Tekad untuk Tidak Menciptakan Karma Buruk

Jurnalis : Fanny Aprilia (Tzu Chi Pekanbaru), Fotografer : Ervyna, John Andrew, Tommy Sulianto (Tzu Chi Pekanbaru)


Penyelam Sutra memperagakan Sutra Pertobatan Air Samadhi pada acara Pemberkahan Akhir Tahun 2020, Minggu, 24 Januari 2021.

Master Cheng Yen pernah berkata, “Kita harus mendongak untuk bertobat”. Hal inilah kemudian yang menginisiasi Tzu Chi Pekanbaru untuk mengadakan Persamuhan Dharma Sutra Pertobatan Air Samadhi Bab Rintangan Karma.

Sutra Pertobatan Air Samadhi berisi ajaran bagi orang-orang untuk bertobat dan menghindari perbuatan karma buruk. Terlebih lagi pada situasi pandemi Covid-19 saat ini, Master berpesan bahwa salah satu obat mujarab untuk menghadapi pandemi adalah dengan tulus bertobat dan bervegetaris.

Pada kesempatan tersebut, relawan Tzu Chi Pekanbaru memutuskan untuk mengajak lebih banyak orang untuk mendalami Sutra. Pendalaman Sutra dilakukan dengan tidak hanya dengan membacanya saja namun juga mempelajari dan memeragakan miao yin pada acara Pemberkahan Akhir Tahun 2020, Minggu, 24 Januari 2021.


Mariany Heriko bersama suaminya, Iswardi saat mengikuti bedah buku tentang Sutra Pertobatan Air Samadhi beserta latihan miao yin secara online.

Mengingat situasi saat ini yang berbeda dengan sebelumnya, Pemberkahan Akhir Tahun 2020 dilakukan dengan format semi daring. “Untuk menghindari relawan yang berkumpul dalam jumlah banyak, sehingga penyelam Sutra yang hadir hanya sebanyak 18 orang. Sebagian lagi hadir secara daring atau online melalui aplikasi Zoom Meeting,” ungkap Mettayani, Ketua Hu Ai Tzu Chi Pekanbaru.

Proses latihan miao yin dilakukan sejak November 2020, diiringi pula dengan kegiatan bedah buku yang diadakan pada setiap Rabu untuk lebih mendalami makna Sutra yang akan diperagakan. Meski terbatas hanya diadakan melalui online dengan aplikasi Zoom, hal tersebut tidak mengurangi pemahaman dan tekad para peserta untuk lebih mendalami Sutra. Mariany Heriko mengungkap bahwa, menurutnya penting untuk terlebih dahulu memahami apa isi Dharma tersebut, untuk kemudian dapat lebih menjiwai saat memeragakan miao yin.


Pemberkahan Akhir Tahun 2020 dilakukan dengan format semi daring.

Di pertengahan acara Pemberkahan Akhir Tahun 2020, diisi dengan berbagai sharing dari para penyelam Sutra. Mereka antara lain: Noverina, Le keng, dan Dewi. Masing-masing dari mereka punya kesan dan ikrar setelah mengikuti Sutra Pertobatan Air Samadhi.

“Awalnya saya memberanikan diri untuk mengikuti miao yin kemudian berikrar untuk bervegetaris selama 108 hari. Kemudian setelah mempelajari lebih lanjut, ternyata ini merupakan Dharma namun disajikan dalam bentuk lagu sehingga membuat saya lebih tertarik untuk mempelajarinya,” cerita Noverina.

Lekeng, seorang relawan komite sekaligus penyelam Sutra, di usianya yang terbilang sudah tidak lagi mudah untuk mempelajari sesuatu tetap bertekad untuk ikut belajar dan memperagakan miao yin. Melalui kegiatan tersebut beliau berikrar untuk bervegetaris sampai nafas terakhirnya dan mengajak lebih banyak orang untuk turut bervegetaris. Tidak hanya Le keng, Dewi juga berikrar untuk bervegetaris seumur hidupnya.


Noverina (baju putih) membagikan cerita bahwa awalnya ia memberanikan diri untuk mengikuti miao yin dan berikrar untuk bervegetaris selama 108 hari. Ia juga semakin mendalami isi Sutra karena lagu tersebut merupakan intisari Dharma.

Acara dilanjutkan dengan menyaksikan ceramah Master, kemudian membangun ikrar memberikan zhu fu untuk Master dan ditutup dengan doa bersama.

“Melalui Persamuhan Dharma Sutra Pertobatan Air Samadhi, kita menyadari bahwa sebenarnya manusia dalam kehidupan sehari-hari, seringkali tanpa disadari telah menciptakan karma melalui tubuh, ucapan, maupun pikiran. Oleh sebab itu, sudah saatnya kita menghindari perbuatan karma buruk dan memperbanyak kebajikan demi semua makhluk,” tutup Iswardi, salah satu penyelam Sutra.

Editor: Metta Wulandari

Pemberkahan Akhir Tahun 2020 dilakukan dengan format semi daring.


Artikel Terkait

Pemberkahan Akhir Tahun: Benih Kebajikan yang Bertunas

Pemberkahan Akhir Tahun: Benih Kebajikan yang Bertunas

06 Februari 2014 Acara ini merupakan wujud apresiasi Master Cheng Yen kepada para donatur dan insan Tzu Chi yang telah mendukung kelancaran kegiatan Tzu Chi selama satu tahun yang berlalu.
Menggenggam Jalinan Jodoh dengan Para Penerima Bantuan

Menggenggam Jalinan Jodoh dengan Para Penerima Bantuan

16 Desember 2019

Relawan Tzu Chi Tebing Tinggi mengadakan kegiatan Pemberkahan Akhir Tahun 2019 bagi penerima bantuan Tzu Chi Minggu, 8 Desember 2019. Kegiatan dihadiri sekitar 30 orang penerima bantuan beserta keluarga yang mendampinginya.

Pemberkahan Akhir Tahun : Semangat dalam Keterbatasan

Pemberkahan Akhir Tahun : Semangat dalam Keterbatasan

03 Februari 2015

Pada saat menjalani pengobatan di Taiwan, ia juga berkesempatan untuk bertemu dengan Master Cheng Yen, pendiri Yayasan Buddha Tzu Chi dan beliau berpesan kepada Sofyan bahwa “Walaupun mata Sofyan gelap, namun hati Sofyan harus tetap terang”.

Jika selalu mempunyai keinginan untuk belajar, maka setiap waktu dan tempat adalah kesempatan untuk mendapatkan pendidikan.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -