Tercapainya Sebuah Niat

Jurnalis : Aping Rianto (He Qi Utara), Fotografer : Aping Rianto dan Suhendra (He Qi Utara)

fotoDr. Damayanti, seorang dokter yang bertugas di RS Royal Progress turut menyumbangkan darahnya. Setelah dua kali gagal, pada kali yang ketiga ini sang dokter akhirnya berhasil mendonorkan darahnya.

Ronald (29), sudah lama memendam keinginan untuk mendonorkan darahnya, tetapi niat itu belum bisa terwujud. Ikut mendonorkan darah pada hari kerja tidaklah memungkinkan bagi Ronald, karena pada hari–hari kerja ia sangat disibukkan dengan berbagai aktivitas dan pekerjaannya.

 

 

Ayah dari dua orang anak yang bertempat tinggal di kawasan Kelapa Gading ini sangat bergembira ketika mendapat kabar dari seorang teman bahwa hari Minggu, 23 Oktober 2011 akan ada kegiatan donor darah di RS Royal Progress Sunter, Jakarta Utara. Walau baru pertama kali mendonorkan darah, Ronald tampak tenang dan santai. “Senang dapat membantu orang lain dan dalam hidup ini ini kita harus berbuat baik,“ demikian komentar Ronald dengan wajah yang memancarkan kegembiraan karena niatnya untuk donor darah kini sudah tercapai.

Dokter Damayanti, seorang dokter  umum yang bertugas di RS Royal Progress turut pula menyumbangkan darahnya. Telah dua kali dr. Damayanti berniat untuk menyumbangkan darahnya dalam kegiataan donor darah yang diselenggarakan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi di rumah sakit tempatnya bekerja. Sayang dalam dua kali yang lalu itu, dr. Damayanti gagal mendonorkan darahnya. Ia tidak dapat menyembunyikan kegembiraannya karena pada kali ini ia berhasil mendonorkan darahnya.  “Menolong orang  lain dan  juga baik utuk tubuh kita sendiri, “ jelas dr. Damayanti ketika ditanya alasannyanya mau mendonorkan darahnya. “Ketika donor darah, darah  kita diambil dari pembuluh darah vena yang darahnya seperti CO2 dan merangsang  pembentukan darah baru,” lanjut dr. Damayanti menerangkan.

foto  foto

Keterangan :

  • Para relawan Tzu Chi dengan sigap turut membantu petugas PMI menurunkan barang-barang dari atas mobil. (kiri)
  • Banyak relawan Tzu Chi yang bertugas juga memanfaatkan kesempatan ini untuk turut berdonor darah. (kanan)

Seorang pendonor lainnya bernama Yono (35), salah seorang karyawan RS Royal Progress di bagian rumah tangga. Sebenarnya hari Minggu ini adalah hari libur bagi Yono, tetapi ayah dari satu anak yang tinggal di Babelan, Bekasi ini khusus datang untuk berdonor darah. Hari libur yang untuk sebagian orang biasanya digunakan untuk berjalan-jalan ataupun bersantai di rumah, tidak menjadi penghalang bagi Yono untuk melaksanakan niat berbuat kebajikan dengan menyumbangkan darahnya. Begitu pula dengan rarak yang cukup jauh dari rumah menuju lokasi serta kondisi lalu lintas yang macet tidak menyurutkan niatnya. Dari tiga donor di atas sebagai narasumber didapat jawaban yang senada bahwa acara donor darah yang diselenggarkan oleh Yayasan Buddha Tzu Chi ini terorganisir dengan baik, rapi, dan teratur. “Para relawan Tzu Chi sangat care (perhatian),” kata Yono. “Semuanya sudah sangat bagus,” ujar dr. Damayanti ketika diminta pendapatnya mengenai penyelenggaraan acara donor darah ini.

Pendapat, komentar, dan cerita dari tiga narasumber di atas membuktikan asalkan ada niat dan  tekad, tujuan kita akan tercapai bila kita memang bekerja keras untuk mewujudkannnya tanpa memedulikan berapa jauh jalan yang harus ditempuh. Hal ini juga  mengingatkan kita akan satu Kata Perenungan Master Cheng Yen yang berbunyi, “Segala perbuatan harus dimulai dari sebuah tekad, bagaikan menanam  sebatang  pohon yang berasal dari sebutir benih.”

foto  foto

Keterangan :

  • Kesibukan di tempat pendaftaran donor darah, para relawan Tzu Chi melayani setiap calon donor dengan penuh perhatian. (kiri)
  • Ronald duduk menikmati teh manis yang disajikan relawan Tzu Chi selepas berdonor darah. Walau ini merupakan yang pertama kali bagi Ronald berdonor darah, ia nampak tenang dan santai. (kanan)

Cerita dari tiga orang donor ini merupakan rangkuman yang berhasil dihimpun ketika Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, komunitas Hu Ai Sunter mengadakan kegiatan donor darah. Kegiatan yang diadakan pada hari Minggu, tanggal 23 Oktober 2011 ini merupakan yang keempat kalinya di 2011 bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia dan RS Royal Progress. Acara ini berlangsung dari pukul 8 pagi hingga sekitar pukul 11, melibatkan 39 orang relawan dan berhasil menghimpun 39 kantong darah. Sebanyak 15 orang calon donor ditolak karena berbagai alasan kesehatan.

Kesuksesan acara ini adalah hasil dari kerja kompak para relawan dalam mempersiapkan kegiatan yang sudah dimulai beberapa hari sebelum hari-H. Mulai dari pemasangan spanduk di beberapa titik strategis sekitar lokasi kegiataan dan juga pemasangan partisi, penyusunan meja, dan bangku serta persiapan konsumsi untuk mendukung acara ini. Mudah-mudahan kesuksesan kegiatan ini dapat memacu semangat relawan untuk terus berjuang mempraktikan ajaran Jing Si dalam  rangka mewujudkan visi dan misi Tzu Chi. Jia You relawan !

 

 


Artikel Terkait

Beramal Tiada Putus Melalui Dana Abadi

Beramal Tiada Putus Melalui Dana Abadi

09 Juli 2019
“Saya sama sekali tidak merasa rugi karena apabila saya sudah tiada (meninggal), saya masih bisa berdonasi untuk Tzu Chi. Bahkan kebaikannya bisa berlipat karena Program Dana Abadi ini,” kata Hoklay, salah satu relawan Tzu Chi yang mengikuti Program Dana Abadi.
Segudang Manfaat Eco Enzyme

Segudang Manfaat Eco Enzyme

31 Oktober 2020

Belum tergerak untuk bikin Eco Enzyme di rumah padahal sebenarnya sayang banget sama lingkungan? Elly Widjaja, relawan Tzu Chi dari Komunitas He Qi Barat 2 sudah memanfaatkan Eco Enzyme untuk banyak keperluan sehari-hari. Jadi dengan Eco Enzyme, ia pun bisa mengurangi penggunaan produk pembersih berbahan kimia yang merusak lingkungan. 

Perhatian untuk Rifki, Zaskia, dan Alisha

Perhatian untuk Rifki, Zaskia, dan Alisha

10 Agustus 2020

Relawan Tzu Chi mengunjungi salah satu penerima bantuan di wilayah Sawangan, Depok, Jawa Barat. Kali ini relawan mengunjungi Rifki, Zaskia, dan Alisha penderita ADHD yang sudah 5 tahun dibantu oleh Tzu Chi. 

Penyakit dalam diri manusia, 30 persen adalah rasa sakit pada fisiknya, 70 persen lainnya adalah penderitaan batin.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -