Teknik Wawancara

Jurnalis : Yuliati, Fotografer : Hadi Pranoto
 
 

foto
Pada tanggal 28 Agustus 2012, diadakan kelas teknik menulis bagi relawan 3 in 1 Tzu Chi.

Sayup-sayup terdengar suara gumanan orang berbicara yang memecah keheningan di sebuah ruangan persegi yang tidak terlalu luas dengan hawa sejuk di dalamnya, tepatnya di ruang pertemuan lantai 5 tower 2 gedung Tzu Chi pada hari Selasa, 28 Agustus 2012. Pada saat itu, jarum jam pendek menunjukkan angka diantara 6 dan 7 sementara jarum panjang hampir mengarah pada angka 6. Tidak lama kemuadian muncul nada keras dan jelas keluar dari layar monitor pertanda kelas pelatihan menulis akan dimulai. Dengan gesit para peserta memasang speaker alat penerjemah pada telinga masing-masing dan menekan tombol “On” pada alat tersebut agar bisa memahami materi yang disampaikan dengan gamblang.

Perlu Teknik Jitu
Dimulai dengan pengantar dari pemandu acara dan diawali dengan penghormatan kepada Master Cheng Yen sebanyak 3 kali acara segera berlangsung. Materi pertama mulai, tampak dan suara pembicara mulai terdengar. Kelas menulis pertemuan ketiga ini diikuti oleh sekitar 20 orang dengan peserta yang sama seperti kelas menulis pertemuan sebelumnya. Pembicara mulai menyampaikan materi yang akan dipelajari secara garis besar lebih mengarah pada praktik kehidupan sehari-hari ketika terjun ke lapangan dalam liputan.

Melakukan wawancara pada saat liputan membutuhkan teknik-teknik yang tepat dalam memberikan pertanyaan kepada narasumber yang diwawancarai. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan wawancara adalah bagaimana cara wawancara, bagaimana cara mengajukan pertanyaan, bagaimana cara mencari pertanyaan, dan bagaimana dalam mewawancarai narasumber tidak hanya sekedar bertanya sesuai dengan daftar pertanyaan yang sudah disusun, melainkan bertanya dengan suasana yang memberikan kenyamanan pada narasumber dan menggali lebih dalam mengenai narasumber sesuai pertanyaan yang diajukan sehingga akan memperoleh kisah yang menyentuh.

Memberikan ice breaking di awal sebelum mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat menjurus pada topik pembicaraan. Dengan cara memperkenalkan diri, menjelaskan alasan kenapa harus mewawancarai dirinya, menjelaskan durasi waktu wawancara berapa lama dan arah hasil wawancara akan muncul dimana. Ice breaking dilakukan agar narasumber tidak merasa tegang dan suasana menjadi cair. Setelah suasana sudah mulai cair kemudian bertanya sesuai dengan apa yang ingin di tanyakan dan memotong pembicaraan jika penjelasan narasumber kurang sesuai dengan yang diharapkan atau jawaban-jawaban yang diberikan sudah mulai menyimpang.

foto   foto

Keterangan :

  • Kelas yang sudah ketiga kalinya ini mengangkat topik mengenai teknik wawancara (kiri).
  • Kelas ini diadakan di 3 negara, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Singapura (kanan).

Melakukan wawancara bisa dilakukan secara tertutup dan terbuka. Jika melakukan wawancara secara tertutup, jawaban yang diperoleh singkat dan pasti tetapi jika melakukan wawancara secara terbuka, jawaban yang diperoleh secara rinci. Ketika liputan bisa melakukan kedua cara dalam wawancara baik secara tertutup maupun terbuka, tetapi bisa juga langsung secara terbuka disesuaikan dengan kebutuhan.

Sikap dan emosi dalam wawancara perlu dijaga di depan narasumber dengan cara mengontrol emosi dan menunjukkan raut wajah yang humanis. Tempo bicara dipelankan ketika wawancara sehingga tidak menjadi tegang dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.melakukan wawancara juga perlu memperhatikan pause/jeda dengan tidak memberikan pertanyaan secara bertubi-tubi. Memperjelas pertanyaan kembali jika jawaban belum sesuai dengan yang diharapkan.

Salah satu contoh menulis sebuah “kisah relawan” perlu memperhatikan hal-hal yang harus dipertanyakan mengenai latar belakang narasumber, asal usul, perubahan, titik balik, masa depan. Pada dasarnya hal-hal kecil yang tidak terduga bisa digali lebih dalam yang dapat dijadikan inspirasi banyak orang, sehingga banyak pembaca yang hatinya tergugah dengan kisah yang ditulis.

 

 
 

Artikel Terkait

Bukan Sekadar Sampah

Bukan Sekadar Sampah

03 Maret 2011 Pada tanggal 20 Februari 2011 jam 09.00 WIB dilakukan kegiatan pengumpulan sampah daur ulang, semua warga sangat mendukung. Relawan juga menjelaskan pentingnya kebiasaan melakukan kegiatan pelestarian lingkungan, serta menerangkan barang-barang apa saja yang dapat didaur ulang dan apa saja yang tidak.
Kuatnya Hati Seorang Ibu

Kuatnya Hati Seorang Ibu

21 Mei 2021

Menjadi orang tua tunggal dari lima anak, juga menjadi ibu sekaligus ayah bagi anak yang beranjak remaja dan ada yang masih balita, itulah peran yang dilakoni Tjhua San San. Walaupun berat, ia tulus menjalaninya.

Saatnya untuk Action

Saatnya untuk Action

22 November 2019

Demi mensosialisasikan program WAVES (We Are Vegetarians and Earth Saviors), Tzu Ching kembali berkumpul di Aula Jing Si Batam pada Minggu siang, tanggal 17 November 2019. Ada sebanyak 25 orang peserta yang menghadiri sosialisasi kali ini.

Berbicaralah secukupnya sesuai dengan apa yang perlu disampaikan. Bila ditambah atau dikurangi, semuanya tidak bermanfaat.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -