Tergerak Menjadi Relawan Tzu Chi

Jurnalis : Khusnul Khotimah, Fotografer : Khusnul Khotimah

Suci Anggraeni tergerak menjadi relawan setelah Tzu Chi membantu biaya implant koklea untuk anak semata wayangnya Raditya Al Yusuf (9). Bagi Suci, ini merupakan caranya memperluas lingkaran kebajikan dengan membantu orang lain melalui kegiatan amal Tzu Chi.

Sudah sebulan ini Suci mengikuti kegiatan Tzu Chi. Di antaranya pembagian paket Lebaran bagi warga prasejahtera di Bekasi. Suci juga berkontribusi pada Gathering Penerima Bantuan Tzu Chi di Depo Pelestarian Lingkungan Tzu Chi di Kelapa Gading, Jakarta Utara yang mana para penerima bantuan Tzu Chi ini menerima bingkisan dan juga Tunjangan Hari Raya (THR) Lebaran.

Pada Gathering penerima bantuan Tzu Chi di komunitas He Qi Timur, 24 April 2022, Suci datang membantu. Pada Gathering ini, para penerima bantuan Tzu Chi mendapat bingkisan sembako, dan 47 orang menerima THR Lebaran.

“Tadi saya juga sempat melihat para penerima bantuan dapat reimburs. Enggak menyangka ternyata ada ini juga. Jadi benar-benar meringankan orang yang butuh,” kesan Suci saat menyaksikan para penerima bantuan biaya kesehatan pada Gathering Penerima Bantuan Tzu Chi akhir April 2022 lalu.

Raditya Al Yusuf yang biasa dipanggil Radit, juga mendapat bantuan di bidang kesehatan. Pada Januari 2022 lalu, Radit menjalani operasi implant koklea di RSPAD Gatot Soebroto. Tak cuma satu telinga, tapi sekaligus dua telinga.

Komunikasi dua arah Radit sudah bagus. Radit sendiri merupakan anak yang ceria dan gampang bergaul.

Sebelumnya di usia 2-7 tahun, Radit sudah memakai implant di telinga kanan, bantuan dari salah satu organisasi istri TNI. Namun alat tersebut rusak dan tak bisa diperbaiki. Alhasil selama satu tahun Radit kembali hidup dalam kesunyian.

Radit yang sebelumnya sudah siap sekolah SD pun terpaksa cuti sampai alat implant koklea baru dapat terbeli. Namun Ibu Radit, Suci merupakan karyawan biasa di logistik farmasi di RS Primaya Hospital, Bekasi. Suci yang juga merupakan orang tua tunggal sejak Radit berusia satu bulan ini pun harus putar otak mencari jalan untuk bisa membelikan Radit alat implant koklea yang relatif sangat mahal tersebut.

Mengajukan Bantuan ke Tzu Chi

Saat Radit berusia 6 bulan, Suci mulai curiga karena menyadari warna bola mata Radit berbeda, satu agak kebiruan, satunya kecoklatan. Ia pun membawa Radit ke dokter mata. Dokter mata kemudian merujuk ke dokter THT. Setelah tes bera, baru diketahui bahwa Radit mengalami gangguan dengar dengan desibel berat, 100 desibel kanan kiri.

Keberadaan internet memang sangat membantu dalam mencari informasi. Begitu juga Suci yang mencari informasi badan amal manakah yang dapat membantu biaya implant koklea. Berbagai artikel tentang kisah penerima bantuan implant koklea dari Tzu Chi pun muncul. Suci pun segera mengajukan bantuan dengan datang langsung ke Tzu Chi Center di Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.

“Tadinya saya diinfokan bahwa ini tidak bisa cepat operasinya, paling cepat 6 bulan (kalau disetujui). Sembari saya kumpulkan data-datanya, Radit saya CT Scan ulang, segala macam, konsul juga ke dokternya,” kata Suci.

Mulanya bahkan Suci tak berpikir mengajukan bantuan untuk dua telinga. Namun setelah berbincang dengan Tarsisius Eko, staf dari Bakti Amal Tzu Chi, ia makin optimis bahwa Tzu Chi akan membantunya, dua implant koklea sekaligus.

“Pak Eko memberi semangat. Pak Eko bilang ‘ibu optimis saja, jangan pesimis,” kenangnya.

Tak lama beberapa relawan Tzu Chi dari komunitas He Qi Timur datang ke rumahnya untuk survei.

“Saat kami datang survei, kami melihat anaknya perkembangannya bagus. Dan niat untuk sekolah, untuk maju sangat bagus. Nah kami membantu supaya anak ini pertumbuhannya juga semakin bagus, bisa lanjut sekolah. Jadi begitu dia minta bantuan, langsung kami proses,” kata Wenny Saari, relawan Tzu Chi.

Wenny Saari, relawan Tzu Chi, saat menjalankan tugasnya pada Gathering penerima bantuan Tzu Chi di komunitas He Qi Timur.

Dari hasil survei dan beberapa pertimbangan, Tzu Chi pun menyetujui permohonan bantuan Radit. Bagi Suci, ini merupakan sebuah rejeki yang luar biasa bagi Radit. Suci tak menyangka, pengajuan bantuannya tersebut disetujui tak sampai tiga bulan. Radit pun menjalani operasi pada Januari 2022.

