal ia ingin di makamkan di kampung halamannya di Palembang Sumatrera Selatan. karena keluarga pasien tidak ada biaya maka Tzu chi memberi bantuan sebuah ambulan untuk membawa Jenazah Dodi ke kampung halamannya. Melihat ketulusan Relawan Tzu Chi yang begitu tulus tanpa pamrih hati Supriono Ayah Alm. Dodi terinspirasi untuk ikut bersumbangsih. Awalnya ia menjadi donatur Tzu Chi. “Mereka hidup kekurangan tetapi setelah melihat ketulusan dan cinta kasih universal yang di berikan pada mereka maka hal itu membuat Supriono tekad untuk bersumbangsih, di samping rumah mereka ada sepetak tanah pekarangan, di sana istri Supriono menanam sayuran setelah sayur panen di bawa ke pasar dan di jual. Uangnya di sumbangkan ke Tzu Chi,” ujar Hong Thay penuh keharuan.

foto   foto

Keterangan :

  • Hong Thay Shixiong dari Pekanbaru mengawali sharing. Ia menceritakan pengalaman tentang tekad menjual buku 20 kesulitan sebanyak 1000 set yang akhirnya terjual habis (kiri).
  • Cinta kasih yang diberikan Tzu Chi tetap bisa dirasa oleh Supriono. Hal inilah yang mendorong Supriono Shixiong untuk bertekad ikut bersumbangsih menjadi donatur dan akhirnya berikrar menjadi relawan Tzu Chi (kanan).

Pada kesempatan kali ini juga hadir Supriono, yang saat ini sudah bergabung menjadi relawan Tzu Chi. Dengan tenang bapak berperawakan kurus itu melangkah menuju podium untuk sharing. Dengan seragam Abu abu yang begitu rapi Supriono Shixiong mengucapkan Terima Kasih kepada Yayasan Buddha Tzu Chi atas bantuan sumbangsih serta perhatian yang telah di berikan pada anaknya. Ia juga sudah iklas akan kepergian anaknya. Namun cinta kasih yang di berikan Tzu Chi tetap bisa dirasa olehnya. Hal inilah yang mendorong Supriono Shixiong untuk bertekad ikut bersumbangsih menjadi donatur dan akhirnya berikrar menjadi relawan Tzu Chi. “Saya ingin ikut membantu sesama yang menderita, bersumbangsih lewat tenaga dan pikiran,” Ujar Supriono.

Di kesempatan ini juga Yang Pit Lu yang biasa akrab di sapa Lulu Shijie juga memaparkan tentang penanganan pasien khusus yang ada di Indonesia khususnya di Jakarta. Ia menceritakan tantang kondisi umum pasien Tzu Chi yang hidup di bawah garis kemiskinan. Pendapatan yang rendah, lingkungan yang kumuh serta tempat tinggal yang tidak layak. Kondisi ekonomi mereka yang demikian membuat mereka tidak bisa mendapatkan pengobatan yang layak apabila salah satu keluarga mereka ada yang sakit. Walau mereka sudah ada surat SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu) dari daerah tempat tinggal mereka namun mereka tetap tidak berani berobat ke rumah sakit dengan berbagai alasan. Salah satunya adalah biaya berobat. Oleh karena itu kehadiran Misi Amal Bakti Tzu Chi sangat membantu keluarga ini. Selain memberi bantuan pengobatan Relawan senantiasa melakukan kunjungan kasih.

Lulu Shijie memberi beberapa contoh Gan En Hu. Salah satunya Suciwati yang mendapat bantuan Tzu Chi kini sudah bisa bersumbangsih lewat Celengan bambu serta mengumpulkan sampah daur ulang untuk di sumbangkan ke Tzu Chi. Walau hidup ibu 6 anak ini pas pasan namun tidak menyurutkan niatnya untuk ikut bersumbangsih membantu orang yang membutuhkan.

Sharing 4 in 1 diakhiri oleh Sugianto Kusuma Shixiong selaku Wakil ketua Tzu Chi Indonesia yang menyatakan bahwa hari ini adalah hari yang penuh kebahagiaan. Apalagi melihat peserta donatur yang datang sekitar 5000 orang ini membuktikan sebuah harapan akan masa depan Tzu Chi Indonesia yang akan datang penuh dengan harapan. Semoga akan menambah panjangnya barisan relawan Tzu Chi. Jam menunjukan pulul 17:30 kegiatan pun usai. Seluruh peserta keluar dari ruang dengan wajah ceria dan senyum mengembang di bibirnya. Dengan usainya kegiatan hari ini bukanlah berakhir juga tugas relawan Tzu Chi. Tetapi ini barulah awal kita akan memulai sebuah langkah yang lebih besar serta lebih cepat dari hari hari sebelumnya dalam menebar cinta kasih dan kasih sayang di seluruh penjuru di Bumi Indonesia sesuai pesan Master Cheng Yen.        

  
 

Artikel Terkait

Menghargai Perbedaan Sejak Dini

Menghargai Perbedaan Sejak Dini

04 November 2019

TK Tzu Chi mengundang TK Nurul Islam, TK Stella Maris, dan TK Pelangi Kasih untuk mewakili agama Islam, Katolik, dan Kristen dalam upaya mengajarkan anak-anak akan Kerukunan dalam Keberagaman.

Syukuran Menyambut Tahun Baru

Syukuran Menyambut Tahun Baru

02 Februari 2024

Setiap akhir tahun penanggalan lunar, Tzu Chi Medan selalu mengundang gan en hu dan anak asuh pulang ke rumah batin yaitu rumah Tzu Chi. Relawan menyambut kepulangan mereka seperti keluarga sendiri. Seperti yang dilakukan relawan Tzu Chi di Hu Ai Mandala.

Berdonor Darah di Sei Rokan

Berdonor Darah di Sei Rokan

05 Oktober 2018
Relawan Tzu Chi Perwakilan Sinar Mas Xie Li Siak bekerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) unit donor darah Pekanbaru mengadakan kegiatan donor darah yang dilaksanakan pada Jumat, 21 September 2018.
Orang yang berjiwa besar akan merasakan luasnya dunia dan ia dapat diterima oleh siapa saja!
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -