Tekad dan Niat di Jalan Bodhisatwa Tzu Chi
Jurnalis : Calvin (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun), Fotografer : Mie Li, Vincent (Tzu Chi Tanjung Balai Karimun)Untuk memantapkan langkah relawan, Minggu, 11 April 2021, Tzu Chi Tanjung Balai Karimun melantik empat relawan calon komite yaitu; Moei Soen, Arisman, Desy dan Indra Wijaya.
Para relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun mengikuti Pelatihan Relawan Calon Komite yang digelar oleh Tzu Chi Indonesia, Minggu 11 April 2021. Pelatihan ini berlangsung secara online melalui Zoom.
Kegiatan pelatihan relawan calon komite tahun ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya karena wabah virus Covid-19 yang masih merebak. Para relawan pun mengikuti pelatihan dan pelantikan di masing-masing wilayah sesuai dengan domisili. Walau digelar secara online, para relawan calon komite diharapkan bisa mendapat pengalaman yang dibagikan oleh relawan senior dan diterapkan sebagai teladan saat melakukan kegiatan ke depannya.
Sekitar pukul 07.30 WIB, sebanyak 12 relawan sudah berdatangan ke Kantor Tzu Chi Karimun untuk mengikuti kegiatan. Tahun ini di Tzu Chi Karimun akan dilantik empat relawan calon komite, yaitu Moei Soen, Arisman, Desy, dan Indra Wijaya. Untuk memantapkan langkah mereka di jalan Bodhisatwa Tzu Chi, mereka harus mengikuti kegiatan ini.
Tentu saja ke depannya mereka akan mengemban tanggung jawab yang lebih besar di Tzu Chi. Untuk itu mereka harus selalu ingat nasihat dari Master Cheng Yen bahwa kebajikan perlu disertakan dengan kebijaksanaan. Karena itu relawan Tzu Chi tidak hanya berbuat banyak ke luar, namun juga membina diri ke dalam. Tujuannya untuk memantapkan langkah relawan dalam menjalani kegiatan Tzu Chi sekaligus membina diri.
Menjaga Tekad, Menjalankan Ajaran, dan Memikul Tanggung Jawab dalam Kebahagiaan adalah tema yang diberikan kepada para relawan calon komite pada kegiatan ini. Kegiatan diawali dengan penghormatan kepada Master Cheng Yen, setelah itu ada materi yang dibawakan oleh dua relawan dari Jakarta, yakni Chia Wen Yu dan Haryo Suparmun.
Indra Wijaya, relawan calon komite yang berasal dari Kelurahan Buru, Kec. Buru, Kabupaten Karimun.
Materi pertama yang dibawakan Chia Wen Yu berjudul Hati Seluas Samudera. Pada materinya, ia mengatakan bahwa Tzu Chi selalu berada di garda terdepan saat menghadapi bencana besar. Tzu Chi juga menggalakkan pola makan vegetaris untuk melindungi bumi. Selain itu bahwa relawan harus melatih diri dari waktu ke waktu, dan air dharma bisa mengobati virus batin.
Setelah itu materi dilanjutkan Haryo Suparmun dengan tema Ajaran Jing Si dan Mazhab Tzu Chi. Pada materinya terdapat empat kesimpulan yang bisa dijadikan teladan bagi para relawan. Pertama, para relawan tidak hanya mau berlatih untuk diri sendiri dan mementingkan diri sendiri, lalu mendapatkan manfaat baik untuk sendiri juga harus memberi manfaat bagi orang lain dan dunia. Ketiga, tidak hanya membersihkan batin sendiri, tetapi juga mengubah kerisauan makhluk hidup menjadi bersih.
“Seperti bunga teratai yang tetap bersih walaupun tumbuh di lumpur, tidak ternoda dan juga dapat memurnikan dirinya sendiri,” jelasnya.
Lalu yang keempat; membimbing dan menyelamatkan diri sendiri dan orang lain, memberi manfaat pada orang lain dan diri sendiri.
Selain kedua materi tersebut, ada juga sesi talkshow bertemakan Misi dan Tanggung Jawab. Pada sesi ini ada relawan Tzu Chi dari Batam dan Medan berbagi pengalamannya selama menapaki jalan Bodhisatwa di Tzu Chi.
Setelah mendengarkan pengalaman inspirasi, tiba saatnya para relawan calon komite dilantik oleh setiap ketua harian di wilayah mereka masing-masing.
Welas Asih Menyingkirkan Hambatan
Indra Wijaya saat menjalankan kunjungan kasih di Pulau Buru.
Indra Wijaya (24) adalah relawan yang dilantik menjadi relawan calon komite. Ia berasal dari Kelurahan Buru, Kecamatan Buru, Kabupaten Karimun. Jalinan jodohnya dengan Tzu Chi berawal dari DAAI TV dan lebih mengenal Tzu Chi setelah melihat media sosial Facebook Tanjung Balai Karimun.
Pada tahun 2018 ia mulai bergabung menjadi relawan Tzu Chi dan mulai aktif menjalankan kegiatan Tzu Chi di pulau tempat tinggalnya yang berada di Buru. Ia semakin tertarik dengan Tzu Chi karena melihat relawan yang selalu membantu orang yang membutuhkan. Ia juga ingin melakukan hal tersebut di pulau tempat tinggalnya.
"Misi yang sangat menginspirasi saya adalah Misi Kesehatan. Dengan Misi Kesehatan itu saya bisa lebih dekat lagi sama pasien, dan merasakan kayak mana penderitaan orang lain, dan kita juga sangat bahagia apabila melihat mereka bisa sembuh dari bantuan kita," ungkapnya.
Perjalanannya untuk menjadi calon komite sangatlah tidak mudah baginya. Untuk mengikuti kegiatan Tzu Chi saja ia harus menyeberang lautan dari pulau tempat tinggalnya ke Karimun dengan menggunakan transportasi laut yaitu speedboat. Waktu tempuh dari Pulau Buru ke Karimun kurang lebih 30 menit. Tetapi tekad dan niat membuatnya semakin kokoh di jalan Bodhisatwa Tzu Chi hingga menjadi calon komite.
"Saya membulatkan tekad untuk menjadi relawan cakom (calon komite) yaitu ingin mengenal lebih banyak misi di Tzu Chi. Saat ini saya masih mengenal sedikit, dan ke depannya bisa lebih banyak membantu orang lain, dan menjadi pribadi yang lebih baik,” tutur Indra.
Tzu Chi Tanjung Balai Karimun, tambah Indra, memiliki banyak relawan yang menginspirasinya untuk berbuat kebajikan. Terlebih, keluarganya juga selalu mendukung. Karena itu tak ada hambatan yang dirasakannya selama menjadi relawan Tzu Chi.
Setelah menjadi relawan calon komite, Indra berharap bisa menjadi pribadi yang lebih baik dan merangkul lebih banyak relawan di pulau Buru. Ia juga ingin bertemu dengan Master Cheng Yen.
Seperti salah satu Kata Perenungan Master Cheng Yen yang berkata, "Dengan membangun sebuah tekad akan membuat diri kita tekun mencari jalan untuk meningkat ke atas. Sebaliknya jika tidak mau membangun tekad akan membuat diri kita merosot ke bawah."
Editor: Khusnul Khotimah