Teladan Nyata bagi Murid Strada Santa Maria

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Khusnul Khotimah

Para murid antusias menuang celengan sehingga terkumpul donasi yang relatif banyak. Bagi Tzu Chi dan pihak sekolah, bukan soal jumlah donasinya, tetapi soal kepedulian terhadap orang lain.

Usia remaja lebih membutuhkan teladan nyata dari pada sekedar kata-kata. Hal itu disadari betul oleh Kepala sekolah dan para guru SMP Strada Santa Maria Tangerang. Karena itu mereka menghadirkan relawan Tzu Chi ke sekolah untuk menularkan semangat berbagi.

Pagi itu, Kamis 25 Agustus 2016, pelajaran sekolah tak berlangsung di kelas, melainkan di lapangan sekolah. Para murid SMP Strada Santa Maria antusias menyimak materi yang disampaikan Andre Zulman, seorang staf dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.

“Bayangkan, anak ini dari kecil sudah mendapat cobaan seperti itu (bibir sumbing dua sisi). Penghasilan ayahnya tadi hanya sekitar Rp 15.000. Ayahnya mengumpulkan uang dari pendapatan itu untuk operasi anaknya Ahmad Rikafi. Kira-kira cukup tidak?,” tanya Andre kepada para murid usai menonton tayangan tentang Ahmad Rikafi.

“Tidak,” jawab para murid serempak.

Ahmad Rikafi adalah seorang balita berusia dua tahun yang merupakan salah satu pasien bibir sumbing yang telah ditangani oleh Tzu Chi. Bibir sumbing dua sisi yang dialami Rikafi membuatnya kesulitan makan, minum dan berbicara. Ayahnya yang bekerja serabutan tak bisa membiayai operasi bibir sumbing anaknya.

“Jadi kalau di sini teman-teman yang dapat uang jajan pasti dipakai habis kan sehari. Tapi bapak ini Rp 15.000 itu buat beli makan, buat nabung dan kebutuhan lain. Kalau seperti itu memang kondisinya memprihatinkan. Di sini teman-teman bersyukur tidak bisa sekolah?,” lanjut Andre. 

“Bersyukur,” jawab para murid.

“Punya badan yang sehat bersyukur tidak?,”

“Bersyukur,” jawab para murid lagi.

“Jadi kita harus merasa bersyukur. Kita juga harus bersyukur dari kisah hidup orang lain. Tapi Ahmad Rikafi yang punya bibir sumbing itu sembuh bukan karena Tzu Chi. Tetapi karena orang lain. Karena apa? Karena sudah banyak yang menggunakan Celengan Bambu untuk membantu sesama. Memang kalau dilihat, dikumpulkan ya tidak mungkin bisa satu orang, tapi kalau bersama-sama kita bisa mengubah kehidupan orang,” jelas Andre.

Para murid SMP Strada Santa Maria Tangerang begitu semangat mengikuti kegiatan meski panas mulai merata di halaman sekolah.

Relawan Tzu Chi membagikan celengan baru untuk murid yang bersedia dan belum pernah mendapatkannya.

Tampak anak-anak terharu usai menonton video Rikafi dan mengambil pelajaran dari kisahnya. Sementara itu Celengan Bambu Tzu Chi sudah tak asing bagi sebagian murid SMP Strada Santa Maria. Tahun lalu, murid kelas 9 berkunjung ke kantor Tzu Chi di Pantai Indah Kapuk Jakarta dan melakukan pemilahan sampah di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi Cengkareng. Mereka juga membawa pulang Celengan Bambu. Kini setelah lebih dari empat bulan berselang, murid kelas 9 bersama-sama menuang celengan mereka ke kolam dana.

Amabel kelas 9A mengaku sangat bahagia usai menuang celengannya. Ia bersyukur bisa ikut serta menabung di Celengan Bambu. “Itu uang jajan saya sendiri. Pokoknya saya senang sekali. Setelah menuang itu saya kok seperti punya semangat baru untuk belajar lebih giat lagi,” kata Amabel.