“Terima kasih banyak kepada Tzu Chi karena sudah membantu Radit supaya bisa belajar lagi. Radit masih butuh belajar, masih umur segini. Kalau misalnya belum dapat bantuan enggak kepikir deh bagaimana. Sekarang Alhamdulillah bisa komunikasi lagi, bisa belajar lagi, sudah mengaji juga,” tutur Suci.

Setelah pemasangan dua implant koklea, kemampuan dengar Radit pun makin bagus. Telinga kiri yang baru dipasang implant juga sudah ada perkembangan. Saat ini, Radit terus menjalani terapi AVT dua pekan sekali, yang satu sesinya berlangsung satu jam. Kata sang terapis, memori Radit tinggal ditingkatkan lagi. Kata tiga perintah perlu diulang-ulang agar memorinya terasah.

“Misalnya, ‘Radit ambil buku, pulpen, pensil.’ Itu harus dilatih, jangan satu-satu biar daya memorinya lebih bagus,” terang Suci.

Radit juga mengikuti les membaca lagi sebagai persiapan masuk SD. Saat PAUD, Radit sudah lumayan bisa membaca, tapi karena sempat tak pakai alat implant koklea selama setahun karena rusak, Radit agak lupa. Suci sungguh bersyukur, Radit hanya perlu cuti satu tahun. Karena sekarang Radit sudah memakai alat implant, pada Juli mendatang, Radit bisa kembali sekolah, yakni kelas 1 SD.

Ladang Berkah di Tzu Chi

Suci turut merasakan bahagia melihat kebahagiaan para penerima bantuan Tzu Chi menerima jatah bantuan mereka.

Wenny Saari, relawan Tzu Chi, turut senang melihat Radit dapat mendengar kembali setelah dua alat implant telah terpasang di telinganya. Wenny tambah senang lagi karena Ibu dari Radit tergerak juga menjadi relawan Tzu Chi.

“Saat ini ibunya Radit karena sudah dibantu dia juga ingin membantu orang lain. Dia sisihkan dari penghasilannya untuk membantu orang lain, untuk kebutuhan anak kekurangan pendengaran ini dia juga pengen membantu orang lain. Saat ini dia sudah terjun jadi relawan. Ibu radit ini luar biasa semangatnya,” kata Wenny.

Bagi Wenny, di Tzu Chi, ladang berkahnya sangat banyak dan tidak akan habis. Di misi amal misalnya, ada berbagai bantuan yang diberikan kepada masyarakat kurang mampu. Belum lagi bantuan yang sifatnya mendadak, seperti bantuan kebakaran. Ada juga bantuan yang diberikan setiap memontum Ramadan, Natal, misalnya. Karena itu relawan-relawan baru tentunya sangat dibutuhkan.

“Kami sebagai relawan Tzu Chi, kami sangat semangat, kami akan bimbing terus dia (relawan baru seperti Suci), supaya dia juga bisa seperti kami jadi relawan yang ikut serta. Karena di sini selain membantu, kita juga dapat berkah bisa membantu orang lain,” tambah Wenny.

Suci sendiri sangat antusias untuk belajar, menjadi seorang relawan Tzu Chi.

“Saya jadi relawan itu mudah-mudahan bisa membantu orang lain lagi. Untuk yang donasi tiap bulan itu juga semoga bisa bantu anak-anak seperti Radit. Walaupun cuma sedikit, mudah-mudah bisa membantu,” pungkasnya.

Editor: Metta Wulandari

Artikel Terkait

Baksos Kesehatan dan Kunjungan Kasih ke Ponpes Nurul Iman

Baksos Kesehatan dan Kunjungan Kasih ke Ponpes Nurul Iman

31 Juli 2023

Tzu Chi Indonesia mengadakan baksos kesehatan di Pondok Pesantren Al-Ashriyyah Nurul Iman, Parung, Bogor, Minggu 30 Juli 2023. Selain relawan dan tim medis TIMA Indonesia, ada juga kunjungan kasih dari para siswa Tainan Tzu Chi Senior High School dan mahasiswa Tzu Chi University, Taiwan.

Menjalani Ujian Hidup dengan Sabar dan Ikhlas

Menjalani Ujian Hidup dengan Sabar dan Ikhlas

21 Februari 2020
Hari-hari yang berat tengah dijalani Mega Apriani (31) selama sembilan bulan ini. Mega mengidap penyakit autoimun yang menyerang saraf otot lalu menjalar ke jantung. Kondisi ini memaksa Mega meninggalkan kampung halamannya di Jambi guna mencari kesembuhan di Jakarta.   
Mengunjungi Oma dan Opa di Cimahi

Mengunjungi Oma dan Opa di Cimahi

30 Mei 2018

Pada Jumat, 25 Mei 2018, para relawan Tzu Chi Kantor Perwakilan Bandung melaksanakan kunjungan kasih ke Panti Wreda Karitas dan Rumah Pemulihan Permata di Cimahi, Jawa Barat. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang diadakan oleh relawan Tzu Chi Bandung.


Kehidupan masa lampau seseorang tidak perlu dipermasalahkan, yang terpenting adalah bagaimana ia menjalankan kehidupannya saat ini.
- Kata Perenungan Master Cheng Yen -