Usai penuangan, Kepala Sekolah, Agustinus Supriyadi mengingatkan para muridnya bahwa dengan melakukan kebaikan bersama-sama, makin banyak orang dapat terbantu. “Anak-anakku sekalian, tadi kita saksikan kalau hanya satu orang ternyata dayanya kecil. Begitu kita bersama, ternyata dayanya luar biasa. Ternyata anda luar biasa. Maka pakailah ilmu sapu. Sapu lidi itu kalau hanya satu lidinya maka tak bisa, tapi begitu disatukan maka menjadi kuatnya,” ujar Agustinus.

Agustinus menambahkan, celengan bisa jadi sekedar memindah uang dari orang tua ke celengan. Karena itu ada salah satu cara bagaimana terlibat langsung. Misalnya dengan mengumpulkan botol plastik di rumah lalu dibawa ke sekolah dan hasilnya bisa didonasikan. Ini juga sekaligus bentuk pelestarian lingkungan.

Sementara itu, para relawan Tzu Chi juga membagikan celengan baru untuk murid yang belum pernah mendapatkannya. Salah satunya Viriya dari kelas 7B. Viriya mengatakan, dirinya bertekad akan menyisihkan uang jajan dengan harapan sedikit banyak membantu anak-anak dari keluarga kurang mampu. “Tadi saya melihat bahwa kebaikan bisa dilakukan dengan cara seperti itu. Saya merasa bersyukur karena dapat bersekolah. Karena itu saya akan lebih banyak membantu,” ungkap Viriya. 

Murid dan guru serta relawan memperagakan lagu isyarat tangan yang berjudul Satu Keluarga. 

Pihak sekolah menyerahkan donasi sampah daur ulang kepada Yayasan Tzu Chi sebagai wujud nyata pelestarian lingkungan.

Guru Bimbingan Konseling (BK), Robertayatni Widanarsih atau yang akrab disapa Bu Wiwid memiliki kesan yang mendalam dari kegiatan ini. Ia mengatakan kegiatan ini sangat positif karena menggugah kepedulian sosial muridnya. Ia berharap kepedulian sosial terutama ditunjukkan kepada teman-temannya. Jika ada teman yang jatuh atau sakit, mereka bisa lebih peduli.

“Sekarang ini kan banyak yang masing-masing atau individualisme. Karena itu kami berterima kasih kepada Yayasan Tzu Chi karena memang hal-hal seperti ini memang tak bisa disampaikan oleh guru saja, tapi juga dari bukti nyata,” ujar Bu Wiwid.

Kegiatan kemudian ditutup dengan penyerahan donasi berupa sampah yang bisa didaur ulang dari pihak sekolah kepada Yayasan Tzu Chi sebagai wujud nyata pelestarian lingkungan yang akan terus dikembangkan di SMP Strada Santa Maria Tangerang.


Artikel Terkait

Mengumpulkan Koin Cinta Kasih di Tanjung Batu

Mengumpulkan Koin Cinta Kasih di Tanjung Batu

04 Juli 2014

Dengan semangat dan ketulusan hati, para relawan Tzu Chi Tanjung Balai Karimun dan relawan Tanjung Batu bergabung bersama untuk mengumpulkan celengan bambu disetiap toko dan rumah warga yang kala itu telah dibagikan celengan bambu Tzu Chi. 

Senang Menjadi Bagian dari Pemberi Harapan

Senang Menjadi Bagian dari Pemberi Harapan

23 September 2019

Penuangan celengan bambu di lingkungan Agung Sedayu Group ke- 11 dimulai hari ini, 23 – 27 September 2019. Salah satunya yang dilakukan hari ini, Senin, 23 September 2019 di Fresh Market PIK, Jakarta Utara.

Walau berada di pihak yang benar, hendaknya tetap bersikap ramah dan bisa memaafkan orang lain.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -